Akhir-akhir ini Pentagon sedang bekerja keras menggambarkan peta khusus dunia, yang berkaitan dengan lintasan AL Tiongkok dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Media AS juga telah berargumen bahwa aktivitas AL Tiongkok di LTS, Pasifik Barat, dan Samudra Hindia menjadi lebih sering, membuat AS merasa terancam.
Dalam hal ini membuat Tiongkok memahami dengan jelas, kemana pun AL PLA berlayar dan berlabuh sesalu dipantau AS, yang dianggapnya suatu ancaman. Sebaliknya Tiongkok tampaknya juga ingin menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin tertahankan dan terkenkang oleh sikap AS ini.
Tiongkok bahkan menunjukkan kepada AS bahwa AL-PLA tidak akan berdiam di rumah dikarenakan ada beberapa kapal perang AS yang digelar di depan pintu rumah mereka. Maka untuk menunjukkan sikap ini Tiongkok melakukan tindakan balasan dengan berlayar ke lautan lepas yang lebih jauh. Situs militer Tiongkok melaporkan, para prajurit dan perwira dengan gagah berani berlayar dengan siap tempur menuju samudra jauh.
Mereka menganggap 1200 km dari Hawaii bukan tempat yang jauh, dan tujuannya selanjutnya berlayar terus ke timur menuju samudra Pasifik timur.
Selama AS tidak meninggalkan kebijakan terhadap Tiongkok sebagai musuh, namun Tiongkok tampaknya terus bergerak maju. Sebagai prinsip dari kebudayaan kuno Tiongkok yang mengatakan, "orang lain tidak menyerang saya, saya tidak akan menyerang orang lain, jika orang lain menyerang saya, saya pasti menyerang balik."
Kini armada AL-PLA terus bertambah dan semakin canggih. Kali ini gugus armada tempur yang dipimpin kapal penggempur 052D Â secara resmi memasuki Belahan Barat Bumi melalui jalur IDL, memasuki perairan Hawaii namun masih dalam jalur yang di usulkan AS FONOPs selama ini. Belahan Barat Bumi daerah yang jarang di jangkau oleh AL-PLA.
Meskipun ini bukan pertama kalinya, tapi telah menyebabkan diskusi panas di Barat.
Salah satu hal yang paling banyak dilakukan negara-negara maju Barat adalah mendorong kapal perangnya ke depan pintu rumah negara lain, dan sama seperti ketika Tiongkok menghadapi epidemi COVID-19, dan ketika Tiongkok terjebak untuk memerangi virus corona ini, kapal perang AS justru mendatangi pintu depan Tiongkok berulang kali untuk memprovokasi, bahkan membuat sebagian  warga AS sendiri merasa tidak tahan melihat kelakuan pemerintahnya sendiri.
Selama beberapa tahun terakhir ini, AS telah merasa pongah di lautan di seluruh dunia di bawah slogan kebebasan navigasi. Karena AS memiliki AL terkuat di dunia, sebagian besar kapal perang yang digunakan oleh AS untuk menerapkan kebebasan navigasi adalah kapal perusak canggih kelas Burke kelas Ticonderoga (CG 47 - CG 73) kapal Penjelajah pembawa rudal berpemandu Aegis dibangun antara 1983 dan 1994 oleh Ingalls Shipbuilding di Pascagoula, yang berjumlah 27 kapal.
Kapal perang ini menjadi perisai mutlak atas daya tembak dibandingkan dengan kapal perang di negara lain, sehingga mustahil bagi negara lain untuk mencegatnya.