Irak yang telah menjadi negara dan idak mempunyai diplomasi, meskipun parlemen Irak telah meluluskan resolusi pengursiran pasukan AS, tapi AS tidak menggubrisnya.
Asisten Menteri Pertahanan AS Jonathan Russ Huffman bahkan sebelumnya mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers: "Meskipun resolusi Irak mengisyaratkan fakta yang berlawanan, resolusi Irak tampaknya disebabkan oleh kehadiran pasukan AS untuk kepentingan rakyat."
Dalam hal ini, AS tidak hanya mengumumkan bahwa mereka tidak akan mundur dari Irak, tetapi juga membalas tindakan terhadap Irak karena mereka membahayakan kepentingan AS.
Irak sekarang dikendalikan oleh Syiah, dan para pemimpin ini jelas memiliki hubungan dekat dengan Iran di pusat-pusat Syiah.
Di antara mereka adalah beberapa pasukan bersenjata Syiah Irak. Dalam operasi pembunuhan yang diluncurkan oleh CIA, selain Jenderal Iran Suleimani, tokoh inti lainnya adalah komandan organisasi bersenjata Syiah Irak, Abu Mahdi al-Muhandis pemimpin milisi Syiah yang didukung Iran yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Irak, juga tewas dalam serangan udara itu, menurut media pemerintah Irak. Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan kepada Newsweek bahwa al-Muhandis dan Soleimani sudah terbunuh.
Oleh karena itu, selain membuat marah Iran dan menjengkelkan Irak, tapi insiden ini membatasi Irak karena kemampuannya tidak dapat melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer AS seperti Iran. Namun seperti pepatah mengatakan, kelinci akan menggigit ketika sedang panik dan kpepet, sehingga resolusi untuk mengusir AS terjadi.
Kedubes AS terkena roket, ini tampaknya melanggar garis merah AS. Karena itu, AS memutuskan untuk memberi warna tau pelajaran pada Irak untuk menunjukkan kekuatannya agar tidak dianggapnya sebagai kucing yang sakit.
Maka AS kini tidak menunjukkan belas kasih pada Irak, hal pertama dengan ditrapkannya kebijakan embargo senjata.
Terkahir AS mengirim senjata ke Irak pada Nopember 2019, sejak terjadi demontrasi anti-AS di Irak dan bahkan terjadi pengepungan Kedubes AS di Irak, sejak itu AS tidak pernah lagi mengirim senjata ke Irak.
Juru bicara AU-AS menyatakan bahwa tindakan ini untuk mencegah senjatanya digunakan untuk menyerang pasukan AS di masa depan.
Menurut situs "Internal Defense" AS, militer AS sekarang telah mengurangi bantuan militernya ke Irak. Dan itu untuk semakin melemahkan kemampuan tempur udara jet tempur F-16 Irak untuk mencegah Irak memiliki dominasi udara dan menghalangi AS dan operasi militer Israel di wilayah udara Irak.