Tampaknya mereka pertama ingin menunjukkan "kecil tapi penuh (small but full)" dan yang kedua "kecil tapi kuat (small but strong)".
Jadi hanya dengan beberapa model pesawat sudah dapat memasukkan semua elemen serangan udara. Misalnya formasi "spike knife" terdiri dari Su-35, Su-27 dapat menghancurkan semuatpesawat tempur lawan dengan didukung dengan Tu-160 dan An-50 (An-100/A-100). Tu-160 pembom terbaik saat ini, merupakan jaminan yang sangat aman sebagai "palu godam berat" Rusia.
Formasi penerbangan ini jika dilengkapi dengan berbagai rudal jelajah, termasuk semua jenis senjata dan peralatan, dapat menimbulkan ancaman besar bagi negara-negara di sekitar rute penerbangannya, termasuk tempat-tempat penyimpanan senjata nuklir.
Dengan kemampuan serangan jarak jauh, senjata-senjata ini dapat sepenuhnya di-non-aktifkan (dilumpuhkan). Selain itu dengan dikomando dengan AWACS An-50 dan An-100, jika di udara sekitarnya telah secara berantai telah didata, maka dapat dengan cepat meneruskan informasi data ini ke setiap platform, yang berarti mereka dapat menguasai semua situasi. Fungsi pengintaian dan peringatan ini dapat diberikan dengan baik oleh pesawat peringatan dini (AWACS).
Selain itu, melalui kemampuan kekuatan ofensif, semua pangkalan, alutsista yang mengancam Rusia dapat dihancurkan secara fatal, termasuk pangkalan dan alutsista yang ada di semua kota Eropa yang bersekutu dengan AS dan menyimpan senjata nuklir AS.
Keunggulan dan Kelemahan Rusia di Laut Baltik.
Menurut pandangan para pengamat militer, jika dilihat dari segi keunggulannya, pertama-tama, Rusia bagaimanapun merupakan negara Baltik tradisional, mereka masih mempertahankan eksistensi tertentu di Laut Baltik.
Kita semua mengetahui, Kaliningrad adalah "kantong" Rusia. Kehadiran dari Klainingrad tidak hanya sebagai tempat dimana Rusia terbentuk sebagai negara Baltik, juga merupakan platform dan sebagai "batu loncatan" yang sangat penting bagi Rusia untuk menekan NATO.
Segi kelemahannya, sejak runtuhnya Uni Soviet, NATO terus berkembang. Dalam kenyataannya, Rusia sekarang telah kehilangan sejumlah besar ruang untuk beraktivitas di Laut Baltik, termasuk ke arah Laut Hitam.