Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jatuhnya F-35A Jepang Kerugian atau "Keuntungan" Bagi Jepang?

8 Juni 2019   11:35 Diperbarui: 8 Juni 2019   15:15 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nationalinterest.org

Australia, Kanada, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Turki, dan Inggris saat ini yang sudah dalam kemitraan resmi dengan AS pada program F-35. Israel, Jepang dan Korea Selatan telah melakukan pemesanan melalui proses penjualan militer asing. Belgia juga baru-baru ini masuk dalam platform pembelian.

Saat ini ada 12 negara yang berkomitmen terhadap pemesanan Jet Gen-5 F-35 sebagai mitra atau pembelian alutsista militer asing. Kini diseluruh dunia telah ada 350 F-35s.

Maka negara-negara mitra akan merasa didiskriminasikan dalam memperoleh rahasia sumber kode seperti yang diberikan kepada Jepang. Negara-negara ini akan bertanya-tanya apakah mereka akan mendapatkannya setelah terjadi insiden seperti Jepang?

Maka AS akan sulit untuk langkah selanjutnya terhadap negara-negara yang berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan F-35, terutama Inggris yang telah menghabiskan 2 milyar USD saat itu.

Karena mereka tidak mendapatkan sumber kode rahasia, sedang Jepang mendapatkan izin untuk perakitan, kemudian mendapatkan pesawat dan kode rahasianya. Maka dikemudian hari akan sulit untuk penyelesaiannya. Mungkin saat sekarang mereka hanya memberi isyarat dan melihat langkah kerjasama berikutnya. Jika F-3 benar-benar dapat muncul, dan memang Lockheed Martin dapat berpartisipasi secara mendalam, tidak masalah untuk membukanya.

Tetapi jika kerja sama yang mendalam antara masa depan Jepang dan Lockheed Martin tidak dapat tercapai hingga ke tingkat ini, maka apakah mungkin itu hanya isyarat, dan itu semua masih belum pasti.

Program Pengembangan F-3 Jepang

Sumber: military-today.com
Sumber: military-today.com
Jepang telah berkomitmen untuk mengembangkan jet tempur siluman F-3, dan telah melakukan pekerjaan terkaitan dengan pengembangan  pesawat ini. Verifikasi teknis X-2, sejak akhir tahun 2017 hingga awal 2018 telah melakukan 34 kali uji coba terbang, termasuk sifat siluman dan teknologi thrust vektornya.

Belum lama ini, website "All-Japan News" merilis video mengungkapkan perkembangan pesawat tempur siluman Jepang F-3, yang diharapkan akan dilengkapi dengan radar. Komponen utama seperti mesin sedang dalam pengembangan, dan rencana pengembangan, yang dikembangkan oleh teknologi terkemuka Jepang, dijadwalkan untuk menggantikan pesawat tempur F-2 yang ada pada tahun 2030.

Jet tempur F-2 yang sekarang dikembangankan bersama-sama dengan AS ada sekitar 90 pesawat. Pesawat ini akan pensiun sekitar tahun 2035. Kemenhan Jepang merilis "Rencana Angkatan Pertahanan Jangka Menengah" yang baru mengusulkan untuk "Kerjasama Internasional" dalam tindak lanjut pengembangan model pesawat baru yang dipimpin Jepang.

Tahun lalu, Lockheed Martin mengusulkan ke Jepang untuk menginstal perangkat elektronik F-35 pada badan pesawat tempur siluman F-22 untuk bersama-sama mengembangkan model baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun