Alasan mengapa AS ingin membuat India berada di sisinya mudah dikonfigurasikan dan ditebak. Seperti situs "The National Interest" yang berbasis di AS menunjukkan: "Bagi AS, India adalah satu-satunya negara yang bobot dan skalanya dapat membendung pengaruh Tiongkok."
Sepanjang Indo-Pasifik, jika AS ingin memiliki apa yang disebut dengan kontes skala penuh dengan Tiongkok, intinya harus menarik India.
Namun, beberapa analis masih meragukan seberapa dekat AS, India dan Jepang bisa terjadi. Beberapa ilmuwan telah menganalisis hal ini, dan percaya bahwa meskipun mereka saling menggunakan satu sama lain, mereka memiliki tujuan yang tidak sama untuk melakukan kedekatan antara India, AS dan Jepang, tujuan diplomatik India berbeda dengan tujuan AS dan Jepang.
Bagi AS, tujuannya untuk menarik India di pihaknya adalah untuk memaksa India mengandalkan AS, dan menggunakan India sebagai agennya di Samudera Hindia. Bagi India, tujuan mendekati AS untuk mengejar menjadi kekuatan utama, Â sementara juga tidak kehilangan identitas independennya.
Tiongkok adalah tetangga yang tidak bisa dilepas India. Meskipun AS telah menggunakan sikap India untuk berharap dapat diakui sebagai kekuatan utama, dan keinginannya untuk bersaing dalam pengaruhnya dengan Tiongkok, India tidak mungkin membiarkan dirinya benar-benar tenggelam dalam keterbukaan strategis yang tidak dapat lepas darinya.
Jika India hanya menggunakan kebijakan "Act East" untuk memasuki Samudera Pasifik, sebagai negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar, mengembangkan ekonomi dan militer, itu adalah fenomena normal yang tidak akan dikritik Tiongkok. Karena hal itu bermanfaat bagi Tiongkok dan India untuk bekerja sama, namun jika terjadi konflik maka akan merusak keduanya.
Maka jika ingin menjadi kekuatan utama yang terkemuka, maka India tidak mungkin mengikuti AS atau Jepang dan menjadi pion mereka. Cita-cita politik diplomatik India yang mandiri dan non-blok memiliki akar yang dalam.
Meskipun hal ini tampaknya telah menjadi longgar dalam beberapa tahun terakhir, tapi masih tidak mengalami perubahan mendasar. Mungkin ini seperti yang ditunjukkan "The Economic Times" India dalam sebuah laporan baru-baru ini: "Saat ini, saat pemerintahan Partai Bharatiya Janata (India People Party) yang berkuasa dan dipimpin oleh PM Modi berusaha untuk mengubah India menjadi salah satu negara utama dengan menukar dengan negara-negara utama di dunia, tindakan itu merupakan mempertahankan "keseimbangan rapuh".
Tapi jika India semakin dekat dengan AS dan Jepang sambil menarik diri lebih jauh dari Tiongkok dan Rusia, maka jalan "keseimbangan diplomasi" India hanya akan semakin sempit dan susah. Demikian menurut pandangan beberapa analis dunia luar.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://thediplomat.com/2017/11/whats-next-for-india-philippines-defense-cooperation/