Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tekanan Keras dan Lunak AS terhadap Iran, Bisakah Berhasil?

14 Agustus 2018   17:38 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:29 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menlu AS, Mike Pompeo mememperingatkan: Jika Iran menunjukkan komitmen untuk membuat perubahan mendasar dalam cara mereka memperlakukan rakyatnya sendiri, mengurangi perilaku jahat mereka, dapat menyetujui bahwa ada baiknya untuk memasukkan perjanjian nuklir yang sebenarnya mencegah proliferasi, maka Presiden mengatakan dia siap untuk duduk dan melakukan dialog dengan mereka.

Pada 30 Juli, Menlu Mike Pompeo menetapkan prakondisi untuk pertemuan antara pemimpin AS dan Iran selama wawancara dengan CNBC.

Beberapa hari kemudian, pada 4 Agustus, Trump membuat tweet lain di media sosial dengan komentar yang sangat berbeda dari apa yang dia katakan sebelumnya: "Iran, dan ekonomi-nya, menjadi sangat buruk, dan cepat! Saya akan bertemu, atau tidak bertemu, itu tidak masalah --- terserah mereka! "

Sumber: twitter.com/realDonaldTrump
Sumber: twitter.com/realDonaldTrump
Saat ini secara umum, kebijakan Presiden Trump terhadap Iran telah kembali ke sikap garis keras seperti masa lalu. Jadi, Trump kini telah membuat pernyataan yang mengatakan bahwa mereka dapat bernegosiasi. Ini adalah sikap taktis, bukan strategi. Jadi, pengamat pikir strateginya masih keras, masih fokus pada tekanan, tetapi secara taktis, Trump tampak lebih fleksibel, dalam batas-batas tertentu.

Menlu Iran, Javad Zarif mengatakan bahwa AS terlalu terobsesi dengan sanksi, dan Iran ingin menyingkirkan AS dari "kecanduan" ini.

Karena AS dengan kejam telah mendorong Iran ke suatu sudut, sampai batas tertentu, mereka sebenarnya telah mendorong dirinya sendiri ke dinding. Karena tidak memiliki ruang strategis untuk bergerak, risiko konflik AS-Iran meningkat. Demikian sebagian analis berpendapat.

Jadi, berhadapan dengan AS yang memainkan bola keras dan bola lunak, taktik mana yang akan dimainkan paling baik dengan Iran? Ini yang menjadi pertanyaan dunia luar. Ada yang memperkirakan sebagai berikut:

Pertanyaan pertama tentang AS dan Iran: Akankah Iran menerima negosiasi? 

Menurut laporan 5 Agustus dari Sputnik News Rusia, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Iran Bahram Qassemi mengatakan bahwa setelah situasi Suriah relatif stabil dan mendapat kemenangan melawan terorisme, Teheran akan mengurangi jumlah atau penarikan semua penasehat militernya dari Suriah.

Ini adalah sikap kunci dan menunjukkan bahwa Iran bersedia untuk mengurangi tekanan strategis yang dihadapi oleh sekutu AS,  Israel dan Arab Saudi dengan imbalan sanksi AS haurs diperingan.

Namun pada 6 Agustus malam, Presiden Iran Rouhani menekankan dalam pidatonya yang disiarkan televisi bahwa Iran selalu mendukung penyelesaian masalah melalui saluran diplomatik dan dialog, tetapi dialog itu membutuhkan ketulusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun