Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Militer Inggris Ikut-ikutan Kembali ke Asia-Pasifik?

29 Januari 2019   12:11 Diperbarui: 29 Januari 2019   12:17 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena di masa lalu perbaikan dan perawatan di bawah kerangka UE, negara-negara lain memberinya kekuatan untuk mengirim tenaga teknis termasuk jaminan terkait. Tapi setelah Brexit dari UE, tidak ada yang memberikan perlindungan.

Maka perlu bagi Inggris untuk mencari kompensasi mencari arah ketiga, dengan berbagi perkembangan masa depan Asia-Pasifik. Pada saat bank investasi Asia-Pasifik dibentuk, Inggris adalah negara Eropa pertama yang bergabung dengan AIIB.

Apa yang bisa kita lihat sekarang adalah bahwa AS dan Inggris telah menghabiskan seluruh kehadiran militer di LTS. Faktanya, itu terlibat dalam aspek ekonomi.

Pada saat AIIB diluncurkan, mereka percaya bahwa seluruh wilayah Asia-Pasifik pada abad ke-21 menjanjikan, seluruh kemakmuran adalah masa depan. Inggris tidak bisa menghindari ini. Jadi bagaimana melakukan intervensi agar mendapatkan pembagian yang lebih baik, yang satu adalah sarana ekonomi, dan yang lain adalah perbatasan. Dengan mempertahankan keberadaan kekuatan militernya di tempat ini, itu juga merupakan aspek penting dari keterlibatannya dalam urusan Asia-Pasifik.

Oleh karena itu, Britania Raya masih menganggap penting kawasan Asia-Pasifik, selain itu dari sudut pandang sejarah ketika mereka masih sebagai negara "matahari tidak pernah terbenam" seluruh kawasan Asia-Pasifik berada dalam lingkup pengaruhnya.

Mengenang kembali pada 200 tahuanan yang lalu, pada awal thaun 1800an, Inggris mulai mengirim kapal-kapalnya ke LTS untuk melakukan penjejahan sepihak, AS dan Inggris datang pergi bergantian, untuk melakukan pengukuran dan memberi nama pada pulau-pulau dan karang atol disekitar kepulauan Xisha dan Nansha yang saat itu memang sejak lama sudah berada dalam penguasaan kerajaan dan kekasairan Tiongkok.

Dari sini kita dapat melihat bagaimana secara historis mereka telah secara ilegal hadir di LTS dan juga di Pasifik Barat serta di Timur Jauh. Dengan menggunakan kapalnya untuk muncul di wilayah laut yang sesuai untuk memprovokasi insiden yang sesuai untuk memiliki bentuk presentasi. Seperti apa yang dilakukan VOC dan kemudian pemerintah Belanda di kawasan Nusantara (kini Indonesia).

Selain itu, dari sudut pandang strategis, Inggris berada di "persimpangan" sejarah. Jika dikatakan bahwa setelah beberapa dekade Perang Dunia II, dengan hilangnya besar-besaran koloni Inggris di luar negeri, bangkitnya anti-kolonisasi negara-negara jajahannya menjadi merdeka. Setelah kehilangan sebagian besar koloninya, Inggris harus menghadapi masalah untuk kembali ke Eropa.

Setelah kegamangannya bergabung di Uni Eropa dan kini keluar dari UE (Brexit), maka dipilihlah kembali "turun lagi kelautan." Jadi sekarang, ketika Inggris melepaskan diri dari proses Uni Eropa, meskipun tidak terlalu mulus, tren besar telah menunjukkan bahwa mereka harus menghadapi pilihan baru, yaitu, "merambah ke laut", sehingga memiliki lebih banyak rasa identitas. Dan merasa dirinya menjadi negara besar samudra.

Setelah membuat beberapa pilihan strategis, apakah akan bertahan di Eropa atau lainnya, tapi dipilihlah opsi spesifik lebih banyak ke Asia-Pasifik. Dan bergabung dengan AS yang telah banyak memicu beberapa insiden di kawasan Asia-Pasifik.

Mereka ingin menunjukkan pilihan taktis barunya di kawasan Asia-Pasifik melalui hubungan strategis dan taktis yang mendalam dengan AS. Inggris ingin menunjukkan pilihan taktis barunya di kawasan Asia-Pasifik melalui strategi dan taktis yang dijembatani oleh AS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun