Pada 20 Januari, militer Turki memobilisasi 72 pesawat, termasuk pesawat F-16 dalam serangan di wilayah Afrin di barat laut Suriah. Staf Umum Turki mengatakan bahwa mereka menghancurkan 108 dari 113 sasaran.
Dalam operasi ini, militer Turki bergabung dengan oposisi Suriah yang dikenal sebagai Free Syrian Army (FSA). Seorang perwira FSA mengatakan bahwa sekitar 25.000 anggota FSA bergabung dalam operasi tersebut.
Situasi Dan Kondisi Militan Kurdi
Kelompok militan Kurdi setempat, " People's Protection Units/Unit Perlindungan Rakyat" mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan Afrin sampai mati. Mereka memobilisasi tentara dan senjata dari kamp utama mereka di Al-Hasakah, di utara Suriah, untuk menghentikan serangan gabungan dari Turki dan oposisi Suriah.
Seorang prajurit Kurdi yang sedang di bungker diwawancarai wartawan TV dengan menyatakan: "Orang-orang kita (rakyat Kurdi) seharusnya tidak mempercayai rumor. Kami akan terus membela. Kami tidak akan membiarkan musuh menyerbu tanah kami. Kita tidak akan pernah mundur dari sini sampai kita meneteskan darah terakhir kita."
Analis dan ahli kemiliteran melihat, jika ingin menghabisi puluhan ribu militan Kurdi di Afrin, dan menyingkirkan pasukan utama mereka dan menduduki Afrin dengan mudah adalah menghayal, paling tidak sekurang-kurangnya 10.000 orang akan tewas atau terluka yang akan menjadi korban, jika tidak, Â itu tidak akan mungkin.Â
Tidak peduli berapa banyak pihak lawan mengebom mereka, orang Kurdi dikenal sebagai orang pegunungan. Mereka terbiasa tinggal di pegunungan, dan pandai menghindari bom.
Namun, kelemahan terbesar militan Kurdi adalah mereka tidak memiliki kekuatan anti-udara, dan sangat kekurangan sistem pertahanan udara portabel.
Dan kini armada helikopter serang T-129 militer Turki telah memasuki medan perang. Jika tidak ada cukup bantuan luar negeri, militer Turki memiliki peluang besar untuk menang.