Bagi pengungsi untuk pergi ke Suriah sudah tidak ada tempat lagi yang aman dan Turki dalam batas tertentu mentolerir mereka datang, dengan alasan jelas untuk propaganda yang mengatakan: tujuan kami untuk memerangi penganiayaan pasukan pemerintah Suriah terhadap "rakyat".
Yang paling jelas dengan alasan untuk mengekspresikan historis kemanusiaan dan tanggung jawabnya untuk melindungi hak untuk hidup saudara-saudara Suriah. Menhan Turki Akar mengatakan: "Untuk mempertahankan gencatan senjata permanen dan stabilitas adalah tujuan utama kami (Turki)".
Akar mengatakan: "Selain operasi militer, kepentingan kemanusiaan dari operasi militer di Suriah juga sangat penting. Kami melanjutkan kegiatan kami di Idlib untuk mencapai gencatan senjata dalam kerangka perjanjian Adana Astana dan Sochi."
Lebih lanjut mengatakan: "Turki menggunakan haknya  untuk membela diri sesuai dengan Pasal 51 Konvensi Internasional untuk mencegah pengungsi dan untuk memastikan keselamatan pasukan kita, orang-orang dan kenyamanan dengan mengakhiri perang di wilayah tersebut. Dalam kerangka Perjanjian Sochi, kami telah memenuhi semua tanggung jawab yang timbul dari jaminan yang disepakati bersama. Sesuai dengan arah ini kami juga memenuhi kebutuhan kami sesuai dengan konsensus Astana."
Menhan Turki menyatakan: "Tujuan utama kami adalah untuk memastikan gencatan senjata dan stabilitas permanen, tetapi setiap serangan terhadap titik-titik pengamatan dan posisi pasukan kami akan direspon dengan cara yang paling keras dan tanpa ragu, dalam lingkup pertahanan kami yang sah. Tapi hanya akan menghantam kekuatan yang menyerang dari pasukan pemerintah Suriah."
Pada saat yang sama, Menhan Turki - Akar mengatakan, "Sejauh ini pasukan Turki telah membalas pasukan pemerintah Suriah degan berhasil menghancurkan dua jet tempur Su-24, satu pesawat tak berawak, delapan helikopter, 103 tank, 19 pengangkut personel lapis baja, 72 artileri/howitzer, 3 sistem pertahanan udara, 15 anti tank/mortir, 56 kendaraan lapis baja, 9 depot amunisi dan menewaskan 2.212 perwira dan prajurit pemerintah Suriah."
Terlepas dari apa yang sedang dilakukan Turki saat ini, atau apa yang telah diumumkan kepada publik, yang tidak diinginkan adalah perang lokal yang dipimpin oleh Turki.
Pada akhir Februari lalu, televisi pemerintah Rusia mengatakan spesialis militer Turki di wilayah Idlib Suriah telah menggunakan rudal untuk mencoba menembak jatuh pesawat militer Rusia dan Suriah.
Turki telah menempatkan dirinya pada pengenkangan dirinya yang tak terbatas, sehingga pada akhirnya tidak punya pilihan lain untuk penyelesaian masalah di perbatasannya. Akibatnya baru-baru ini menderita kerugian besar di Suriah karena pasukan Turki muncul di tempat yang "seharusnya tidak boleh muncul".
Akibatnya, serangan balasan pemerintah Suriah terhadap kelompok-kelompok bersenjata oposisi pemerintah Suriah secara langsung menewaskan 33 tentara Turki.
Laporan itu menambahkan bahwa pesawat-pesawat Rusia dan Suriah terpaksa mengambil tindakan balasan setelah melakukan pemboman terhadap posisi pemberontak. Kemudian pada hari itu serangan udara menewaskan 33 tentara Turki (seperti yang telah disebutkan dia atas) dalam peningkatan ketegangan lebih lanjut.