Artikel itu mengatakan bahwa setelah insiden itu, AS tidak hanya tidak mau untuk meminta maaf atas konsekuensi serius dari tindakan ilegal pesawatnya, tetapi juga membuat berbagai alasan untuk melepaskan tanggung jawabnya atas tindakan ilegal pesawatnya, bahkan dengan kasar membuat berbagai tuntutan dan tuduhan yang tidak masuk akal terhadap pihak Tiongkok dengan nada yang mengancam.
Dan akhirnya Tiongkok mengizinkan membawa kembali pesawat dan semua awak pesawat kembali ke AS.
Aib Ke-enam: Pada 2008, helikopter bantuan bencana Wenchuan jatuh.
Pada 12 Mei 2008, terjadi gempa berkekuatan 8,0 di Kabupaten Wenchuan, Provinsi Sichuan. Ketika terjadi bencana alam yang sangat besar ini, sebuah pesawat helikopter angkut dan SAR Mi-171 dari Daerah Militer Chengdu dikirim ke tempat untuk penyelamatan, secara tidak sengaja menabrak gunung dan jatuh.
Para prajurit bantuan bencana semuanya tewas, peristiwanya sama seperti Kedubes Tiongkok yang "secara tidak sengaja dibom" tepat pada tahun itu juga, Amerika juga katanya kebetulan terjadi “kehilangan” area pemindaian GPS. Pada saat itu, helikopter militer Tiongkok ini menggunakan navigasi pen-posisi-an dengan GPS, karena navigasi tidak dapat secara akurat menentukan posisi dan arah, sehingga menabrak gunung.
(Peristiwa ini mengingatkan kita pada pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang promosi di Indonesia 8 tahunan lalu, Pesawat ini jatuh di Gunung Salak setelah lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma pukul 14.12 WIB, Rabu, 9 Mei 2012. Menabrak lereng Gunung Salak, SSJ 100 ini menelan korban sebanyak 45 penumpang termasuk awak pesawat).
Pada saat itu, Tiongkok dan PLA masih tidak cukup kuat, dan peralatan mereka tidak cukup maju. Sejarah penghinaan ini tampaknya terus-menerus mengingatkan Tiongkok: Hanya ketika negara kuat dan pertahanan nasional kuat, Tiongkok baru bisa memiliki masa depan. Sehingga mereka memacu untuk terus berupaya dan berjuang untuk kemajuan teknologinya.
Tampaknya Tiongkok setelah mengalami penghinaan dan pelecehan berulang-ulang kali, mereka bersemangat berupaya untuk menggapai kemajuan teknologi yang tidak mengandalkan pihak asing, terutama untuk bidang teknologi alutisista.
Kemajauan Alutsisa PLA-Tiongkok
- Pada bulan Desember 1999, tank tempur utama 99A resmi masuk dalam pelayanan AD-PLA.
- Pada Januari 2004, jettmepur J-10 generasi ketiga resmi masuk dalam pelayanan AU-PLA.
- Pada bulan September 2012, kapal induk pertama Liaoning resmi masuk dalam pelayanan AL-PLA.
- Pada November 2012, Helikopter Z-10 resmi masuk dalam pelayanan AD-PLA.
- Pada bulan Maret 2014, kapal penghancur pertama 052D resmi masuk dalam pelayanan AL-PLA
- Pada bulan Maret 2017, jet tempur generasi keempat J-20 resmi masuk dalam pelayanan AU-PLA.
- Pada April 2018, Rudal Tiongkok Dongfeng-26 secara resmi masuk dalam pelayanan PLA.
- Pada Oktober 2019, Rudal tiongkok Dongfeng-41 secara resmi diluncurkan
- Pada Juni 2020, Satelit Navigasi Tiongkok Beidou (BDS) akan sudah melengkapi semua jaringan secara global.
Ada banyak, banyak perangkat baru di Tiongkok saat ini. Hari ini, AU-PLA Tiongkok pada dasarnya telah membentuk campuran pertempuran yang kuat dari “pesawat tempur tiga generasi Ke-3 sebagai kekuatan utama, jet tempur generasi ke-4 sebagai tulang punggung.”
Hari ini, sekelompok besar kapal penggempur 052D, 052C, 055 besar, dan 001 kapal induk buatan domestik Tiongkok yang dipimpin oleh kapal Liaoning telah mendukung perbatasan laut Tiongkok.