Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah AS Menyerbu Venezuela Seperti Panama Dulu?

24 Maret 2019   16:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:14 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi dari BeautifulWorld.com + casadevenezuela.net + CBC + Periodico 26

PANAMA

Pada 20 desember 1989, Presiden AS George H.W. Bush memerintahkan invasi ke Panama. Dijuluki "Operasi Just Cause," tujuan utamanya adalah untuk menggulingkan dan menangkap Manuel Noriega, diktator militer negara itu, yang telah didakwa di Amerika Serikat atas tuduhan perdagangan narkoba.

Bush menyatakan 4 alasan mengivasi Panama: melindungi kehidupan sekitar 35.000 warga AS yang tinggal di Panama; membela demokrasi dan hak asasi manusia; memerangi perdagangan narkoba di negara yang telah menjadi pusat pencucian uang narkoba dan titik transit perdagangan narkoba ke AS dan Eropa; dan melindungi integritas perjanjian yang ditandatangani Presiden Jimmy Carter dengan pihak berwenang Panama, yang menyerukan agar Terusan Panama diserahkan kepada AS pada tahun 2000.

Pada tahun 1970, Noriega, seorang tokoh dalam militer Panama, direkrut oleh Central Intelligence Agency (CIA) untuk membantu perjuangan AS melawan penyebaran komunisme di Amerika Tengah. Noriega terlibat dalam perdagangan narkoba dan pada tahun 1977 dihapus dari daftar gaji CIA. Setelah pemerintahan Marxis Sandinista berkuasa pada 1979, Noriega dibawa kembali oleh CIA ke Panama. Pada tahun 1983, dia dituduh menjadi diktator militer Panama.

Noriega mendukung inisiatif A.S. di Amerika Tengah dan pada gilirannya dipuji oleh Gedung Putih, meskipun komite Senat menyimpulkan pada tahun 1983 bahwa Panama adalah pusat utama perdagangan narkoba. Pada tahun 1984, Noriega melakukan penipuan dalam pemilihan presiden Panama demi Nicols Ardito Barletta, yang menjadi presiden boneka. Meski begitu, Noriega menikmati dukungan berkelanjutan dari pemerintahan Reagan, yang menghargai bantuannya dalam upayanya untuk menggulingkan pemerintahan Sandinista Nigaragua.

Venezuela Dianggap Pembangkang AS

Sumber: SAUTI YA UJAMAA - WordPress.com
Sumber: SAUTI YA UJAMAA - WordPress.com
Venezuela telah mengalami krisis selama bertahun-tahun. Sekarang Presiden Donald Trump telah membuat masalah Venezuela sebagai masalah AS.

Dua dekade lalu Hugo Chavez berhasil menantang sistem politik kolektivis  yang memperkaya elite negara. Tetapi dia dituduh AS menciptakan kediktatoran semu yang dikelola oleh "agen keamanan Kuba" dan menghancurkan ekonomi dengan memaksakan sosialisme nyata dan menyerahkan kontrol kepada para koruptor. Chavez bahkan menghancurkan perusahaan minyak negara dengan mengubahnya menjadi sumber perlindungan yang menguntungkan kelompoknya.

Situasi semakin memburuk di bawah penerus Chavez, Presiden Nicolas Maduro. Saat ini makanan dan obat-obatan semakin sulit ditemukan. Bahkan rakyat miskin Venezuela, yang mendorong Chavez menjadi berkuasa, juga memberi dukungan pada penggantinya yang karismatik dan menantang ini.

Sumber: Reddit
Sumber: Reddit
Tahun lalu Presiden Trump mengancam akan menyerang Venezuela. Namun tampak tidak jadi, tetapi baru-baru ini meluncurkan kampanye yang giat untuk perubahan rezim melalui tekanan diplomatik dan ekonomi. Harapan besar AS ada pada pemimpin oposisi Juan Guaido, Presiden Majelis Nasional, yang menyatakan dirinya sebagai presiden sah Venezuela. Jika kampanye Guaido gagal, perang tetap menjadi "sebuah pilihan," kata sang presiden.

Itu mungkin gertakan, dimaksudkan untuk mengintimidasi Maduro dan para pendukungnya. Namun, jika Presiden Trump serius, konsekuensinya bisa menjadi bencana bagi Venezuela dan AS.

Serangan AS Pada Venezuela

Akhir-akhir ini Venezuela mengklaim bahwa AS telah merencanakan dengan cermat "serangan elektromagnetik dan cyber" sehingga terjadi pemadaman listrik nasional.

Setelah seminggu mengalami pemadaman berat dan suhu tinggi 40 derajat Celcius, dapat dikatakan bahwa Venezuela hampir terdorong ke jurang kehancuran, akhir-akhir ini.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengklaim AS terlibat dalam plot "setan" untuk memaksanya turun dari kekuasaan dengan melumpuhkan sistem kelistrikan negara itu dengan "serangan elektromagnetik" imperialis.

Maduro mengatakan Pentagon dan Komando Selatan AS telah mendalangi "serangan cyber terhadap sistem listrik, telekomunikasi dan internet".

Pemerintahnya juga telah meminta pengadilan tertinggi negara itu untuk membuka penyelidikan terhadap pemimpin oposisi Juan Guaido atas dugaan keterlibatan dalam "sabotase" jaringan listrik nasional.

Karena itu pasukan Venezuela untuk "melindungi listrik dan sistem air" melakukan putaran baru latihan militer.

Namun pada saat yang sama para diplomat AS di Venezuela semuanya ditarik dari Venezuela. Mempercepat penarikan diplomat ini bisa berarti bahwa AS ingin menggunakan kekerasan.

Pada 14 Maret, personel Kedutaan Besar AS di Caracas semuanya telah dievakuasi. Kemudian pada tanggal 16, tentara Venezuela meluncurkan putaran baru latihan militer. Dapat dikatakan bahwa saat ini situasi Venezuela dipenuhi dengan rasa intens dan ketidak pastian. Pada 11 Maret, waktu setempat, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka akan mengevakuasi semua diplomat AS yang bekerja di Venezuela untuk alasan keamanan.

Pada saat yang sama, pada 12 Maret, Kementerian Luar Negeri Venezuela mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak akan memperpanjang masa tinggal para diplomat AS di Venezuela. Semua agar dievakuasi dalam waktu 27 jam mulai tanggal 12.

Pada 14 Maret waktu setempat, Menlu AS, Pompeo, juga mengatakan bahwa semua diplomat AS yang ditempatkan di Venezuela telah meninggalkan Venezuela.

Sejak 7 Maret lalu, Venezuela telah mengalami pemadaman listrik skala besar, dan lebih dari setengah wilayah negara tersebut telah terkena dampak pemadaman listrik ini. Dapat dikatakan bahwa ini adalah durasi terpanjang dalam sejarah negara itu dalam pemadaman listrik terbesar.

Sumber: www.theguardian.com
Sumber: www.theguardian.com
Setelah itu, Presiden Venezuela Maduro mengatakan bahwa mereka akan membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Rodriguez untuk bersama-sama menyelidiki penyebab utama insiden pemadaman listrik dengan para ahli asing.

Adakah bukti pemadaman listrik dan sabotase pemasokan distribusi air terkait dengan AS?

Menurut analis dan pengamat, seperti yang kita ketahui menurut beberapa laporan dari media Barat, menurut laporan "Jane's Defense Weekly", sebuah pesawat pengintai elektronik Amerika dengan kemampuan serangan elektromagnetik sebenarnya telah berkali-kali datang ke Venezuela.

Selain itu, kita juga tahu bahwa Komando Dunia Maya AS (US Cyber Command) memiliki komando jaringan yang didirikan pada 2010, dan sekarang jumlahnya sekitar 6.000. Dan dalam periode waktu yang lalu, sebenarnya, AS juga telah melakukannya.

