Karena pada waktu itu NATO beranggapan jika tank-tank tempur Soviet menerobos negara-negara NATO, negara-negara Barat tidak dapat menghentikannya.
Jadi dalam situasi itu, hanya ada satu cara untuk menghadapinya dengan menggunakan strategi dan senjata untuk menahan momentum ofensif Soviet. Ini adalah situasi strategis dasar. Tampaknya  hingga sekarang, AS masih menyimpan begitu banyak senjata nuklir taktis di Eropa.
Dalam hal ini terlihat pertahanan terhadap Uni Soviet selama Perang Dingin, Â masih dijadikan cara dasar untuk melawan Rusia, yang mirip pada era Perang Dingin yang lalu.
Jadi kita semua mengetahui, mengapa Rusia mengatakan mengungkapan ini sudah tidak baru lagi. Namun bagi AS dan NATO ada maksud-maksud tertentu dalam pengungkapan ini.
Kita juga mengetahui di bulan-bulan lalu, antara Tiongkok dan Rusia, bersama-sama mengeluarkan pernyataan bersama tentang kebijakan berbagi untuk menentang AS yang berbagi senjata nuklir dengan sekutunya. Sebab apa yang disebut berbagi nuklir sebenarnya berarti AS tidak menyimpan sendiri senjata nuklirnya, jika AS menyimpan senjata nuklirnya di negara-negara sekutunya, itu berarti menyamarkan negara-negara non-nuklir menjadi negara-negara nuklir. Dengan demikian menghancurkan "Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir".
Strategi AS Dengan Ancaman Nuklir di Eropa Terhadap Rusia
Dan kini senjata nuklir AS ditempatkan di Belgia, Belanda, Italia, Jerman dan Turki negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir sendiri.
Kita bisa melihat negara-negara yang terletak di "baris kedua" adalah yang jaraknya berada kira-kira seputar 1.800 km dari perbatasan Rusia seperti Belgia dan Italia, dari sudut pandang ini, mereka berada dalam posisi dapat menyerang dan mundur untuk bertahan. Dengan kata lain terdapat ruang posisi seperti itu.
Selain itu ada yang sangat jauh. Misalnya dari Belanda ke Italia berjarak hampir 2.000 km. Kemudian dari Italia ke Turki juga berjarak hampir 2.000 km, tapi posisinya berpencar. Sehingga jika ingin berfokus menghancurkannya akan sulit.
Maka jika dilihat posisi di atas ini, seluruh posisi dalam situasi ini bisa melakukan serangan ofensif yang kuat dan bertahan dengan kuat. Maka jika lawan (Rusia) akan membalas untuk menghancurkan mereka akan sulit.