Pada postingan yang lalu penulis telah kemukakan bagaimana Rusia memberi pelajaran kepada AS atas kepongahannya atas usulan Freedom of Navigation Operations (FONOPs) yang dipaksakan kepada negara-negara di dunia, meskipun menyalahi UNCLOS, maka kini giliran Tiongkok yang memberi pelajaran kepada AS. baca: kompasiana.com/makenyok
Kini AS Baru Merasakan Cita Rasa Operasi Kebebasan Bernavigasi
Baru-baru ini, militer A.S. telah meningkatkan operasinya di sekitar Tiongkok. Tidak hanya mengirim kapal perang dan pesawat tempur ke Laut Tiongkok Selatan (LTS), tetapi juga mengirim pesawat terbang khusus MC130J dan sebuah kapal penjelajah melintasi Selat Taiwan.
Dilaporkan ini adalah untuk pertama kalinya Armada AL-PLA memasuki Belahan Barat Bumi untuk melakukan pelatihan strategis. Â Berita ini mungkin tampak biasa, tetapi memiliki arti penting militer dan politik.
Menurut Deputi Komandan Daerah Militer Nanjing LetJend. Wang Hongguang mengungkapkan di media sosial, formasi kapal perang AL-PLA Armada Selatan berada pada hari yang sama melintasi Selat Bashi (Bashi Channel) terus melaju jauh ke arah timur, dalam keadaan biasa merupakan rute terpendek ke Tropic of Cancer.
Sekitar 500 kilometer selatan Pulau Midway melintasi garis waktu internasional (IDL), dan wilayah laut ini hanya 1.200 kilometer jauhnya dari Kepulauan Hawaii AS yang termasuk wilayah laut rantai ketiga AS.
Jika rudal jelajah di luncurkan pada jarak 1200 km tidak butuh waktu lama untuk mencapai sasaran di AS. Ini merupakan sinyal jelas yang dikirim Tiongkok kepada AS. Bahwa tidak hanya AS yang bisa datang ke pintu depan Tiongkok, sekarang Tiongkok juga bisa ke depan pintu AS dari waktu ke waktu untuk belayar dalam posisi pelatihan strategis.
Armada AL-PLA begitu melewati IDL langsung melakukan latihan penembakan, untuk menunjukkan bahwa mereka bukan sekedar melintas dan berlayar, melainkan melakukan misi utama tentara sebagai deterensi militer.
Menurut laporan yang dibuka untuk umum sebelumnya, gugus formasi armada yang dikirim kali ini terdiri dari kapal pengempur 052D, fregat 054A, kapal logistik/pemasok laut, dan kapal pengintai. Skalanya tidak besar, tetapi yang penting Tiongkok ingin memberitahu AS bahwa mereka hadir.
Akhir-akhir ini Pentagon sedang bekerja keras menggambarkan peta khusus dunia, yang berkaitan dengan lintasan AL Tiongkok dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Media AS juga telah berargumen bahwa aktivitas AL Tiongkok di LTS, Pasifik Barat, dan Samudra Hindia menjadi lebih sering, membuat AS merasa terancam.
Dalam hal ini membuat Tiongkok memahami dengan jelas, kemana pun AL PLA berlayar dan berlabuh sesalu dipantau AS, yang dianggapnya suatu ancaman. Sebaliknya Tiongkok tampaknya juga ingin menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin tertahankan dan terkenkang oleh sikap AS ini.
Tiongkok bahkan menunjukkan kepada AS bahwa AL-PLA tidak akan berdiam di rumah dikarenakan ada beberapa kapal perang AS yang digelar di depan pintu rumah mereka. Maka untuk menunjukkan sikap ini Tiongkok melakukan tindakan balasan dengan berlayar ke lautan lepas yang lebih jauh. Situs militer Tiongkok melaporkan, para prajurit dan perwira dengan gagah berani berlayar dengan siap tempur menuju samudra jauh.
Mereka menganggap 1200 km dari Hawaii bukan tempat yang jauh, dan tujuannya selanjutnya berlayar terus ke timur menuju samudra Pasifik timur.
Selama AS tidak meninggalkan kebijakan terhadap Tiongkok sebagai musuh, namun Tiongkok tampaknya terus bergerak maju. Sebagai prinsip dari kebudayaan kuno Tiongkok yang mengatakan, "orang lain tidak menyerang saya, saya tidak akan menyerang orang lain, jika orang lain menyerang saya, saya pasti menyerang balik."
