“New York Times” pada 2 April 2001, melaporkan, sebuah pesawat mata-mata AL-AS pada misi pengawasan rutin dekat pantai Tiongkok bertabrakan pada hari Minggu (1 April) dengan jet tempur Tiongkok yang sedang membuntutinya.
Pesawat Amerika melakukan pendaratan darurat di Tiongkok, dan AS mengatakan sedang meminta kembali dengan segera 24 anggota awak yang semuanya selamat, dan dikatakan pesawat canggih ini semua peralatan intelijennya dalam kondisi baik.
Tabrakan di udara terjadi sekitar 50 mil tenggara Pulau Hainan, Tiongkok, dalam apa yang oleh pejabat AS digambarkan sebagai perairan internasional.
Pesawat Pesawat Mata-mata AS yang lepas landas dari pangkalan udara Amerika di Okinawa, Jepang, mengeluarkan panggilan Mayday tetapi berhasil melakukan pendaratan darurat di pulau itu. Pesawat Tiongkok jatuh di perairan itu.
Tetapi Laksamana Dennis Blair, panglima tertinggi Komando Pasifik AS, mengatakan bahwa pesawat-pesawat Tiongkok menjadi semakin agresif dalam membuntuti pesawat militer Amerika dalam beberapa bulan terakhir, bahkan mendorong AS untuk mengajukan protes: “Itu bukan praktik normal untuk bermain mobil bumper di udara.” katanya (meski memata-matai negara orang lain).
Menurut pihak Tiongkok, AS Serius Melanggar Hukum Internasional. Sebuah artikel dengan judul yag ditulis Li Qin “Pandangan tentang Insiden Tabrakan Pesawat Dari Perspektif Hukum Internasional” yang diterbitkan menekankan bahwa pelanggaran hukum internasional oleh pihak AS sehubungan dengan tabrakan antara pesawat mata-mata militer AS dan jet tempur Tiongkok.
Li Qin menyajikan analisis mendalam tentang insiden tabrakan pesawat dari perspektif hukum internasional.
Pada 1 April 2001, sebuah pesawat mata-mata militer EP-3 AS melakukan pengintaian militer di wilayah udara dekat provinsi pulau Hainan, Tiongkok, dan pihak Tiongkok segera mengirim dua jet militer untuk melacak dan memantau pesawat, kata artikel itu.
Dalam penerbangan, pesawat AS melanggar aturan penerbangan dan tiba-tiba berbelok ke salah satu jet Tiongkok, menabraknya dan menyebabkannya jatuh. Pilot jet Tiongkok itu hilang dan hingga sekarang tidak ada kemungkinan untuk selamat, katanya.
Tepat setelah tabrakan, pesawat AS menyusup ke wilayah udara Tiongkok dan mendarat di Bandara Militer Lingshui di Pulau Hainan tanpa izin dari pihak Tiongkok, sehingga secara serius melanggar kedaulatan teritorial Tiongkok, kata artikel itu.