Perbedaan Nagara Kapitalis Barat dan Sosialis Tiongkok
Perbedaan kapitalis Barat dengan sosialis model khas Tiongkok, sedikitnya ada tidak tiga menurut Zhang Weiwei dari Universitas Fudan;
Pertama, kepemilikan publik dominan. Ini termasuk kepemilikan publik atas tanah, termasuk sejumlah besar perusahaan besar milik negara di bidang strategis yang terkait dengan ekonomi nasional dan mata pencaharian masyarakat, serta kepemilikan negara atas banyak sumber daya strategis.
Kedua, selama Tiongkok dalam perkembangan, sebagian besar rakyatnya penerima manfaat. Kekayaan kebanyakan orang di Tiongkok telah meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, yang sangat kontras dengan situasi di AS.Â
Penghasilan riil bagi kebanyakan orang di AS hampir tidak meningkat selama 30 tahun terakhir. Kesenjangan yang melebar antara si kaya dan si miskin di AS sangat parah, dan hari ini Tiongkok telah membentuk kelas menengah terbesar di dunia, sementara kelas menengah AS sebenarnya terus menyusut.
Kita bisa melihat gambaran dari Shanghai dan New York hari ini. Kedua tempat dikembangkan di negara masing-masing, tetapi kita bisa membandingkan kekayaan bersih rumah tangga biasa di dua tempat. Kematian bayi, jaminan sosial komparatif, dan sebagainya. Bahkan, keprihatinan bersama orang-orang di kedua negara ini sebenarnya lebih baik di Shanghai daripada di New York.
Jadi hari ini kita berbicara tentang sosialisme khas Tiongkok. Kesuksesan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok dapat dipertahankan dari perbandingan internasional.
Ketiga, Tiongkok memiliki partai yang mewakili kepentingan keseluruhan rakyat. Di AS tidak dapat ditemukan hari ini. Kita boleh bertanya kepada orang Amerika apakah Anda memiliki kekuatan politik yang dapat mewakili kepentingan keseluruhan rakyat Amerika. Mereka akan memberi tahu Anda bahwa itu tidak ditemukan sekarang.
Dengan kata lain, suatu yang didominasi oleh kepemilikan publik, suatu diuntungkan dari proses pembangunan, dan suatu yang kekuatan politiknya mewakili kepentingan keseluruhan rakyat. Ini adalah sosialisme dengan karakteristik Tiongkok jika dikatakan sebagai negara kapitalisme. Sebagian pakar pikir ini sangat tidak tepat.
Perang perdagangan AS-Tiongkok yang diprovokasi AS telah menjadi salah satu topik terpanas, kebanyakan pakar benar-benar tidak tahu bagaimana AS benar-benar mengakhirinya.Â
Semua setuju secara tegas, tidak ada pemenang dalam perang dagang. Kedua belah pihak akan menderita kerugian, tetapi menurut pendapat sebagian besar pakar AS mungkin kehilangan atau rugi lebih banyak. Mengapa?
Karena pasar konsumen Tiongkok saat ini, jika dikonversi ke dolar AS, sudah mendekati US$ 6 triliun. Jika dihitung dalam hal paritas daya beli, itu akan menjadi lebih besar lagi, yaitu, model Tiongkok telah menjadi pasar konsumen terbesar di dunia. Jika ada negara yang ingin berperang perdagangan dengan pasar konsumen terbesar di dunia, pasti akan banyak kehilangan/rugi.