Kedua, Angkatan Udara AS mengirim pasukan rudal ke markas di Timur Jauh untuk pertama kalinya. Pada tanggal 7 Mei 1957, Taiwan dan Agen AS di Taiwan bersama-sama mengeluarkan sebuah pernyataan, yang secara resmi mengumumkan rudal "Matador" ditempatkan di Taiwan.
Rudal Matador terutama bertujuan untuk menyerang target ke daerah pedalaman medan perang dan target taktis tetap yang penting, yang merupakan rudal jelajah taktis. Namun, kuncinya, rudal "Matador" bisa dipasangi dengan hulu ledak nuklir untuk menjadi senjata nuklir.
Lingkaran militer AS bahkan mengklaim secara terbuka untuk membantu tentara KMT di Taiwan mengatur lima divisi atom.
Ancaman nuklir dari utara dan selatan membuat Nie Rongzhen merasa berhabahaya sekali bagi pertahanan negaranya.
Nie Rongzheng meletakan laporan intelijen diatas meja dan terdiam cukup lama. Dihadapkan dengan ancaman nuklir dan pemerasan nuklir, Nie memutuskan untuk memberi saran kepada Komite Pusat untuk mulai mengembangkan kapal selam nuklir yang dapat membawa rudal.
Proyek Pengembangan Kapal Selam Nuklir Dicanangkan
Kapal selam dengan tenaga nuklir kemudian disebut kapal selam nuklir. Nie Rongzhen menyarankan Komite Pusat untuk mulai merencanakan pengembangan kapal selam nuklir, otoritas angkatan laut agar berbesar hati.
Komandan Xiao Jinguang segera mengadakan pertemuan dengan seorang perwira senior. Bersama dengan Komisariat Politik Su Zhenhua dan yang lainnya, dia memutuskan untuk memerintahkan departemen peralatan mengumpulkan informasi dan mengajukan saran mengenai pengembangan kapal selam rudal nuklir. Setelah pekerjaan dimulai, Wakil Komandan Angkatan Laut Luo Shunchu dari Komite Pusat yang bertanggung jawab atas pekerjaan peralatan yang berpartisipasi dalam pekerjaan utama pengembangan kapal selam nuklir.
Pada 27 Juni 1958, di bawah pimpinan Komandan Angkatan Laut Xiao Jinguang. Commissar Politik Su Zhenhua, Luo Shunchu dan lainnya, setelah seminggu mempelajari dengan ketegangan, menulis dan memodifikasi, dokumen pertama mengenai proyek pengembangan kapal selam nuklir di Tiongkok, yang berjudul "Laporan tentang Pengembangan Kapal Selam Rudal Atom/Nuklir" dibawa ke meja Nie Rongzhen.
Laporan tersebut mengatakan: "Reaktor nuklir negara kita (Tiongkok) sudah mulai beroperasi. Dengan mempertimbangkan kebutuhan pertahanan nasional, sejalan dengan prinsip kemandirian, saya mengusulkan untuk merancang dan mencoba mengembangkan kapal selam nuklir yang bisa meluncurkan rudal secara mekanis. "