Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bagaimana Industri Penerbangan Tiongkok Dapat Mengejar Ketertinggalan dari Barat dan AS?

12 Januari 2019   20:56 Diperbarui: 23 Januari 2019   09:49 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 50-60an abad ke-20 lalu, negara RRT muda yang baru lepas dari asap perang, mulai melangkah dalam pengembangan industri penerbangan yang masih lemah. Mei 1964, AU-Tiongkok mengeluarkan persyaratan desain untuk merancang pesawat tempur yang lebih canggih daripada J-7 yang baru saja beroperasi pada saat itu, Tiongkok baru mengembangan mesin turofan WP-5 & WP-6 baru.

Pada tahun 1964 ketika mulai mendesain WS-6, ini merupakan pertama kali Tiongkok mendesain sendiri seluruhnya untuk "Double rotor afterburning large thrust turbofan engine (mesin double rotor afterburning)," dimana peningkatan penuhnya 12,5 ton. Indikator ini setara dengan pengenalan mesin AL-31F Rusia dalam 28 tahun, tetapi indeks kinerja yang berlebihan di luar kenyataan.

Tahun 1968 Mesin eksperimental pertama WS-6 mulai berjalan selama lima tahun, baru pada tahun 1974 diperboleh untuk mulai dites dengan kecepatan 100%, dan kemudian diuji dengan berbagai faktor gangguan eksternal.

Namun mesin trubofan WS-6 yang awalnya dimuali dengan lemahnya teknologi Tiongkok, telah mengalami beberapa kali berhenti selama proses pengembangannya dan masalahnya juga terus berlanjut.

Hingga tahun 1982, durasi R&D WS-6 telah berjalan 16 tahun, baru lulus setelah dilakukan tes darat 24 jam. Tapi ketika WS-6 akan dilakukan tes untuk pernerbangan di udara. Tapi proyek pesawat yang awalnya cocok dengan WS-6, ketika siap diinstal/dipasang tiba-tiba kehilangan obek yang cocok. Akibatnya  susah untuk bisa melihat kesuksesan dari WS-6. Sehingga tidak bisa menyelesaikan proses akhir R&D. Dan jadi kekecewaan berkepanjangan.

Kita bisa melihat dengan kegagalan pengembangan WS-6 telah menjadi kekecewan besar, tapi kegagalan ini membuat tim Tiongkok lebih memahami, apabila tidak terlebih dahulu memiliki mesin yang baik, maka tidak mungkin bisa mendesain satu pesawat yang baik.

Tapi belakangan ini pesawat Tiongkok kita ketahui, semuanya terdapat "sakit jantung" (sebelum tahun 2016) banyak yang mempertanyakan, mengapa kita yang melihat Tiongkok bisa membuat roket Shenzhou dan jet tempur J-10, tapi tidak bisa membuat mesin jet pesawat yang canggih?

Perlu diketahui untuk mengembangkan mesin trubofan terkini R&D nya sangat sulit. Pertama harus berani berinvestasi sangat tinggi, menurut pengalaman di AS 50 tahun lalu, AS sudah menginvestasikan R&D untuk mesin pesawat melebihi 100 milyar USD.

Misalnya pada abad lalu tahun 1960an, saat AS baru mulai melakukan R&D mesin untuk F-100, dari awal mulai verifikasi pengembangan mesin hingga tahun 1987 F-100 benar-benar matang Pratt & Whitney total memerlukan  20 tahun dengan anggaran 33,6 milyar RMB, sedang Tiongkok WS-6 selama 20 tahun menghabiskan anggaran 1,5 milyar RMB. (100 RMB = USD 14,79).

Ada yang berpandangan, dalam pengembangan mesin pesawat, Tiongkok telah tertinggal pada tahun itu. Dengan mengatakan, Tiongkok kurang cukup dalam menginvestasikan uangnya, kerena itu tidak mungkin bisa membuat mesin yang bagus jika uangnya tidak cukup.  Namun ada juga yang berpandangan lain, ada yang berpendapat, jika Anda tidak dapat melakukannya, apakah memang ini adalah masalah uang? Apa memang benar mustahil memiliki lebih sedikit uang terus tidak dapat membuatnya?

Atas dua pandangan di atas ini, tidak tahu yang mana yang yang paling benar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun