Jadi kali ini kita dapat melihat pangkalan udara AS Al Udeid beberapa tahun terakhir ini, termasuk sejak Perang Irak tahun 2003 menjadi pusat komando AS yang sangat penting di Timteng. Pangkalan ini sekarang terutama pada awal tahun ini, Pompeo telah secara khusus berkunjung ke Qatar membicarakan untuk memberikan lebih dari 100 juta USD untuk memperluas pangkalan ini lebih lanjut.
Kini setelah perluasan landasan pacunya mencapai 3800 meter, sehingga memungkinkan untuk memungkinkan lepas landas dan mendarat untuk berbagai pesawat. Dan kini kita melihat F-22 sedang berada disini, langkah selanjutnya pesawat tempur besar termasuk pesawat transpor besar dapat merapat disini.
Namun para pengamat melihat jika persiapan ini dilakukan begitu dekat dengan Iran, resikonya juga besar. Meskipun ini bisa berefek tekanan, namun resikonya juga besar.Â
Meskipun keberadaan 6 pesawat F-35 ini memang bersifat "show", Â mereka berada di Laut Mediterania, namun tempat itu berada dekat dengan perbatasan wilayah udara Suriah. Jadi bisa saja juga ditujukan kepada Rusia. Tetapi tampaknya lebih untuk menekan Iran, karena satuan Pengawal Revolusi Islam Iran juga ada di Suriah. Tapi keberadaan mereka di Suriah sah-sah saja karena atas undangan pemerintahan sah Suriah.
Ada sebagian pengamat dan analis yang melihat, selama ini prestasi Rusia di medan perang Suriah sangat baik, sehingga tidak memberi peluang bagi AS. Maka perlu bagi AS untuk melakukan penyesuaian strategi di Timteng, tampaknya bisa  dengan dalil untuk menghadapi Iran yang dimungkinkan untuk memulai dari Suriah untuk persiapan potensial. Kemungkinan ini tidak bisa dikesampingkan.
Bahkan ada yang mempertanyakan, mungkinkah AS akan melakukan  "operasi bedah" sebagai pembalasan terhadap Iran?
Tampaknya dari rencana militer AS hal itu seharusnya ada, karena jika dilihat dari Perang Teluk hingga ke Perang Irak terlihat sekali adanya potongan-potongan empirisnya.
Dan rencana tersebut harusnya sangat rinci, dari awal misi selama 24 jam, untuk jam pertama target inti apa yang akan diserang dan harus dihancurkan. Dan hal ini secara potensial dilakukan dalam latihan-latihan militer. Â Rencana ditujukan ke semua arah, semua obyek dilakukan secara berulang-ulang sebelum menyerang.
Maka tidak mengherankan jika Iran pun juga melakukan persiapan untuk menghadapi situasi tersebut, mengingat ketegangan kedua belah pihak telah terjadi bertahun-tahun.
Namun untuk melakukan misi "operasi bedah" memerlukan keberanian dan tidak dijamin 100% bisa berhasil. Maka meskipun AS terus menerus mengeluarkan pernyataan dan ancaman keras terhadap Iran, tapi Iran tidak mundur selangkah pun.