Mengenai kapal induk domestik kedua Tiongkok yang akan ditugaskan di masa depan, banyak pemerhati alutsista militer percaya bahwa itu akan sepenuhnya lepas dari pengaruh kapal Liaoning dan Shandong tidak lagi menggunakan metode lepas landas ski. Dan ini mengadopsi metode lepas landas deck dan ketapel besar yang diharapkan banyak pemerhati alutista militer.
Dengan sistem disebut di atas ini, tidak hanya akan mempersingkat waktu lepas landas pesawat berbasis kapal induk secara signifikan, tetapi juga membantu kapal induk dapat memungkinkan lepas landas dan mendaratkan pesawat peringatan dini bersayap tetap, pesawat perang elektronik khusus, pesawat anti-kapal selam sayap tetap.
UAV berukuran besar dan menengah dan platform tempur berbasis informasi lainnya, menambah jumlah formasi gugus kapal induk. Meningkatkan kemampuan tempur berbasis infromasi (perang elektronik), meningkatkan radius tempur kapal induk dan peringatan dini.
Selain itu, jumlah armada sayap pesawat berbasis kapal induk akan jauh melebihi jumlah kapal Liaoning dan Shandong, sedangkan sebagai kapal induk penyerang diperlukan untuk dapat memuat pesawat tempur berbasis kapal induk sedikitnya 60 pesawat kelas berat. Jadi bisa mengguna J-15 yang generasi ke-4 dikombinasikan dengan pesawat tempur generasi ke-5, J-20 dan J-31 (J-31B).
Di mana pesawat J-15 dapat membawa sejumlah besar rudal udara-ke-darat dan laut. Pesawat tempur generasi ke-5 dapat digunakan keunggulannya yang siluman untuk melakukan operasi penerobosan garis lawan dan oeprasi bedah.
Dengan bergabungnya Kapal Induk Shandong, telah mengantarkan AL-PLA Tiongkok memilki gugus tempur dua kapal induk, yang dapat diselesaikan hanya dalam sepuluh tahun. Â Maka banyak pengamat yang percaya gugus tempur ketiga tidak akan terlalu jauh akan terwujud.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri