Jadi untuk merealisasi tingkat pertempuran global, hal ini dianggap suatu langkah besar. Terutama pada 27 Desember lalu, melakukan uji coba laut beberapa mode untuk jet tempur  J-15 dan helikopter WZ-8. Sehingga secara proporsional dan keseluruhan model ini telah dapat diuji di laut.
Jadi uji coba laut ini telah dilakukan selama setahun dan dapat dikatakan telah mencapai tingkat yang sangat tinggi. Keseluruhan sistem dalam pembentukan kekuatan tempur harus dikatakan sudah cukup jauh, sehingga dua kapal induk di masa depan dapat diharapkan sudah bisa melakukan operasional pada tahun 2019.
Tahun ini juga merupakan peringatan ke-70 pembentukan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Rusia, pada tahun 1949 Uni Soviet dan Tiongkok secara resmi menjalin hubungan diplomatik. Jadi ketika menyangkut pengembangan persenjataan Tiongkok, secara objektif ketika itu pengembangan alutsista Tiongkok mulai, dengan Uni Soviet memberi Tiongkok dukungan besar. Namun, selama pengembangan tahun ini, Tiongkok telah membuat banyak kemajuan teknologi independen, dan sekarang telah ada beberapa perubahan baru dalam pertukaran teknologi militer antara Tiongkok dan Rusia.
Pada mula ketika pengembangan awal untuk kapal selam tenaga nuklir strategis, termasuk juga pesawat angkut besar Y-20 masih mengandalkan pengimporan perlatan dari Rusia, tapi kini Tiongkok sudah bisa mandiri untuk membangun Y-20 ini, demikian juga dengan Pesawat Peringatan Dini AWACS, dan pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar pesawat di udara.
Namun awalnya teknologi alutsista Tiongkok mengandalkan impor, dan kini telah berubah untuk siap mengekspor alutsista. Untuk kapal permukan berbobot besar kini telah setara dan bahkan sudah melebihi Rusia, karena kemajuan AL Rusia tidak cepat, tapi jika dibanding dengan kapal perusak Tiongkok Tipe 052D, Tiongkok telah memasuki pembangunan yang ke-10. Untuk mengkontruksi alutsista memerlukan sejumlah peralatan yang besar.
Sehubungan dengan itu, kemungkinan ada kerjasama teknologi bagi Tiongkok-Rusia itu sangat besar, selain itu sistem radar kapal Tiongkok juga sudah sangat maju sekarang, jadi kemungkinan kerjasama ini sangat besar.
Tahun lalu, satu-satunya kapal induk di Rusia, Admiral Kuznetsov (bertugas sejak 1985), sedang menjalani perbaikan mengalami kecelakaan selama proses perbaikan dan mengalami beberapa kerusakan. Ada berita bahwa kapal ini akan diperbaiki di Tiongkok.
Menurut pengamat militer dari perspektif kemampuan, keamanan regional Tiongkok dapat memperbaiki kapal induk ini. Karena "Varyag" sekarang menjadi kapal induk Tiongkok pertama --- Liaoning dan "Kuznetsov" adalah kapal bersaudara dengan "Varjag", yang struktur internal mencakup jalur teknis dasar yang ditingkatkan oleh Tiongkok.
Saat ini "Kuznetsov" sangat sulit untuk diperbaiki oleh Rusia sendiri, karena masalah dermaga ini sama dengan kekuatan sipil di sekitarnya dalam sistem catu daya. Lalu ada lubang besar di dek kapal induk yang tertimpah crane runtuh. Saat ini kapasitas dari dermaga apung di Rusia ini mustahil bisa melakukan tugas menyelesaikan perbaikan dalam waktu singkat.
Jadi kemungkinan besar Rusia akan memakai jasa Tiongkok dengan dasar menggunakan teknologi memperbaiki kapal Liaoning untuk mengubah "Kuznetsov", Tiongkok berhasil merampungkan "Varjag" menjadi Liaoning dalam lima tahun mencakup meningkatan kemampuannya dalam banyak aspek. Dan perwira Rusia yang pernah berkunjung ke atas kapal Liaoning mengatakan kemampuannya melebihi "Varjag" dan mereka menyatakan tidak meragukan masalah teknisnya pada waktu itu. Dan jika ini terjadi berarti belahan Asia Timur menambah jaminan keamanan dari ancaman AS.