Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taruhan Trump untuk Mengubah Tatanan Tata Kelola Global

3 Juli 2018   13:23 Diperbarui: 3 Juli 2018   13:38 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menlu Rusia Sergey Lavrov percaya bahwa alasan AS untuk menarik diri dari Dewan HAM PBB karena tidak tahan untuk dicermati. Ia percaya bahwa keputusan yang dibuat oleh Dewan HAM PBB konsisten dengan keputusan Dewan Keamanan PBB untuk menangani konflik Palestina-Israel.

Rangkaian resolusi yang dibuat mengenai isu Palestina-Israel sesuai dengan realitas obyektif kawasan Timur Tengah, dan telah mendapat persetujuan dari mayoritas negara-negara.

Sergey Lavrove mengatakan: Seperti kita ketahui AS dipercaya bahwa dirinya sebagai juara di bidang hak asasi manusia. Jika ini benar-benar terjadi, seharusnya ada alasan untuk tetap berada di Dewan Hak Asasi Manusia, dan harus dapat bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki pendapat tentang masalah hak asasi manusia yang berbeda dari AS.

Selain itu, waktu penarikan diri AS ini perlu direnungkan, karena pemerintah Trump sedang dalam badai opini publik untuk "kebijakan pemisahan keluarga (family separation policy)."

(Kejadian di perbatasan AS dan Meksiko, dan adegan semacam ini telah sering terjadi baru-baru ini.  Ini sebagian rekaman adegan memilukan dalam peradaban manusia modern kini: Darimana asalmu? El Salvador. Dan kau? Guatemala. Jangan menangis. Saya ingin pergi dengan bibi saya. Anda akan sampai di sana. Dia akan menjelaskannya kepada Anda, dan membantu Anda. Saya ingin papa saya.)

Anak-anak dalam rekaman semua datang bersama orang tua mereka dari Amerika Tengah dan Selatan untuk secara ilegal memasuki AS melalui Meksiko. Alasan mereka menangis adalah karena setelah mereka memasuki AS, mereka dipaksa berpisah dari orang tua mereka oleh petugas Patroli AS, dan ditempatkan di lokasi yang berbeda.

Menurut statistik dari Departemen Dalam Negeri dan Keamanan AS, dalam enam minggu berlakunya kebijakan "nol toleransi (zero tolerence)"  pada akhir Mei, 1.995 anak-anak telah dipaksa berpisah dari keluarga mereka.

Kebijakan Trump ini telah dikritik habis oleh dunia luar. Bahkan sekutu tradisional AS telah mengecam pemerintah AS untuk ini.

Justin Trudeau, PM Kanada menyatakan: Apa yang terjadi di AS itu salah. Saya tidak dapat membayangkan apa yang dialami keluarga yang ditahan selama ini. Tentunya ini bukan cara kita melakukan hal-hal itu di Kanada.

Theresa May, PM Inggris mengatakan:

Gambar-gambar anak-anak yang ditangkap dan disekap di tempat yang tampak seperti kandang sangat mengganggu. Ini salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun