Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Permainan Cantik Putin dalam Politik Diplomasi "World Cup"

17 Juli 2018   10:49 Diperbarui: 19 Juli 2018   19:29 3474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World Cup atau Piala Dunia Sepak Bola bukan saja sebuah pesta olahraga saja, juga sebuah anjang politik. Meskipun mantan Presiden FIFA Sepp Blatter pernah berkata, "Piala Dunia adalah Piala Dunia. Tanpa politik."

Namun kenyataannya, Piala Dunia belum pernah lepas dari bayang-bayang politik. Sejak Rusia berhasil ditetapkan untuk penyelengara Piala Dunia, seruan untuk memboikot itu secara konstan datang dari negara-negara Eropa dan AS.

Prancis telah menjadi juara dengan mengalahkan Kroasia sebagai juara kedua dalam pertandingan final semalam.

Namun yang juara sebenarnya adalah Vladimir Putin Presiden Rusia, Piala Dunia telah mengangkat profil geopolitik Putin. Dalam pertemuan dengan Presiden Rusia di Moskow pada hari Rabu, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton memuji Putin, mengatakan kepadanya bahwa dia ingin belajar "bagaimana Anda menangani Piala Dunia dengan sukses, di antara hal-hal lain."

Sejak awal, Piala Dunia Rusia telah terjebak dalam derasnya oposisi politik, dan menjadi platform bagi beberapa kekuatan politik dunia untuk menunjukkan oposisi mereka untuk sementara waktu.

Namun, Rusia telah memainkan kartu Piala Dunia dengan sangat baik. Meskipun pengamatan jangka panjang diperlukan untuk melihat bagaimana Piala Dunia akan merangsang ekonomi Rusia, Putin telah menuai hadiah diplomatik yang besar.

Baru-baru ini, politik internasional telah mengalami banyak perubahan terutama; Piala Dunia Rusia telah dipengaruhi oleh intrik politik dari berbagai pihak, beberapa laporan mengatakan bahwa Piala Dunia tahun ini telah dipandang sebagai yang paling politis dalam beberapa tahun terakhir.

Piala Dunia ini telah memasuki puncaknya. Jadi, negara seperti apa intrik politik yang mengelilingi Piala Dunia tahun ini?

Kini, Piala Dunia Sepak Bola telah usai dengan tim Prancis sebagai juara, tim Korasia juara dua, tim Belgia juara tiga, tim Inggris juara empat.

Ini adalah pertama kalinya dalam 28 tahun tim Inggris berhasil mencapai empat besar di Piala Dunia. Penggemar sepak bola Inggris merayakan secara liar dan dengan keras menyanyikan lagu Piala Dunia Inggris "Football's Coming Home."

Namun, hal ini menempatkan PM Inggris Theresa May dalam posisi yang serba salah. Dalam keadaan normal, PM Theresa May pasti akan senang, tetapi sekarang, dia merasa cemas apakah dia harus meminta pejabat Inggris atau anggota keluarga kerajaan pergi ke Rusia untuk mendukung tim Inggris, terutama Pangeran William, sebagai Presiden Asosiasi Sepak Bola Inggris.

Jika mereka tidak mengirim utusan menonton, itu akan menjadi pukulan bagi semangat tim Inggris. Jika dia menyinggung legiun besar penggemar sepak bola, May akan mengalami kesulitan. Tetapi jika dia mengirim seseorang untuk menonton pertandingan, dia akan menentang seruannya sendiri untuk memboikot Piala Dunia di Rusia.

Theresa May, PM Inggris pernah menyatakan: Hubungan ini tidak bisa sama. Jadi kami akan menangguhkan semua kontrak bilateral tingkat tinggi yang direncanakan antara Inggris dan Federasi Rusia. Ini termasuk undangan kepada Menteri Luar Negeri Lavrov untuk melakukan kunjungan timbal balik ke Inggris, dan memastikan tidak akan ada kehadiran menteri atau anggota keluarga kerajaan di Piala Dunia Musim Panas ini di Rusia.

Pernyataan ini dikemukakan karena, pada 14 Maret, terjadi peracunan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya di Inggris. Theresa May mengumumkan akan memboikot Pila Dunia di Rusia.

Pada saat yang sama, Polandia, Islandia, Denmark, Swedia, Australia, dan Jepang saling mengungkapkan bahwa mereka akan terlibat dalam boikot diplomatik atas Piala Dunia Rusia.

Insiden peracunan agen ganda ini juga menyebabkan Inggris, AS, Perancis, serta 20 negara lainnya mendeportasi 233 diplomat Rusia, deportasi ini menjadi kelompok besar-besaran bagi diplomat Rusia sejak Perang Dingin, yang menyebabkan hubungan Rusia dengan negara-negara Barat ke titik rendah.

Insiden Peracunan Hanya Alasan

Niat di balik negara-negara Eropa dan AS memboikot Piala Dunia di Rusia tampak jelas tanpa keraguan terlihat sejak sebelum insiden peracunan agen ganda itu.

Pada awal 2014, seorang anggota Kongres AS mengusulkan bahwa hak Rusia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 harus dicabut, dan menyarankan bahwa FIFA mencabut hak Rusia untuk ambil bagian dalam Piala Dunia Brasil.

Semua ini terjadi setelah Rusia ikut campur dalam politik Ukraina, mengirim pasukan ke Crimea, dan secara militer melakukan intervensi dalam situasi Suriah.

Pada tahun 2010, setelah Rusia memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, hubungan Rusia dengan semua Barat sedang berada dalam keadaan banyak gesekan. Hal ini menyebabkan Piala Dunia menjadi bahan untuk pemboikotan dari kelompok Barat, yang menyebabkan Piala Dunia ini dipolitiskan dari sejak awal.

Para pemimpin lebih dari 20 negara menghadiri upacara pembukaan Piala Dunia di Rusia, tetapi tidak ada pemimpin atau wakil Barat yang muncul pada upacara pembukaan.

Biasanya, sebagian besar pemimpin negara-negara utama dan kadang-kadang bahkan mereka semua akan menghadiri upacara pembukaan Piala Dunia. Tapi kali ini, hanya ada sekitar 20 pemimpin nasional yang datang untuk menghadiri upacara pembukaan untuk Piala Dunia yang diadakan di Moskow. Tidak ada seorang pun pemimpin Barat, ini juga menunjukkan bahwa Barat mengabaikan dan juga menunjukkan cemoohan Barat dan tidak menghiraukan Piala Dunia yang diadakan di Rusia.

Selain memboikot Piala Dunia yang diadakan di Rusia, banyak intrik politik internasional meluas ke Piala Dunia tahun ini.

Pertandingan pemanasan antara Argentina dan Israel yang semula dijadwalkan pada 9 Juni dengan keras diprotes oleh Palestina karena Israel menunjuk bahwa pertandingan diadakan di Yerusalem. Asosiasi Sepakbola Palestina memulai sebuah gerakan yang menentang Asosiasi Sepakbola Argentina. Pada akhirnya, Argentina membatalkan pertandingan pemanasan ini dengan alasan masalah keamanan.

Pada 8 Mei, Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015, dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Setelah itu, Nike yang berbasis di AS mengatakan bahwa karena sanksi AS terhadap Iran, mereka tidak akan memberikan sepatu/cleat (Nike) kepada tim sepak bola nasional Iran yang menghadiri Piala Dunia.

Dua contoh ini sekali lagi membuktikan bahwa sepakbola tidak pernah hanya sekedar olahraga dan kompetisi, dan selalu tidak dapat dipisahkan dari politik, dan bahkan telah digunakan untuk isu politik.

Piala Dunia tahun ini adalah Piala Dunia yang paling dipolitisasi sejak berakhirnya Perang Dingin. Suasana Piala Dunia yang dipolitisasi terkait dengan situasi internasional dari posisi Rusia saat ini, dan aspek lain adalah yang terkait dengan situasi global saat ini, sehingga seluruh dunia mulai terpecah karena kebijakan Trump, dan Piala Dunia ini di Rusia telah terjadi politisasi besar karena serangkaian gangguan dalam situasi global.

Baik dalam sejarah lalu maupun di masa kini, olahraga dan politik tidak pernah dapat sepenuhnya dipisahkan. Olahraga dan politik yang dipisahkan adalah keadaan yang ideal, tetapi tampaknya hal ini tidak pernah tercapai.

Ketika Inggris, Prancis, Belgia, dan Kroasia telah memasuki empat besar di tempat teratas Piala Dunia Rusia, penggemar sepak bola telah mengatakan bahwa ini adalah "Piala Eropa" Rusia yang akhirnya online pada tahun 2018.

Politisi dan pengamat juga telah berbicara banyak tentang bagaimana Putin memainkan kartu politik Piala Dunia.

Emmanuel Macron, Presiden Prancis (minggu lalu) : Jika tim sepak bola berhasil masuk dalam perempat final, saya akan menonton semua pertandingan berikutnya, jadi saya akan pergi ke semi final dan final.

Pada 10 Juli, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan perjalanan ke St Peterburg, Rusia untuk menyaksikan semi-final antara tim Prancis dan Belgia. Marcon secara pribadi menyaksikan tim Prancis mengalahkan Belgia 1: 0, untuk bergabung dengan final Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 12 tahun. Dan juga pada pertandingan final yang akhirnya dimenangkan oleh tim negaranya.

Rusia sudah jelas secara alami menyambut Marcon untuk mengunjungi pertandingan ini. Tetapi media Prancis melaporkan, "Marcon akan pergi ke Rusia. Sekarang Inggris dipermalukan. "

Demikian juga pada saat yang sama, Swedia, yang juga terlibat dalam boikot diplomatik Piala Dunia Rusia dengan Inggris, membatalkan boikotnya terhadap Rusia sebelumnya, setelah mengalahkan Swiss untuk masuk ke delapan besar. Kabinet Swedia percaya bahwa sangat penting untuk mendukung tim mereka.

Memang benar bahwa pertandingan semakin tumbuh menjadi luar biasa, dengan semakin sedikit tim yang tersisa di kompetisi, "boikot diplomatik" Rusia telah tumbuh lebih lemah dan semakin lebih lemah.

Para politisi ini telah dipaksa untuk memenuhi kemauan dari berbagai penggemar sepak bola di dalam negeri, dan menunjukkan semangat mereka untuk sepakbola, agar menarik mereka sebagai pendukung dalam menenangkan (pemilu) para pemilih ini.

Kasus sejarah yang paling menarik adalah Angela Merkel. Merkel awalnya dirinya tidak suka sepakbola di masa lalu. Namun pada tahun 2002, setelah ia menjabat, tim Jerman meraih tempat kedua, dan pada tahun 2006 dan 2010, mereka berhasil mencapai empat besar, dan pada tahun 2014, mereka adalah juara Piala Dunia.

Jadi dengan tim Jerman telah membuat penampilan yang bagus di Piala Dunia di masa lalu, Merkel perlu meraih suara dari pendukungan atau para penggemar sepak bola dari tim Jerman. Jadi negara-negara yang memboikot Rusia akan belajar dari pelajaran fantastis dari kasus Merkel --- bahwa Anda harus bisa merangkul sikap penggemar sepak bola dalam masyarakat demokratis semacam ini.

TV Rusia dalam acara "Russia Today" menyiarkan penyambutan dari penggemar sepak bola yang bekunjung untuk Piala Dunia. Dengan serombongan ABG dan pemuda bernyanyi dengan lirik : Jangan takut, penggemar sepak bola Inggris. Di sini, di Rusia, kami menyambut setiap tamu. Ayo, datang, dan jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu. Jangan takut. Orang Inggris mengatakan Rusia menakutkan, tetapi jangan takut. Tidak ada tempat yang lebih nyaman (dari Rusia). Ayo, datang jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu.


Ketika Piala Dunia telah berlangsung, banyak penggemar sepak bola Inggris yang kembali dari Rusia bahkan mulai membela Rusia di jaringan media sosial: "Media Inggris harus malu pada diri sendiri karena serangannya yang sangat jahat terhadap Rusia. Rusia adalah negara yang luar biasa."


Pada 29 Juni, Presiden FIFA Gianni Infantino secara terbuka mengatakan pada konferensi "Olahraga dan Masa Depan" yang diadakan di Moskow bahwa "Rusia adalah tuan rumah yang antusias dan ramah, dan Piala ini telah benar-benar mengubah pandangan Barat tentang Rusia."

Dalam tiga atau empat tahun terakhir, Rusia telah mengalami sanksi kelompok dari masyarakat Barat yang dipimpin oleh AS di bidang energi, keuangan, ekonomi, perdagangan, dan sektor lainnya. Sanksi ini benar-benar menjadi pukulan berat bagi ekonomi Rusia, citra internasional, dan status diplomatiknya.

Kecerdikan Putin

Jadi dengan Piala Dunia ini, Rusia telah menggunakan semangat dan sikap positif yang dimiliki penggemar sepak bola terhadap Rusia untuk menunjukkan bagaimana kesulitan Rusia dalam hubungan luar negeri telah berbalik.

Putin benar-benar telah menggunakan tindakan nyata untuk mengelola suasana hubungan luar negeri sebagai tuan rumah Piala Dunia dengan cara yang luar biasa.

Dari 11 kota sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia, Rusia menggunakan eksklave Kaliningrad di sebelah Laut Baltik sebagai tempat penting, mengatur untuk empat pertandingan penyisihan grup yang akan dimainkan di sana, termasuk pertandingan Inggris vs Belgia yang eksplosif. Lokasi ini awalnya adalah bagian dari Lituania, tetapi kemudian pernah diambil oleh Jerman dan menjadi bagian dari Prusia Timur; tempat ini pernah dipandang oleh Barat sebagai garis depan melawan Rusia.

world-cup-host-cities-5b4d63e2cf01b426825406b2.png
world-cup-host-cities-5b4d63e2cf01b426825406b2.png
Sumber: Daily Mail

Selain Eropa yang secara bertahap semakin dekat ke Rusia, interaksi Rusia dengan AS juga menunjukkan beberapa tanda positif.

Pada 27 Juni, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton mengunjungi Rusia, dan mengatakan ketika bertemu dengan Vladimir Putin, "Saya ingin belajar bagaimana Anda berhasil menyelenggarakan Piala Dunia ini."

Beberapa analis mengatakan bahwa kata-kata Bolton tidak diragukan lagi membuktikan betapa pentingnya Piala Dunia dalam meningkatkan citra geopolitis Putin.

Selain "mengubah musuh menjadi teman," di gala "diplomasi sepakbola" ini, Putin juga tidak lupa untuk memperhatikan teman-teman lamanya.

Di upacara pembukaan 14 Juni juga dihadiri oleh Presiden Presidium DPRK (Korut) dari Majelis Rakyat Tertinggi, Kim Yong-nam. Putin juga meminta Kim Yong-nam untuk menyampaikan pesan mengundang Kim Jong-un ke Rusia pada bulan September.

Pada 21 Juni, Presiden ROK (Korsel), Moon Jae-in tiba di Rusia, dan untuk memberi semangat kepada tim negaranya.

Selain itu, anggota keluarga kerajaan Jepang dan Patron Kehormatan Asosiasi Sepak Bola Jepang Hisako, Putri Takamado, juga mengunjungi Rusia untuk memberi semangat tim sepak bola Jepang untuk pertama kalinya.

Ketika kita membicarakan untuk isu kerjasama antara Rusia dan kawasan Asia-Pasifik, terutama Asia Timur Laut, kita benar-benar dapat melihat bahwa Rusia benar-benar telah meningkatkan perhatian dan pengaruhnya di Semenanjung Korea akhir-akhir ini, yang telah memaksa interaksi yang cukup positif dan seimbang antara hubungan Rusia-Jepang belakangan ini.

Rusia telah mengambil tren diplomatik yang cukup proaktif di kawasan Asia-Pasifik, terutama di Asia Timur Laut.

Dipercaya bahwa Piala Dunia ini juga telah memperkuat hubungan antara Rusia dan Timur Tengah. Dalam pertandingan pembukaan antara Rusia dan Arab Saudi di Piala Dunia 2018, interaksi antara Putin dan Pangeran Mahkota Saudi menjadi fokus. Ketika skor menjadi 5: 0, Putin mengangkat bahu dengan gerakan ramah. Ketika pertandingan itu berakhir, Putin memeluk Pangeran Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman.

Sumber: CCTV News
Sumber: CCTV News
Bloomberg News merilis sebuah pernyataan editorial bahwa Arab Saudi dan Rusia saat ini bekerjasama untuk menciptakan aliansi perminyakan permanen, dan hubungan kedua negara telah semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir. Itu mengklaim bahwa dengan angin yang menguntungkan dari Piala Dunia ini, Putin dan Putra Mahkota Salman akan mencapai kesepakatan penting untuk bekerja sama untuk mendorong harga minyak naik.

Selain itu, di latar belakangi konflik Palestina-Israel yang terus meningkat, Putin mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Rusia untuk menyaksikan putaran final Piala Dunia, yang diterima Palestina.

Beberapa analis percaya bahwa mengundang para pemimpin Palestina dan Israel,  Rusia ingin menunjukkan pengaruhnya di Timur Tengah kepada pihak Barat.

Hal itu seperti apa yang oleh situs "El Mundo" Spanyol yang mengatakan: "Sepakbola semakin menjadi bentuk baru konflik antar negara, dengan makna simbolis yang ekstrim, tetapi juga bertindak sebagai barometer untuk keseimbangan kekuatan global."

Rusia, yang dikepung oleh jaringan kebijakan luar negeri AS, Eropa, Timur Tengah, Semenanjung Korea, dan area lainnya, sedang menggunakan platform Piala Dunia untuk mendorong "diplomatik sepakbola" lebih jauh.

Saat ini, tampaknya upaya Rusia telah efektif sampai batas tertentu. Sejak dimulainya Piala Dunia, beberapa perlawanan Barat dan kritik negatif telah memudar secara bertahap.

Saat ini, melihat bagaimana Rusia menangani acara olahraga ini seperti Piala Dunia, termasuk tindakan proaktif yang diambil secara diplomatis dan dalam aspek lain, serta perubahan secara bertahap dalam situasi internasional, ini telah memaksa negara-negara dunia untuk menyadari masalah ini --- Rusia hanya ingin disebutkan seperti ini: Rusia adalah faktor penting dunia. Rusia masih merupakan ambang batas yang kalian tidak bisa abaikan untuk menyelesaikan topik global yang panas. Sampai taraf tertentu, ini telah menciptakan situasi baru bagi kebijakan luar negeri Rusia.

Sekarang, banyak pihak yakin diplomasi sepakbola Presiden Rusia Vladimir Putin telah memainkan peran terbaik dalam sebulan terakhir ini.

Prestasi Rusia Dalam Olahraga Tingkat Dunia

Di Universiade Musim Panas 2013 di Kazan, tim tuan rumah Rusia meraih 155 medali emas. Pada tahun-tahun yang sama, di Kejuaraan Atletik Dunia Moskow di Rusia sekali lagi meraih medali emas, setelah 12 tahun.

Pada tahun 2014, Rusia mendedikasikan seluruh kekuatannya dan menginvestasikan dana pemecahan rekor untuk sukses menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin Sochi, dan melampaui Norwegia pada saat-saat terakhir untuk membawa pulang 13 medali emas, menjadi yang terbanyak memperoleh mendali dari negara mana pun.

Serangkaian tindakan ini secara efektif meningkatkan tingkat persaingan Rusia di acara internasional, dan sukses menyelenggarakan serangkaian kompetisi internasional berskala besar yang memberi atlet Rusia peluang untuk mempertunjukkan prestasi di bidang mereka.

Beberapa komentator mengatakan bahwa Rusia, melalui acara olahraga internasional yang telah diikut-sertai selama lebih dari sepuluh tahun terakhir telah memperkuat citra nasional dan kepercayaan masyarakatnya.

Pada kenyataannya, selama bertahun-tahun, Rusia sangat piawai menggunakan acara olahraga untuk mengembangkan kebijakan luar negerinya. Pada titik ini kita harus menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Putin telah dengan cerdik menggunakan olahraga untuk mengembangkan diplomasi olahraga. Sedang Olahraga mewakili kedamaian.

Pada titik ini untuk waktu yang tepat, Piala Dunia Rusia tidak diragukan lagi adalah kesuksesan. Dihadapkan dengan ratusan juta penggemar sepak bola dan penonton, Rusia telah mendapatkan peluang besar untuk memamerkan citra internasionalnya dan mempromosikan budaya dan tradisinya.

Namun, biayanya juga sangat besar. Laporan mengatakan bahwa Rusia menginvestasikan lebih dari 13 miliar USD dalam infrastruktur seperti tempat dan transportasi --- jauh lebih besar 6 miliar USD dan 11 miliar USD Piala Dunia di Afrika Selatan 2010 dan Piala Dunia Brasil 2014, menjadikan Piala Dunia ini termahal dalam sejarah .

Keuntungan Ekonomi Dari Piala Dunia

Tetapi tidak ada orang yang mau rugi dalam bisnis. Piala Dunia bukan hanya acara sepakbola; ada buku besar ekonomi yang rumit di baliknya. Jadi, buku besar ekonomi apa yang ada di belakang Piala Dunia? Dapatkah Rusia, dalam kesulitan ekonomi, mendapat keuntungan dari Piala Dunia?

Piala Dunia adalah seperti Karnaval bagi penggemar sepak bola, tetapi orang-orang tidak akan pernah berpikir bahwa barang standar untuk penggemar sepak bola adalah bir, yang akan benar-benar habis terjual! Sehingga bagi warga lokal Rusia sulit memperoleh Bir. Seorang warga mengatakan: "Sulit untuk membeli bir. kita harus menunggu dalam antrian panjang untuk membelinya."

Ledakan penjualan bir membuat produsen dan pabrik tidak bisa memenuhi permintaan. Selain bir, barang dagangan lainnya juga mengalami ledakan penjualan.

Sebuah department store Rusia yang terkenal di sebelah Red Square, GUM Department Store, mendekorasi malnya penuh dengan elemen sepakbola selama Piala Dunia, dengan air mancur sepakbola dan dekorasi sepak bola, untuk membuat wisatawan dari seluruh dunia merasa seperti mereka berbelanja di sebuah istana sepakbola.

Sumber: Dreamstime.com
Sumber: Dreamstime.com
Telmuraz Guguberidze, CEO GUM Department Store, menuturkan: "Selama Piala Dunia, setidaknya 50% dari penjualan mal berasal dari konsumen asing. Biasanya, mereka hanya mencapai 15%. Tetapi selama Piala Dunia, setengah dari 50% penjualan untuk orang asing yang berasal dari turis Tiongkok.

Data terbaru yang dirilis oleh Badan Pariwisata Federal Rusia pada 5 Juli menunjukkan bahwa selama Piala Dunia, lebih dari 5 juta turis di-host di kota-kota tempat kompetisi di Rusia, dan jumlah wisatawan di setiap kota meningkat rata-rata 74%.

Menurut perkiraan Rusia, pendapatan ekonomi yang dibawa ke Rusia oleh konsumsi pariwisata asing selama Piala Dunia adalah sekitar 3 miliar USD, yang memberikan kontribusi 0,2% terhadap pertumbuhan PDB antara April hingga September. Reaksi berantai dari pertumbuhan industri pariwisata, pengeluaran konstruksi yang sangat besar, dan investasi pemerintah akan memberi Rusia "tembakan pendorong" setelah mengalami kemerosotan ekonomi selama beberapa tahun.

Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Rusia akan berada di antara 1,5 hingga 2,0%, yang berarti itu berada pada dasarnya akan berhenti pada titik atrophia (titik ekonomi menurun).

Meskipun beberapa analis percaya bahwa Rusia tidak mungkin mendapatkan lebih dari 13 miliar USD yang diinvestasikannya di Piala Dunia kembali melalui pendapatan ekonomi langsung dari acara tersebut, ekonom Rusia percaya bahwa biaya acara semacam ini seperti Piala Dunia seperti "double-side coin (sisi ganda keping uang)."  

Menyelengarakan Piala Dunia terasa merangsang pariwisata, konsumsi, dan pekerjaan, dan memiliki efek luapan berkelanjutan. Juga, Kremlin telah secara khusus memilih 11 kota untuk menjadi tuan rumah pertandingan yang berbeda pada fase yang berbeda untuk  Piala Dunia.

Dari 11 kota ini, di samping kota-kota yang secara ekonomi maju seperti Moskow dan St. Peterburg, ada juga kota-kota seperti Volgograd dan Nizhny Novgorod dengan infrastruktur yang buruk dan pembangunan ekonomi masih tertinggal, serta kota-kota seperti Saransk dan Sochi dengan populasi kurang dari 500.000, sulit ditekan untuk memberikan efek berskala besar.

Beberapa analis percaya bahwa di balik pilihan ini mungkin keinginan untuk menggunakan Piala Dunia untuk membangun distribusi dan redistribusi dana, dan penyesuaian isu yang sulit dari perkembangan yang tidak merata.

Sumber: Daily Mail
Sumber: Daily Mail
Putin menggunakan Piala Dunia ini untuk mempromosikan beberapa area. Pertama, dia secara besar-besaran memperbaiki infrastruktur dari sebelas kota yang menyelenggarakan pertandingan Piala Dunia itu, yang akan memberikan kota-kota ini tampilan baru.

Kedua, dia telah menggunakan Piala Dunia untuk meningkatkan tingkat pekerjaan di seluruh Rusia, karena secara langsung memberikan pekerjaan kepada sekitar 300.000 orang, dan secara tidak langsung mendorong industri pariwisata dan jasa, sehingga secara tidak langsung menyediakan lebih banyak pekerjaan.

Ketiga, secara domestik, dengan investasi besar di Piala Dunia, "ekonomi" Piala Dunia telah menenangkan kelompok-kelompok kepentingan yang telah kecewa dengan kemerosotan ekonomi yang dihadapi Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Bagi Putin, masalah kehidupan lebih penting. Pendapatan dan konsumen tingkat orang Rusia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, dan jumlah orang di bawah garis kemiskinan telah meningkat.

Pada tahun 2010, populasi miskin Rusia telah turun dari 36,5 juta pada tahun 1995 menjadi 17,9 juta, tetapi saat ini, telah meningkat menjadi 20 juta sekali lagi, dengan total 15% dari populasi.

Pada 7 Mei tahun ini, Putin berhasil terpilih sebagai presiden sekali lagi, dengan rating persetujuan 76,69%, dan disumpah untuk masa jabatan keempat kepresidenannya di Hall Andreyevsky Kremlin.

Selama pidato pengukuhannya, dia menekankan bahwa pemerintahan baru ini akan fokus pada menghidupkan kembali ekonomi dan meningkatkan kehidupan rakyatnya.

Putin mengatakan: Kita dihadapkan dengan tugas yang sulit yang menuntut partisipasi semua masyarakat Rusia, dan membutuhkan kontribusi positif dari setiap warga dari kita, untuk menyatukan semua kekuatan politik dan sipil yang benar-benar peduli dengan Rusia dan merasa bertanggung jawab untuk itu.

Pada hari itu, Putin juga menandatangani "Perintah Eksekutif Tentang Tujuan Nasional dan Tujuan Strategis Federasi Rusia sampai 2024," daftar tujuan yang harus diselesaikan dalam enam tahun ke depan masa jabatannya, termasuk: Akan membawa Rusia ke dalam lima ekonomi terbesar dunia; mengurangi kemiskinan setengah; mengurangi emisi polutan dari kota-kota dengan polusi paling buruk di Rusia paling sedikit 20%; memastikan bahwa Rusia menjadi salah satu dari sepuluh negara teratas dalam hal kualitas pendidikan di dunia.

Rusia berharap untuk menggunakan Piala Dunia ini untuk memperkuat perkembangan ekonominya yang lamban.

Komite Piala Dunia Rusia merilis analisis tentang "Dampak Piala Dunia 2018 terhadap Sektor Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan" yang percaya bahwa Piala Dunia akan memiliki peran positif berkelanjutan pada ekonomi Rusia, dan itu akan menyebabkan PDB Rusia tumbuh dari 150 miliar rubel menjadi 210 miliar rubel selama lima tahun ke depan, dan bahwa setiap tahun, industri konstruksi dan industri pariwisata akan melihat 160.000 hingga 240.000 pekerjaan baru.

Beberapa pengamat memperkirakan bahwa PDB Rusia tahun ini akan 1% lebih besar dari tahun lalu, persentase poin keseluruhan dari pertumbuhan. Jadi dari perspektif ini, efek jangka-panjang dari Piala Dunia adalah sesuatu yang Putin sudah alami, tetapi kunci untuk efek jangka menengah dan jangka panjang akan tergantung pada bagaimana Rusia mengembangkan kebijakan luar negerinya dan domestiknya.

Ada istilah Roma tidak dibangun dalam sehari. Kemerosotan ekonomi Rusia disebabkan baik faktor eksternal maupun internal. Selain akibat bertahun-tahun dijatuhi sanksi ekonomi dari Eropa dan AS, kunci yang lebih penting adalah karena terlalu bergantung pada struktur ekonomi yang dibangun di atas sumber energi tunggal, dari mana konflik dan isu-isu pembangunan yang tidak merata telah muncul.

Piala Dunia akan segera berakhir, dan bagi Rusia, sepertinya dalam semua aspek, kita harus mengakui bahwa karnaval sepakbola ini telah berhasil, tetapi setelah Piala Dunia berakhir, perkembangan Rusia masih akan menghadapi masalah yang sangat kompleks.

Namun Putin dianggap sebagai pemenang sesungguhnya dari Piala Dunia kali ini.

Melalui sukses menyelenggarakan Piala Dunia, dia telah meningkatkan dan mengukuhkan peringkat persetujuannya di seluruh negeri, sehingga kita dapat melihat bahwa selama proses penyelenggaraan Piala Dunia, peringkat persetujuan pribadi Putin tetap tinggi, dan terus meningkat. Sudah sekitar 80%, jadi kondisi semacam ini telah menyebabkan Piala Dunia membawa pamor Putin ke tingkat ketinggian baru.

Pada 16 Juli, sehari setelah Piala Dunia berakhir, Putin akan bertemu dengan Presiden AS Trump di Helsinki, Finlandia.

AS baru saja menerima hak untuk menyelenggarakan Piala Dunia pada tahun 2026. Selama pertemuan, mereka mungkin berbagi pengalaman dari penyelenggara Piala Dunia yang sukses di Rusia. Ini mungkin akan menjadi suatu efek lain dari politik sepak bola Putin.

Dalam pertemuan ini sekali lagi penilaian terhadap Putin menjadi sorotan. Menganggapnya pertemuan ini merupakan kemenangan dari Putin.

Para politisi dan komentator AS terkejut oleh kinerja presiden mereka (AS) dalam apa yang John King CNN berlabel "Surrender Summit".

Senator dari Partai Republik dan mantan calon presiden John McCain menyebutkan konferensi pers bersama Trump dengan Putin sebagai "titik terendah baru-baru ini dalam sejarah kepresidenan Amerika".

Mantan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, seorang Republikan, mengatakan Trump telah "Amerika Gagal," mengatakan itu adalah hari yang menyedihkan bagi negara, dan "hari yang menyedihkan bagi dunia."

Senator Arizona, Jeff Flake, mengatakan Trump telah berpihak ke Rusia karena badan intelijennya "memalukan" sementara mantan direktur CIA John O'Brennan menyebutnya "pengkhianat", karena hashtag #treasonsummit mulai beredar.

Namun, meskipun sepak bola sangat terkait erat dengan hubungan internasional, kita juga harus mengakui bahwa dalam berbagai urusan politik yang serupa, sepakbola hanyalah pemicu untuk peningkatan atau penurunan hubungan dua negara, dan bukan akar masalahnya --- pertimbangan praktis dari kepentingan adalah masih akar hubungan internasional.

Kini Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara Asian Game, bisakah kita memanfaat karnaval olahraga ini untuk keuntungan politik dan ekonomi? Meskipun tahun ini adalah tahun politik untuk persiapan pemilu, bisakah kaum politikus kontestan bersatu demi keberhasilan kemasalahatan event internasional ini, dan tidak saling menjegal dan mensabotase persiapannya yang bisa mempermalu nasional kita??? Mudah-mudahan prestasi Putin dalam penyelenggaraan Piala Dunia bisa menjadi cerminan kita.......

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

edition.cnn.com/news.com.au/edition.cnn.com/cbssports.com/roadtrips.com/irishtimes.com/bloomberg.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun