Sebaliknya, kontrol penuh dari hak penambangan sumber daya bawah tanah di atas air, dan penggunaan kekuatan atau pencegahan, dekat laut Shiyou Tian saat ini perusahaan patungan antara Vietnam dan sumur-sumur baru pengeboran asing, dan berusaha untuk Tiongkok, dan Taiwan joint venture, dalam bentuk usaha patungan asing. Â Menghalangi program pengembangan sumber daya dasar laut di Vietnam. Kemudian menarik pada kondisi ekonomi yang menguntungkan dan mempengaruhi untuk menarik partner luar pada pihak Tiongkok. Hal ini tergantung pada situasi kemudian mengambil beberapa tindakan serupa terhadap Filipina.
Dalam model ini faktor internal meliputi pada akhir abad ini, kekuatan ekonomi dan militer Tiongkok masih memegang momentum pertumbuhan yang tinggi, namun, karena prevalensi korupsi di pemerintahan, otokrasi politik, situasi politik tetap stabil, sementara meningkatkan ketidakpuasan publik dengan perasaan nasionalisme pemerintah terus meningkat.Â
Dan, hubungan antara Taiwan masih mempertahankan status quo, dari waktu ke waktu dalam berbaikan. Untuk menunjukkan daratan untuk kemerdekaan Taiwan, kekuatan militer yang kuat, dan akhirnya mencapai tujuan Taiwan, Laut Tiongkok Selatan ke Jepang dari waktu ketika mereka membutuhkan besar kedalaman blokade laut. Tiongkok mungkin karena itu "menderita provokasi serius" sebagai alasan, atau membujuk Vietnam melopori penggunaan kekuatan, mirip dengan set pertama dari dua model, dan akhirnya meluncurkan "pertempuran pembebasan Kepulauan Nansha" hanya untuk Vietnam untuk langkah mencapai kontrol penuh dari Kepulauan Spratly.
Selain itu, arti penting lain dari " kedaulatan regional dan pembangunan bersama" adalah bahwa Tiongkok dapat di bawah premis kedaulatan regional, menang atas Singapura, Malaysia, Indonesia dan negara-negara lain untuk "ikut mengembangkan" sumber daya maritim di perairan yang disengketakan antara Tiongkok, Vietnam dan Filipina. Menggabungkan ASEAN dari dalam dengan senjata ekonomi. Dalam hal ini telah dilakukan DOC dan COC untuk sengketa laut Tiongkok Selatan.
Namun asumsi analis dunia luar diatas akan tidak berlaku dengan adanya sepekatan negara-negara ASEAN yang telah bersepakat untuk melaksanakan DOC dan COC untuk sengketa Laut Tiongkok Selatan. Yang penting negara-negara ASEAN dan kawasan Laut Tiongkok Selatan tidak terprovokasi dengan kekuatan ekstra regional dan territorial jauh untuk kepentingan geopolitik dan hegemonismenya.
Tapi layak optimis dengan kesadaran dan kesepakatan yang telah terbentuk antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN selama ini, kedaaan untuk saling menjaga kestabilan kawasan ini cukup menjanjikan demi pembanguan dan kesejahteraan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H