Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah AS Menyerbu Venezuela Seperti Panama Dulu?

24 Maret 2019   16:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:14 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tank Encyclopedia + Wiki-Wargaming + Weaponsystems.net + Army Recognition

Menurut laporan Wakil Presiden AS, Mike Pence menekankan dalam pertemuan Grup Lima yang diadakan oleh negara-negara Amerika Latin untuk mencoba menyelesaikan konflik di Venezuela bahwa Trump (pemerintah) dapat mengambil tindakan militer terhadap Venezuela, dengan jelas ditentang mereka untuk menjatuhkan Maduro dengan kekerasan, sebab akan menimbulkan ketegangan di perbatasan mereka.

Wakil Presiden Brasil, Hamilton Mourao mengatakan, bahwa Brasil tidak akan terpengaruh oleh penembakan peluru tentara Venezuela ke Brasil. Brasil sangat percaya bahwa itu tidak dapat diselesaikan dengan cara  ekstrem untuk memulihkan ketertiban di Venzuela.

Presiden Venezuela Maduro mengumumkan pada 23 Pebruari bahwa Venezuela telah memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Kolombia dan kemudian menutup perbatasannya dengan negara-negara seperti Brasil. Tetapi mengapa negara-negara tetangga seperti Kolombia dan Brasil tidak setuju dengan AS menggunaan kekuatan terhadap Venezuela?

Brasil sangat jelas menentang pengiriman pasukan ke Venezuela, itu menjadi bottom line, demikian juga dengan Kolombia. Mereka hanya akan mendukung dengan solusi damai melalui perundingan dan dialog antara Maduro dan Guaido.

Bisa dilihat selama Trump berkuasa, dia telah melancarkan dua perang, Pertama pada 27 April 2017, dan berikutnya 4 April 2018. Dalam dua tahun April menjadi apa yang disebut bulan menghatam "ISIS" di Suriah.

Tapi penyerangan ini tindakan militernya terbatas. Pada tahun 2017 meluncurkan 59 rudal, kemudian pada tahun 2018 melucurkan 120 rudal, setelah penyerangan itu selesai terus stop.

Pertimbangan Trump tampaknya tidak ingin menciptakan banyak hot spot, isu Suriah harus diselsaikan, jika tidak Rusia akan mendapatkan momentum. Selain itu masalah Iran harus diselesaikan juga. Apakah kini juga harus bertarung dengan Venezuela? Seberapa besar energi kesanggupan yang dimiliki untuk memenangkan tiga pertarungan dalam waktu yang sama? Maka semua ini akan menjadi perhitungan AS, seberapa jauh bisa memenangkan petarungan ini.

Bebarapa pengamat melihat terjadinya framentasi di dalam Gedung Putih, terutama setelah mudurnya Menhan James Matisse, maka peran Presiden Trump menjadi lebih jelas dan menonjol. Dalam kebijakan terhadap Venzuela seperti Pompeo yang ingin mengadopsi tekanan ekstrem dengan terus ingin memperketat "tali jerat"nya.

Namun masalahnya dengan memperketat "tali jerat" tampaknya akan tidak terlalu efektif untuk Venezuela, karena mereka sudah terbiasa sejak 1990 dan tahu bagaimana merespon pengetatan ini.  Maduro bahkan bisa mengubah pengetatan "tali jerat" ini menjadi cara menyatukan persatuan domestik, karena pengalaman ada di sana.

Cara lain dari Pence dan Bolton yang lebih menginginkan dengan cara mengayunkan "gada besar" yang diperlukan beberapa tingkat intervensi militer semacam itu.

Namun yang jelas intervensi militer hanya akan menyelesaikan masalah secara sekilas, tapi tidak efektif. Ini yang tampaknya diinginkan Amerika. Tapi yang jelas faktanya kedua belah pihak di Venezuela lebih menginginkan penyelesaian secara politik, duduk bersama bicara pelan-pelan menyelesaikan masalah urusan dalam negari secara damai. Karena dikhawatirkan bahwa pihak luar mana pun yang datang intervensi dengan kuat, dan bahkan dengan intervensi militer, itu tidak akan menguntungkan kepentingan rakyat Venezuela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun