Pada 15 Agustus 1971, Presiden AS Richard Nixon mengumumkan bahwa pemerintah AS akan mengakhiri kewajibannya untuk pertukaran emas ke pasar dengan harga 35 USD per ons.
Namun, walaupun USD yang telah dipisahkan dari emas, menggunakan posisi solidnya sebagai "hegemon" untuk terus memastikan bahwa AS akan memperoleh keuntungan dari globalisasi ekonomi.
Setelah sistem Bretton Woods dan USD telah dipisahkan dari emas, semuanya diukur berdasarkan basis USD ini, di dasar globalisasi keuangan.
Apa yang AS lakukan? Karena mereka kekurangan uang, mereka mencetak lebih banyak. Mereka mencetak lebih banyak uang, tapi tidak memiliki cadangan emas untuk memback up uang kertas mereka.
Tapi AS bisa membeli apapun yang diinginkannya di seluruh dunia, dan keuntungan semacam ini disebut sebagai "seigniorage" di dunia keuangan. Mencetak mata uang dan melumasi (taxing) seluruh dunia, memungkinkannya memperoleh "seigniorage".
Setiap tahun, dengan seigniorage sendiri memungkinkan AS menghasilkan keuntungan 3 sampai 5 triliun USD dari seluruh dunia.
Minyak Menjadi Solusi AS
Untuk mempertahankan posisi USD dan juga memastikan keamanan energi dan keuangan AS, pemerintah AS mulai menggunakan perdagangan minyak internasional sebagai terobosan untuk mencari solusi.
Menurut tim diplomatik mantan Menlu AS, Henry Kissiger, pertama, mereka mengadakan serangkaian negosiasi dengan keluarga kerajaan Arab Saudi dan mencapai kesepakatan pada 1974.
Isi utama dari kesepakatan tersebut adalah: di satu sisi, AS akan menjual senjata militer ke Arab Saudi, dan juga menjamin keamanan wilayah Arab Saudi dan memastikan tidak akan diserang oleh Israel. Tapi sebagai gantinya sebagai hadiah ini, semua minyak ekspor Saudi Arabia harus dihargai dan diperdagangkan dalam USD.
Dengan dominasi USD ditambah dengan penempatan militer AS secara global, AS mengibarkan bendara "globalisasi" setinggi-tingginya dengan mengekspor nilai dan budaya Amerika.