Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan bahwa Presiden Venezuela Maduro sangat bergantung pada maskapai penerbangan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari dukungan untuk kegiatan anti-demokrasi.
Tindakan ini tidak menghalangi kemampuan orang Venezuela untuk bepergian, karena mereka dapat terus melakukan perjalanan dengan berbagai operator lain yang tidak dikenakan sanksi OFAC.Â
Sebaliknya, tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi penyalahgunaan rezim maskapai penerbangan Maduro. Misalnya, rezim Maduro telah memerintahkan pesawat CONVIASA untuk mempromosikan agenda politiknya sendiri, termasuk mengangkut pejabat rezim ke negara-negara seperti Korea Utara, Kuba, dan Iran.
Menteri Keuangan AS Mnuchin menyatakan bahwa Presiden Venezuela Maduro sangat bergantung/mengandalkan pada maskapai penerbangan ini untuk melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari dukungan, ini jelas suatu pernyataan yang anti-demokrasi.
Bahkan, pejabat senior pemerintah AS mengatakan awal pekan bulan ini bahwa mereka akan memberlakukan tindakan "berpengaruh" pada pemerintah Maduro.
Menlu AS Pompeo juga bertemu dengan pemimpin oposisi Venezuela Guaido dan setuju untuk mendesak Maduro mengundurkan diri sesegera mungkin. Sanksi terhadap pemerintah Maduro adalah langkah pertama dalam merealisasikan rencana tersebut.
Pada 25 Januari 2019, Menlu AS Mike Pompeo mengangkat Elliotte Abrams sebagai Wakil Khusus AS untuk Venezuela.
Dan perwakilan khusus AS yang bertanggung jawab atas urusan Venezuela, Abrams mengancam Rusia, mengatakan bahwa jika Rusia mendukung Maduro, itu akan dijatuhi sanksi lebih lanjutoleh AS.
Maduro menyalahkan Guaido. Dia secara langsung menuduh Guaido menyebabkan AS untuk memutuskan sanksi pada Venezuela yang sudah dalam kesulitan.
Pemerintah Venezuela telah menyatakan niatnya untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Keadilan Internasional terhadap keputusan Washington yang menjatuhkan sanksi kepada industri penerbangan dan grup jasa penerbangan Venezuela.