Pada 19 Januari 2018, Departemen Pertahanan AS meluncurkan "Ringkasan Strategi Pertahanan Nasional 2018." Dalam pidatonya hari itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis memusatkan perhatian untuk menunjukkan poros strategi pertahanan nasional AS.
Dia mengatakan bahwa persaingan strategis antar negara saat ini berfokus pada strategi pertahanan nasional bagi AS. Dan dalam 15 tahun sebelum ini, titik kunci strategi pertahanan nasional AS adalah kontraterorisme.
Jadi, siapakah ujung tombak yang ditunjuk AS dalam  "persaingan strategis antar negara"? Apakah dengan dikeluarkannya laporan ini berarti strategi keamanan dan pertahanan Trump telah terbentuk?
Pada 19 Januari lalu, Departemen Pertahanan AS merilis "Ringkasan Strategi Pertahanan Nasional 2018 yang terbaru". Ini adalah dokumen strategis kedua yang menyentuh keamanan nasional setelah laporan "Strategi Keamanan Nasional" yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump pada bulan Desember tahun lalu.
"Ringkasan Strategi Keamanan Nasional 2018" didasarkan pada "Strategi Keamanan Nasional" yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Trump pada bulan Desember lalu. Total halaman terdiri dari sekitar seperlima dari ringkasan yang rilis tidak resmi dari "Strategi Strategi Pertahanan Nasional".
Ringkasan tersebut menggunakan istilah dari laporan sebelumnya, mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia adalah perombak dan penantang "tatanan internasional" yang selama ini dipandu oleh AS dan sekutu-sekutunya.
Tiongkok adalah pesaing strategis yang menggunakan ekonomi predator untuk mengintimidasi tetangganya sementara fitur militerisasi di Laut Tiongkok Selatan. Semakin jelas bahwa Tiongkok dan Rusia ingin membentuk sebuah dunia yang konsisten dengan model otoriter mereka - mendapatkan hak veto atas keputusan ekonomi, diplomatik, dan keamanan negara-negara lain. kata "Strategi Strategi Pertahanan Nasional" 2018.
Dan Korut/DPRK dan Iran "berusaha mengganggu stabilitas regional dengan mengembangkan senjata nuklir." AS perlu "bergabung dengan mitra dan sekutu" dan menggunakan "kekuatan gabungan yang lebih kuat, lebih lincah, lebih inovatif" untuk mempertahankan pengaruh dirinya, untuk menggali lagi daya saing militer AS atas peralatan yang dimiliki secara komprehensif memperbaiki angkatan laut, darat, udara, ruang angkasa, dan untuk mempertahankan keunggulan AS yang saat ini menyusut di kawasan ini.
Dalam ringkasan tersebut mencantumkan Asia-Pasifik, Eropa, dan Timur Tengah sebagai bidang yang jadi perhatian utama.
Yang perlu disebutkan dan perhatikan dalam "ringkasan strategi" ini, pemerintah Trump mengarahkan ujung tombaknya ditujukan kepada Tiongkok dan Rusia untuk mengganti yang sebelumnya ditujukan kepada "perang melawan terorisme."
Menurut laporan dari media AS, Menteri Pertahanan AS Mattis dalam pidatonya  pada 19 Januari lalu tentang strategi pertahanan nasional terbaru di John Hopkins University di Washington DC,  di mana dia menekankan fokus dari laporan ini dengan mengatakan bahwa dunia kembali ke dalam keadaan persaingan antara negara-negara kekuatan utama.