Sebagai contoh, serangan cyber semacam ini terhadap Iran adalah serangan yang disebut "virus Stuxnet " pada tahun 2010. Harus dikatakan bahwa itu sangat mungkin sekali untuk mencapai serangan seperti itu pada apa yang disebutkan diatas dalam tingkat teknis.

(Stuxnet menargetkan sistem SCADA dan diyakini bertanggung jawab atas kerusakan substansial pada program nuklir Iran. Meskipun tidak ada negara yang secara terang-terangan mengakui tanggung jawabnya, virus tersebut diyakini sebagai senjata cyber AS dan Israel yang dibangun bersama).

Stuxnet secara khusus menargetkan pengontrol logika yang dapat diprogram (PLC), yang memungkinkan otomatisasi proses elektromekanis seperti yang digunakan untuk mengontrol mesin dan proses industri termasuk sentrifugal untuk memisahkan bahan nuklir.

Sebenarnya, ini adalah metode yang biasa digunakan oleh AS. Bahkan, sebelum nya pernah terjadi serangan seperti itu terhadap hewan-hewan Yugoslavia.

Memang ada perbedaan dalam kondisi perang di Perang Kosovo. Pada saat itu adalah perang kedua negara antara kelompok militer yang dipimpin NATO yang melakukan serangan udara pada Kosovo dengan membom dengan bom grafit (graphite bomb). Bom grafit adalah filamen serat karbon yang panjang. Ketika ini sampai di grid maka akan terjadi hubungan pendek (konsleting).

Setelah korsleting, itu akan menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Hal ini benar-benar dapat ditemukan pada reruntuhan terakhir dari bom grafit. Itu merupakan suatu bukti adanya. Dan serangan semacam ini bagi AS dan Barat dianggap sebagai alat perang.

Tujuannya sangat jelas, pertama melumpuhkan sistem logistik lawan. Dan ini merupakan proses pertempuran moder, dengan menyerang barak lawan, menghancurkan berbagai posisi pertahana udara, dan juga menghancurkan seluruh sistem energi/listrik lawan. Jadi melumpuh sistem listrik adalah aplikasi yang sangat jelas sebagai alat perang militer.

Jadi kita bisa juga mempekirakan pemadaman listrik yang terjadi di Venezuela saat ini, dapat dispekulasikan oleh Maduro sebagai "Perang Listrik" dan mendefinisikan sebagai "Aksi Listrik (Electric Action)"

Sebenarnya ini semacam perang militer yang mungkin kita tidak melihatnya. Dimana sebuah negara normal sistem litriknya mendadak mengalami gangguan serentak. Saat itu menurut laporan dari 23 negara bagian Venezuela terjadi pemadaman pada 21 negara bagian.

Hal ini karena sulit dijelaskan pada suatu negara normal tidak terjadi kerusakan internal tapi mengalami pemadaman yang sangat luas. Hal ini sangat aneh membayangkan stasiun listrik tenaga air Guri yang saat ini memasok 2/3 pasokan listrik Venezuela. Bisa terjadi kelumpuhan, hal ini hanya bisa terjadi jika adanya sentuhan bagian internal.

Kita ketahui sistem utama pendistribusian diatur dengan sistem komputer, apakah tidak mungkin sistem komputer diserang dengan "virus Stuxnet" yang sama ketika menyerang Iran pada mesin intinya? Virusnya sama, yaitu, pada saat menyerang Iran, kita tahu mesin intinya. Itu sebenarnya semua "virus jaringan seismik" pada waktu itu. Mengapa bisa terhubungi? Sedang sistim bukannya nirkabel. Tampaknya seperti sedalam itu dimana U disk yang bersentuhan dengan ini. Pada intinya, sistem kontrol ini untuk sentrifugal. Kemudian terjadi kerusakan secara fisik, ketika sentrifuse berputar dalam kecepatan tertinggi lalu stop dan semuanya rusak.

Jadi kemungkinan kejadian kali ini di Venezuela terjadi pada internal dasar yang menghancurkan sistem tenaga domestik Venezuela.

Maka tema latihan militer Venezuela pada 16 Maret lalu adalah untuk melindungi pasokan listrik dan pemasokan air bersih. Tapi apakah latihan ini bisa mencapai efek perlindungan?

Tampaknya, ini  memiliki pengaturan langkah yang sangat jelas, karena sekarang melihatnya sebagai tanggapan menyeluruh terhadap pemadaman listrik, ini merupakan beberapa langkah untuk memulai. Satu yang kita tahu adalah bahwa penyelidikan terhadap Juan Guaido (oposisi) adalah tuduhan yang jelas bahwa dia cenderung berpartisipasi dalam pemadaman listrik ini, termasuk organisasi manipulasi berikutnya juga dapat berpartisipasi secara langsung. Dan itu yang pertama dilakukan pemerintahan Maduro.

Berikutnya yang kedua menggunakan sistem helikopter berpatroli di udara atas semua stasiun tenaga air. Patroli ini untuk melihat apakah ada kemungkinan ancaman semacam itu di sekitarnya. Apakah ada kemungkinan ancaman di sekitarnya. Apakah ada upaya mendekati keamanan stasiun tenaga air?  Selain itu, dengan demikian sebenarnya memperkuat kontrol semacam ini untuk semua stasiun pembangkit listrik tenaga air. Ini yang mungkin dimaksud dengan bagian dari latihan militernya yang disebut " Lightning Action /Aksi Petir."

Yang ketiga, adalah langkah berikutnya adalah latihan skala besar atau skala sangat besar untuk perlindungan sistem tenaga air ini. Di masa lalu, latihannya bukan latihan seperti itu. Namun lebih tentang ancaman berhdapan tatap muka (face to face) dan kemungkinan serangan udara lainnya, termasuk serangan darat untuk melakukan tampilan kekuatan dan tekad seperti itu. Tapi sangat jelas bahwa itu adalah untuk melindungi air dan sistem stasiun tenaga/listrik.

Jadi dalam keseluruhan desain latihan, mereka gabungkan milisi karena kita tahu bahwa milisi dapat memainkan peran yang sangat penting dalam seluruh proses melindungi stasiun tenaga air. Jika ada layanan cadangan untuk berpartisipasi, untuk menghadapi bila ada gardu regional lain yang dibutuhkan, karena adanya jumlah pemadaman listrik darurat. Dan ini daftarnya ada sekitar114 saat ini, jelas ini untuk mendukung bidang penting ekonomi nasional dan mata pencaharian masyarakat.

Jadi tanggapan ini, yang dikatakan AS situasi di Venezuela tegang, maka mereka perlu menarik diri para diplomatnya. Namun Venezuela sebenarnya ingin menunjukkan bahwa keadaan domestik mereka saat ini adalah normal, dan mereka makin meningkatkan perlindungan ini untuk infrastruktur strategis utamanya. Ini merupakan langka penting baik untuk internal maupun eksternal.

Sebenarnya sebelum AS menarik diplomatnya dari Kedubesnya di Caracas 14 Maret, sebelumnya pemerintah Maduro sudah meminta mereka untuk mengevakuasi diplomatnya, namun AS tidak bereaksi banyak, tapi kali ini dengan tiba-tiba diplomatnya ditarik keluar. Untuk memberi kesan akan adanya akan adanya penggunaan kekerasan.

Menggunakan kekerasan berarti kemungkinan meningkatkan intervensi militer. Namun faktanya kita tahu setelah pemerintahan Trump mengakui deklarasi oposisi Guaido yang memproklamirkan sebagai presiden tandingan Venezuela pada 23 Januari lalu, itu berarti sudah putus hubungan diplomatiknya, langka selanjutnya sudah harus menarik semua diplomatnya, atau meninggalkan sebagaian kecil saja.

Namun pada kenyataannya, keputusan yang dibuat oleh AS tidak menarik keluar  sepenuhnya, itu berarti bahwa mungkin menyisahkan beberapa koordinasi yang mungkin untuk tindak lanjut dan menciptakan ruang tertentu. Pada saat ketika Maduro menerima beberapa wawancara dengan media AS keadaannya masih belum jelas.

Tapi sekarang meskipun telah hampir dua bulan, masih juga tidak menemukan cara untuk mencapai koordinasi semacam itu. Harus dikatakan hubungannya makin negatif, dan memang penarikan ini sendiri mungkin menjadi opsi di masa depan, karena Trump atau Bolton telah berulang kali mengatakan bahwa semua opsi ditempatkan pada desktop, dan satu sinyal kemungkinan opsi intervensi militer masih disediakan.

Tentara Venezuela yang dilengkapi alutsista buatan AS dan Rusia. Bisakah Venezuela, yang mengklaim sebagai kekuatan militer di Amerika Selatan, secara efektif menanggapi serangan AS?

Sumber: Tank Encyclopedia + Wiki-Wargaming + Weaponsystems.net + Army Recognition
Sumber: Tank Encyclopedia + Wiki-Wargaming + Weaponsystems.net + Army Recognition
Saat ini, jumlah militer aktif di Venezuela adalah 130.000. Ini merupakan tingkat menengah tingkat kekuatan militer di negara-negara Amerika Tengah. Apakah ini yang menjadi alasan mengapa AS lambat untuk campur tangan secara langsung?

Menurut statistik buku tahunan "Jane's Defense Yearbook" total kekuatan militer Venezuela aktif ada 130 ribu, menjadi negara kuat militernya untuk ukuran pasukan di negara-negara Amerika Selatan.

Alutisista utama merupakan campuran multi-negara dari Rusia dan Prancis, termasuk hampir 200 sistem buatan Rusia. Tank tempur utama T-72, selain itu tentara Venezuela juga dilengkapi dengan lebih dari 80 tank tempur utama AMX-30, selain tank tempur utama Rusia dan Prancis, juga memiliki BMP-3 Rusia. kereta luncur BTR-80A kendaraan lapis baja, dan Self-propelled howitzer 2S19 dan serta alutsist lainnya. Selain itu, dilengkapi dengan beberapa peralatan transformasi independen dalam negeri.

Keraguan AS tampaknya bisa dikarenakan 130 ribu pasukan dan 200 unit tank tempur T-72 yang dimiliki Venezuela. Namun sebagian pengamat mengatakan ini bukan alasan satu-satunya. Saat ini AS bukannya akan menggunakan kekerasan untuk menghantam Venezuela, kini AS sedang mendeteksi dan mentes, dan mecari cara yang paling murah dan efektif, karena banyak pilihannya.

Seperti yang kita ketahui sekarang Menlu AS, Pompeo mengumumkan bahwa AS menarik semua diplomatnya dari Venezuela, itu sangat penting bagi AS. Dengan tindakan ini akan timbul pertanyaan, apakah dengan menarikan mundur diplomat berati AS akan menyerbu dengan kekerasan?

Dengan tindakan ini akan terbentuk efek jera potensial, selain itu juga meningkatkan kekacauan  lebih lanjut di Venezuela. Tujuan membuat warga Venezuela menjadi galau dengan panarikan ini, selain itu Inggris ikut-ikutan memberitakan bahwa AS sejak 28 Pebruari telah mengirim pesawat pengintai "electronic rivet reconnaissance" RC-135, termasuk pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar di udara EP-3, yang telah terbang di utara perairan Venezuela yang merupakan wilayah udara selatan Karibia. Inggris telah mengungkapkan sebanyak enam kali. Ini merupakan suatu tekanan dari UE, yang mengungkapkan sesuatu yang tidak diketahui orang. Dan ini semua jelas sudah dipersiapkan dan pengintaian ini termasuk tekanan lebih lanjut.

Jadi di satu sisi penyerangan bisa dilakukan dari luar yang merupakan retorika diplomasi, yang dapat menimbulkan pertanyaan selama negara yang menerima pengungsi dari Venezuela, maka AS memberi bantuan. Dengan demikian bukankah ini mengacaukan negara normal?

Jadi AS menggunakan banyak cara, ditambah sanksi ekonomi, ditambah potensi perang opini publik yang benar dan salah, berita seperti itu yang terus dikumandangkan.

Namun ada pertanyaan, jika AS menggunakan kekuatan militer, berapa lama pasukan Venezuela bisa bertahan?

Melihat AS memiliki 1,3 sampai 1,5 juta pasukan militer, sedang Venezuela hanya 130 ribu pasukan militer, ini sangat kontras perbedaannya. Namun Venezuela memiliki banyak alutsista militer yang orang membayangkan itu mungkin bisa bertahan. Namun anggaran untuk biaya militer sebesar 5 milyar USD, dan AS sebesar 716,3 milyar USD.

Namun tampak bagi AS melakukan intervensi militer akan banyak suara-suara di Gedung Putih yang menentangnya. Karena selama era Obama di Gedung banyak beredar isu jangan melakukan kebodohan dan kekonyolan, dan pada ero Trump ini tampaknya masih dipatuhi.

Sebuah kredo yang dapat diamati, meskipun tidak ada upaya tidak untuk pukulan semacam ini ke Suriah, tetapi itu hanya pukulan bedah. Tetapi bagi Venezuela, jika itu benar-benar intervensi militer, mungkin tidak berguna untuk menggunakan "Tomahawk".

Demkian juga untuk melakukan penyerbuan dari daratan, hal itu juga banyak dipertimbangkan AS, karena kemungkinan bantuan dari negara lain akan sangat kecil, jadi harus AS benar-benar melakukannya sendiri.

Selain itu dibelakang Venzuela sebelah barat merupakan pegunungan termasuk 58% berupa hutan domestik, yang akan sangat menunjang untuk peperangan gerilya. Yang akan menyeret AS dalam kubangan perang berkepanjangan. Banyak pemeo dari negara-negara Latin Amerika yang mengatakan "Tuhan terlalu jauh dari mereka, tetapi AS terlalu dekat dari mereka" Terlalu dekat berarti itu sebenarnya tabu, bukan tidak bermoral.

Dan karena itulah banyak negara-negara sekitar Venezuela yang menentang penggunaan kekuatan militer dari AS, termasuk Kolumbia, yang baru saja memutus hubungan diplomatik denganVenezuela.

Menurut sebuah laporan dari "Russian Satellite News Agency" pada bulan Oktober, Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez mengatakan bahwa Kolombia tidak setuju untuk mengirim pasukan ke Venezuela. Duque menulis di media sosial bahwa tidak seorang pun di sini berbicara tentang invasi militer ke Venezuela.

Menurut laporan Wakil Presiden AS, Mike Pence menekankan dalam pertemuan Grup Lima yang diadakan oleh negara-negara Amerika Latin untuk mencoba menyelesaikan konflik di Venezuela bahwa Trump (pemerintah) dapat mengambil tindakan militer terhadap Venezuela, dengan jelas ditentang mereka untuk menjatuhkan Maduro dengan kekerasan, sebab akan menimbulkan ketegangan di perbatasan mereka.

Wakil Presiden Brasil, Hamilton Mourao mengatakan, bahwa Brasil tidak akan terpengaruh oleh penembakan peluru tentara Venezuela ke Brasil. Brasil sangat percaya bahwa itu tidak dapat diselesaikan dengan cara  ekstrem untuk memulihkan ketertiban di Venzuela.

Presiden Venezuela Maduro mengumumkan pada 23 Pebruari bahwa Venezuela telah memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Kolombia dan kemudian menutup perbatasannya dengan negara-negara seperti Brasil. Tetapi mengapa negara-negara tetangga seperti Kolombia dan Brasil tidak setuju dengan AS menggunaan kekuatan terhadap Venezuela?

Brasil sangat jelas menentang pengiriman pasukan ke Venezuela, itu menjadi bottom line, demikian juga dengan Kolombia. Mereka hanya akan mendukung dengan solusi damai melalui perundingan dan dialog antara Maduro dan Guaido.

Bisa dilihat selama Trump berkuasa, dia telah melancarkan dua perang, Pertama pada 27 April 2017, dan berikutnya 4 April 2018. Dalam dua tahun April menjadi apa yang disebut bulan menghatam "ISIS" di Suriah.

Tapi penyerangan ini tindakan militernya terbatas. Pada tahun 2017 meluncurkan 59 rudal, kemudian pada tahun 2018 melucurkan 120 rudal, setelah penyerangan itu selesai terus stop.

Pertimbangan Trump tampaknya tidak ingin menciptakan banyak hot spot, isu Suriah harus diselsaikan, jika tidak Rusia akan mendapatkan momentum. Selain itu masalah Iran harus diselesaikan juga. Apakah kini juga harus bertarung dengan Venezuela? Seberapa besar energi kesanggupan yang dimiliki untuk memenangkan tiga pertarungan dalam waktu yang sama? Maka semua ini akan menjadi perhitungan AS, seberapa jauh bisa memenangkan petarungan ini.

Bebarapa pengamat melihat terjadinya framentasi di dalam Gedung Putih, terutama setelah mudurnya Menhan James Matisse, maka peran Presiden Trump menjadi lebih jelas dan menonjol. Dalam kebijakan terhadap Venzuela seperti Pompeo yang ingin mengadopsi tekanan ekstrem dengan terus ingin memperketat "tali jerat"nya.

Namun masalahnya dengan memperketat "tali jerat" tampaknya akan tidak terlalu efektif untuk Venezuela, karena mereka sudah terbiasa sejak 1990 dan tahu bagaimana merespon pengetatan ini.  Maduro bahkan bisa mengubah pengetatan "tali jerat" ini menjadi cara menyatukan persatuan domestik, karena pengalaman ada di sana.

Cara lain dari Pence dan Bolton yang lebih menginginkan dengan cara mengayunkan "gada besar" yang diperlukan beberapa tingkat intervensi militer semacam itu.

Namun yang jelas intervensi militer hanya akan menyelesaikan masalah secara sekilas, tapi tidak efektif. Ini yang tampaknya diinginkan Amerika. Tapi yang jelas faktanya kedua belah pihak di Venezuela lebih menginginkan penyelesaian secara politik, duduk bersama bicara pelan-pelan menyelesaikan masalah urusan dalam negari secara damai. Karena dikhawatirkan bahwa pihak luar mana pun yang datang intervensi dengan kuat, dan bahkan dengan intervensi militer, itu tidak akan menguntungkan kepentingan rakyat Venezuela.

Jadi marilah kita amati bersama apakah AS akan seklali lagi terjerumus dalam kubangan perang di Venzuela?  Mudah-mudah hal ini tidak terjadi, agar tragedi kemanusiaan seperti di Timur Tengah tidak terjadi lagi di belahan dunia ini yang sudah sengsara....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.history.com/this-day-in-history/the-u-s-invades-panama

https://www.politico.com/story/2018/12/20/united-states-invades-panama-1989-1067072

https://www.theweek.co.uk/99606/is-the-us-about-to-invade-venezuela

https://nationalinterest.org/blog/skeptics/america-shouldnt-invade-venezuela-45552

https://www.theguardian.com/world/2019/mar/13/venezuela-blackout-what-caused-it-and-what-happens-next

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun