Saat sekarang pandangan ini tampaknya tidak salah, bahkan konsepnya cukup maju. Â Memegang esensi pengembangan mode tempur udara di masa depan, tetapi orang Amerika telah melupakan esensi terpenting dari senjata dan peralatan, yang dapat diandalkan. Â Â Â
Setelah Perang Vietnam meletus tidak lama, keluarlah pesawat tempur generasi baru AS, Â F-4 Phanton yang digunakan di Perang Vietnam, pesawat tempur ini berbeda dari pesawat tempur sebelumnya, tidak dilengkapi dengan senjata mesin pada pesawat, hanya dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara. Termasuk juga rudal jarak menengah Sparrow yang dipandu dengan radar, dan bom jarak dekat yang dipandu infra red --- Rattle Snake.
Rudal ini jangkauannya berkisar dari beberapa kilometer hingga beberapa puluh kilometer. Bahkan AU-AS percaya bahwa mereka sepenuhnya mampu menembak musuh terlebih dahulu, dan musuh bisa ditembak jatuh lebih dahulu.
Namun dalam serangkaian pertempuran udara yang terjadi kemudian apa yang terjadi? tanpa ampun memberi AU-AS tamparan di wajahnya.
Seorang komandan AS yang bertanggung jawab atas komando darat pernah menggambarkan kesannya tentang pertempuran udara Vietnam. Setiap kali pertempuran udara dimulai, earphone selalu terdengar suara umpatan segala jenis kutukan dan keluhan dari pilot AS yang bertempur.
Ujung tombak mereka menunjuk ke rudal udara-ke-udara yang dibawa oleh para pesawat tempur mereka. Pada saat itu andalan mereka adalah rudal udara-ke-udara. Apakah memang benar-benar sangat buruk?
Dari data yang dirilis kemudian, kita dapat menemukan bahwa dalam Perang Vietnam, kinerja rudal udara-ke-udara AS tidak saja hanya buruk, tetapi sangat berantakan.
Dari 589 rudal yang ditembakan hanya kurang lebih 59 rudal mengenai sasaran, ini berarti hampir 530 rudal gagal, kalau tidak berfungsi baik atau tidak tahu kemana arahnya. Yang mengenai sasaran hanya kurang lebih 10%.
Pasca Perang Vietnam militer AS mulai menyadari bahwa rudal udara-ke udara tidak bisa diandalkan, maka secara bertahap diluncurkan kembali dan dipasang pod meriam yang dipasang secara eksternal untuk jet tempurnya. Maka sejak itu kinerja jet tempur AS barulah meningkat.
Meskipun telah mengalami pengalaman buruk berat, namun setelah perang, dengan keandalan rudal terus meningkat, rudal udara-ke-udara telah mejadi andalan pertempuran udara lagi.