Kini armada AL-PLA terus bertambah dan semakin canggih. Kali ini gugus armada tempur yang dipimpin kapal penggempur 052D Â secara resmi memasuki Belahan Barat Bumi melalui jalur IDL, memasuki perairan Hawaii namun masih dalam jalur yang di usulkan AS FONOPs selama ini. Belahan Barat Bumi daerah yang jarang di jangkau oleh AL-PLA.
Meskipun ini bukan pertama kalinya, tapi telah menyebabkan diskusi panas di Barat.
Salah satu hal yang paling banyak dilakukan negara-negara maju Barat adalah mendorong kapal perangnya ke depan pintu rumah negara lain, dan sama seperti ketika Tiongkok menghadapi epidemi COVID-19, dan ketika Tiongkok terjebak untuk memerangi virus corona ini, kapal perang AS justru mendatangi pintu depan Tiongkok berulang kali untuk memprovokasi, bahkan membuat sebagian  warga AS sendiri merasa tidak tahan melihat kelakuan pemerintahnya sendiri.
Selama beberapa tahun terakhir ini, AS telah merasa pongah di lautan di seluruh dunia di bawah slogan kebebasan navigasi. Karena AS memiliki AL terkuat di dunia, sebagian besar kapal perang yang digunakan oleh AS untuk menerapkan kebebasan navigasi adalah kapal perusak canggih kelas Burke kelas Ticonderoga (CG 47 - CG 73) kapal Penjelajah pembawa rudal berpemandu Aegis dibangun antara 1983 dan 1994 oleh Ingalls Shipbuilding di Pascagoula, yang berjumlah 27 kapal.
Kapal perang ini menjadi perisai mutlak atas daya tembak dibandingkan dengan kapal perang di negara lain, sehingga mustahil bagi negara lain untuk mencegatnya.
Namun kini armada AL-AS yang aktif lainnya di militer AS sudah terlalu tua jika dibandingkan dengan 052D, armada AS kini kurang efektif dalam medan perang zaman now. Sehingga ketika 052D masuk dalam perairan AS telah menjadi perbincangan hangat antar netizen AS, dengan apa mereka harus menghadangnya?
Banyak orang Amerika mengatakan bahwa kapal perusak Tipe 055 baru saja masuk dalam pelayanan di AL-PLA, dan AS tidak memiliki apa pun untuk menangkalnya. Apakah harus menghadang dengan kapal induk?
Dengan melihat formasi gugus armada 052D telah masuk dalam perairan AS, jelas mebuat mereka juga tidak tenang. Banyak netizen mengatakan bahwa mereka dapat berkeliling ke Guam, dan jika mereka tidak bisa, berkeliling ke Hawaii atau berkeliling sekitar AS.
Pernyataan seperti itu datang satu demi satu, setelah selama ini kapal perang dan pesawat AS sering juga menerobos masuk kemana saja pada suatu waktu lalu.
Kini tampaknya telah mendapat tantangan dari AL-PLA yang juga bisa bolak balik ke perairan AS dengan penuh percaya diri, dan ini juga perlu membina percaya diri dari AL-PLA.
AS mengutuk keras atas prilaku AL-PLA yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini, bagi Tiongkok tindakan ini merupakan tanggapan dari menegakkan kehormatan harga dirinya atas prilaku yang sering di lakukan AS selama ini.
Praktik kebebasan navigasi di laut lepas tidak melanggar kedaulatan negara lain dan AS tidak punya hak untuk ikut campur.
Seperti pepatah kuno Tiongkok mengatakan "kemana saja musuh bisa pergi, begitu juga pasukanku", karena kapal perang AS memiliki hak untuk berlayar bebas di perairan dunia, kapal perang negara lain juga dapat berlayar bebas di dekat perairan AS.
FONOPs kapal penggempur 052D membuat AS tidak bisa berkata apa-apa. Karena selama ini AS yang merasa berkekuatan militer nomor satu di dunia dengan pongahnya telah sering berbuat serupa.
Oleh karena itu, ketika AS melihat negara-negara lain dalam pengembangan militer, mereka selalu melakukan segala hal yang mungkin untuk memblokade teknis, membimbing opini publik untuk mengutuk, dan menggunakan cara macam-macam tak henti-hentinya menekannya. Namun negara yang ditekan seringkali justru bekerja keras untuk mencapai kebanggaannya, dan kekuatan militernya berkembang pesat. Kenyataan, perkembangan militer AS tampaknya terus menurun.
Seperti diketahui, akhir-akhir ini kapal perang AS sering hadir di daerah-daerah sensitif di sekitar Tiongkok, dan mendapat respons keras dari Tiongkok.
Menurut laporan media 20 Februari lalu, formasi AL-PLA berlayar ke belahan bumi barat, mendekati pulau Hawaii. Dilaporkan dalam formasi ini termasuk kapal perusak/penggempur 052D nomor lambung 901, Â kapal logistik/pemasok untuk pelayaran lautan lepas, kapal fregat 054 dan kapal pengintai, tiba di dekat Pulau Hawaii yang benar-benar mengejutkan Barat. Dunia luar menganggap ini sebagai yang tidak biasa.
Foto-foto, yang diambil selama sembilan hari latihan maritim 'Sea Guardian 2020' antara AL-PLA dan AL-Pakistan (PN), menunjukkan bahwa kapal penggempur/perusak Yinchuan (nomor lambung 175) telah dimodifikasi, dengan sepasang tabung dipasang di setiap sisi atap hanggar, yang tampaknya berdiameter sekitar 500 mm dan mungkin panjangnya 2 m.
Sistem ini mirip dengan sistem peluncuran umpan Mk 59 milik AL-AS (USN), yang dapat menggunakan umpan tiup (decoy launch system) yang dapat diembuskan yang dirancang untuk mengelabuhi rudal anti-kapal yang masuk. MK 59 pertama kali dipasang pada kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Ramage pada akhir 2013.
Latihan bersama 'Sea Guardian 2020', yang berakhir pada 14 Januari, melibatkan empat kapal permukaan AL-PLA, dua fregat AL-Pakistan, dan dua kapal rudal, bersama dengan helikopter di atas dek dan total sekitar 120 marinir.
Latihan ini diadakan dalam dua bagian, dengan pengarahan sisi pantai diikuti dengan fase 72 jam di laut.
Pada awal latihan, situs web ChinaMil.com.cn yang disponsori PLA berkomentar bahwa latihan itu bertujuan "meningkatkan kemampuan kedua AL untuk bersama-sama mengatasi terorisme dan kejahatan laut", menambahkan bahwa manuver itu "tidak ada hubungannya dengan situasi regional "dan tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun.
Mereka juga melaporkan bahwa selama debriefing penutup, Kapten Senior Ye Dan, komandan armada AL Tiongkok, telah berkomentar bahwa "latihan penyelamatan pasukan laut pertama yang sebenarnya di laut sangat meningkatkan kemampuan penyelamatan bawah air darurat kedua AL".
Latihan di Lepas Pantai Hawaii-AS
Pada saat latihan di lepas pantai Hawaii, formasi kapal perang Tiongkok telah memasuki kondisi kesiapan tempur, yang relatif jarang terjadi di masa lalu. Ini menunjukkan sikap formasi kapal perang Tiongkok.
Jika terjadi gangguan atau serangan balik kekerasan yang dilakukan AS, operasi hardcore 052D selanjutnya bahkan akan lebih tak terduga.
052D Nanjing Ship meluncurkan video hardcore deflagrasi anti-kapal Eagle Strike 18, sebuah rudal anti-kapal baru AL-PLA yang lagi ramai di perbincangkan di medsos.
YJ-18 dan YJ-18A adalah rudal jelajah anti-kapal terbaru Tiongkok. rudal jelajah (ASCM) yang diluncurkan secara vertikal yang dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan supersonik hingga Mach 3 dan memiliki jangkauan 540 km. YJ-18 membawa hulu ledak ledak (HE) 300 kg yang dapat menghancurkan kapal berukuran perusak dan merusak kapal berukuran besar. AL- PLA telah melengkapi YJ-18 pada kapal Luyang III DDG dan Tipe 055 CG untuk kapal permukaan dan kapal selam serangan Song, Yuan dan Shang.
Eagle Strike-18 juga dapat melakukan putaran berbentuk ular dan akselerasi vertikal 10G dan mobile, dapat dikatakan sebagai rudal anti-kapal tingkat atas dunia
Kemampuan YJ-18 untuk berakselerasi ke kecepatan supersonik ketika mendekati targetnya menyulitkan kapal untuk menghancurkan rudal yang masuk dengan senjata onboard. ASCM ini juga meningkatkan jarak siaga untuk kapal-kapal Tiongkok dan berkontribusi terhadap kemampuan penolakan wilayah akses (A2 / AD). Kemampuan A2/AD Tiongkok bisa terbukti kritis selama konflik di Pasifik barat dan menambah gudang persenjataan anti kapal dan rudal balistik yang semakin meningkat.
Semoga kepongahan AS terhadap negara-negara di dunia bisa memudar, dan mengakui ketentuan-ketentuan dalam UNCLOS.
Sumber:
Media TV dan Tulisan Luar Negeri
naval-technology.com
navyrecognition.com
defensemedianetwork.com
businessinsider.com.au
k.sina.cn
defpost.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H