Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah AS Menyerbu Venezuela Seperti Panama Dulu?

24 Maret 2019   16:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:14 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak 7 Maret lalu, Venezuela telah mengalami pemadaman listrik skala besar, dan lebih dari setengah wilayah negara tersebut telah terkena dampak pemadaman listrik ini. Dapat dikatakan bahwa ini adalah durasi terpanjang dalam sejarah negara itu dalam pemadaman listrik terbesar.

Sumber: www.theguardian.com
Sumber: www.theguardian.com
Setelah itu, Presiden Venezuela Maduro mengatakan bahwa mereka akan membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Rodriguez untuk bersama-sama menyelidiki penyebab utama insiden pemadaman listrik dengan para ahli asing.

Adakah bukti pemadaman listrik dan sabotase pemasokan distribusi air terkait dengan AS?

Menurut analis dan pengamat, seperti yang kita ketahui menurut beberapa laporan dari media Barat, menurut laporan "Jane's Defense Weekly", sebuah pesawat pengintai elektronik Amerika dengan kemampuan serangan elektromagnetik sebenarnya telah berkali-kali datang ke Venezuela.

Selain itu, kita juga tahu bahwa Komando Dunia Maya AS (US Cyber Command) memiliki komando jaringan yang didirikan pada 2010, dan sekarang jumlahnya sekitar 6.000. Dan dalam periode waktu yang lalu, sebenarnya, AS juga telah melakukannya.

Sebagai contoh, serangan cyber semacam ini terhadap Iran adalah serangan yang disebut "virus Stuxnet " pada tahun 2010. Harus dikatakan bahwa itu sangat mungkin sekali untuk mencapai serangan seperti itu pada apa yang disebutkan diatas dalam tingkat teknis.

(Stuxnet menargetkan sistem SCADA dan diyakini bertanggung jawab atas kerusakan substansial pada program nuklir Iran. Meskipun tidak ada negara yang secara terang-terangan mengakui tanggung jawabnya, virus tersebut diyakini sebagai senjata cyber AS dan Israel yang dibangun bersama).

Stuxnet secara khusus menargetkan pengontrol logika yang dapat diprogram (PLC), yang memungkinkan otomatisasi proses elektromekanis seperti yang digunakan untuk mengontrol mesin dan proses industri termasuk sentrifugal untuk memisahkan bahan nuklir.

Sebenarnya, ini adalah metode yang biasa digunakan oleh AS. Bahkan, sebelum nya pernah terjadi serangan seperti itu terhadap hewan-hewan Yugoslavia.

Memang ada perbedaan dalam kondisi perang di Perang Kosovo. Pada saat itu adalah perang kedua negara antara kelompok militer yang dipimpin NATO yang melakukan serangan udara pada Kosovo dengan membom dengan bom grafit (graphite bomb). Bom grafit adalah filamen serat karbon yang panjang. Ketika ini sampai di grid maka akan terjadi hubungan pendek (konsleting).

Setelah korsleting, itu akan menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Hal ini benar-benar dapat ditemukan pada reruntuhan terakhir dari bom grafit. Itu merupakan suatu bukti adanya. Dan serangan semacam ini bagi AS dan Barat dianggap sebagai alat perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun