Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bisakah Rusia dan AS Berbaikan?

8 Januari 2018   19:15 Diperbarui: 8 Januari 2018   19:23 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: army-technology.com + ASDNews

Rencana ini termasuk menyediakan Ukraina dana 350 juta USD untuk dukungan militer, dan menginvestasikan 100 juta USD untuk memperkuat kemampuan defensif negara-negara Baltik.

Dari sini kita bisa melihat AS ingin mengubah situasi superior dan inferior dari kebuntuan di kawasan ini?

NATO memiliki keunggulan militer secara keseluruhan atas Rusia, namun di Eropa Timur dan di kawasan dengan Ukraina sebagai porosnya, Rusia telah membentuk sebuah keunggulan militer yang kuat---proporsi pasukan di wilayah ini adalah 400.00 banding 100.000. Rusia memiliki 400.000, dan pasukan lapis baja utamanya ditempatkan di kawasan ini, sehingga negara-negara Baltik yang berada di "garis depan" NATO-Polandia, Hungaria, Republik Ceko, Slowakia, Rumania dan Bulgaria merasakan mendapat tekanan yang luar biasa.

Selama Perang Dingin dulu, Rusia tidak memiliki keunggulan besar di kawasan ini. Keunggulan Rusia terutama mengandalkan kekuatan nuklir untuk menjaga keseimbangan, tapi saat ini, di Eropa Timur, pengamat percaya bahwa Rusia memiliki keunggulan dalam kekuatan konvensional.

Keunggulan ini tidak bisa diubah hanya dengan menjual beberapa sistem senjata ke kawasan ini saja.

Dapat dikatakan, "masing-masing telah mengasah belati" ini telah menjadi keadaan normal antara NATO dan Rusia di kawasan ini. Pertanyaannya apakah suasana normal dan menegangkan ini akan menghasilkan perlombaan senjata baru?

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan: "Rusia akan menjamin keamanannya sendiri, dan tidak akan mengorbankan ekonominya untuk ikut serta dalam perlombaan senjata."

Pada Konferensi Pers Utama Rusia ke-13 yang diselenggarakan pada tanggal 14 Desember tahun lalu, Vladimir Putin dengan jelas menyatakan bahwa Rusia tidak akan ambil bagian dalam perlombaan senjata apapun.

Memang ada banyak kondisi yang dibutuhkan untuk membentuk perlombaan senjata yang sesungguhnya. Misalnya, kedua belah pihak harus mengikuti kontes satu lawan satu. Ketika sampai pada perlombaan senjata selama Perang Dingin, aspek yang lebih besar dapat dikatakan antara senjata nuklir---jika Anda memiliki 20.000 hulu ledak nuklir, maka saya harus memiliki lebih dari itu. Jika Anda memiliki Mig-21, saya harus punya F-16. Jika Anda memiliki tank T-72, maka saya harus memiliki tank tempur utama M1A1.

Tapi kondisi itu sudah tidak ada sekarang. Salah satu alasannya adalah tidak cukup uang, maksudnya tidak ada yang punya uang untuk melibatkan diri dalam perlombaan senjata sekarang.

Yang kedua, banyak pengamat yang merasa itu tidak lagi perlu. Karena sekarang, kemungkinan konflik frontal antara kekuatan utama semakin berkembang dan berlanjutan. Lagi pula, jika negara berkekuatan nuklir benar-benar menjadi konflik, itu tidak bisa menjadi konflik militer sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun