Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilemma Situasi Suriah Pada Eksekusi Akhir Eliminasi "ISIS"

5 Agustus 2017   12:51 Diperbarui: 5 Agustus 2017   13:53 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raqqa adalah kota keenam terbesar di Suriah. Setelah diduduki oleh "ISIS" pada tahun 2014, kota itu dipandang sebagai ibukota "ISIS" di Suriah bersama dengan Mosul, menjadi satu dari dua kamp utama "ISIS" di Timur Tengah.

Pad 6 juni lalu, saat pertempuran untuk Mosul berakhir, pengepungan Raqqa mencapai sebuah crescendo, saat itu serangan dimulai. "Atas nama Komando Operasi Kemurkaan Efrat (Wrath of Euphrates Operation), saya mengumumkan sebuah pertempuran besar untuk membebaskan Raqqa, yang telah dirubah menjadi ibukota terorisme oleh bandit ini!" Seruan Panglima Pasukan Demokratik Suriah.

Serangan terhadap Raqqa terjadi dari timur, barat dan utara. Pasukan utama penyerangan terhadap Raqqa adalah Pasukan Demokrat Suriah, pasukan yang didukung oleh AS dan dipimpin oleh militan Kurdi Suriah. AS berusaha untuk mendukung berbagai militan oposisi untuk secara bertahap mengubah keseimbangan pasukan, dan menggunakan militan oposisi ini untuk menggulingkan pemerintahan Bashir al-Assad, namun saat ini, berbagai militan oposisi yang didukung oleh AS telah mengalami beberapa tahap. Awalnya, mereka mendukung Free Syrian Army, dan kemudian, mereka terbukti mengecewakan dan sedikit memberikan efek pada AS, sehingga AS beralih mendukung Pasukan Demokratik Suriah.  

Sejak tahun lalu, Pasukan Demokrat Suriah telah maju menyerang garis pertahanan kamp "ISIS" utama Raqqa. Analis percaya bahwa selain kondisi alam yang matang, AS memainkan peran penting dalam keputusan untuk bergerak melawan Raqqa.

Pada 9 Mei, Gedung Putih AS memverifikasi bahwa Presiden AS Trump telah memberi wewenang kepada Departemen Pertahanan AS untuk memberikan senjata kepada militan Kurdi di antara Pasukan Demokratik Suriah yang didukung oleh AS untuk memastikan keberhasilan merebut kembali basis utama "ISIS" Raqqa, Di Suriah. Koalisi internasional pimpinan AS juga melakukan serangan udara terhadap "ISIS" di kawasan ini.

Pada 2 Juli lalu, dengan dukungan serangan udara dari koalisi anti terorisme internasional pimpinan AS, Pasukan Demokratik Suriah maju ke Raqqa selatan, sepenuhnya mengepung Raqqa.

Pada tanggal 4 Juli, mereka menyerang daerah kota tua Raqqa, yang paling dipertahankan "ISIS" dan dipandang sebagai langkah besar pertama untuk benar-benar merebut kembali Raqqa.

Beberapa ahli percaya bahwa ini yang menjadi alasan mengapa AS sangat cemas sehingga ingin mengendalikan perubahan di Suriah sesegera mungkin setelah "ISIS" dikalahkan.

Sumber: http://www.bbc.com
Sumber: http://www.bbc.com
9 Juni lalu, sekitar 50 km timur laut kota penting al-Tanf di selatan Suriah. Enam tahun setelah krisis Suriah pecah, militer Suriah kembali ke kota ini di perbatasan Suriah dan Irak untuk pertama kalinya, ini mempunyai arti yang sangat signifikan.

Sarikis Kassargian, seorang analis politik Suriah mengatakan: Kedatangan pasukan Suriah ke perbatasan dengan Irak berarti bahwa sebuah koridor baru akan dibuka antara Suriah dan Irak. Koridor ini, dalam waktu singkat akan berarti  Irak akan lebih efektif dalam krisis Suriah, dan bagaimana mereka untuk mendukung Suriah.

Namun, meski terjadi peningkatan kekuatan senjata pada Pasukan Demokratik Suriah, tapi mereka masih menghadapi perlawanan sengit dari "ISIS", hal ini karena kedua belah pihak telah meletus dalam konflik di banyak wilayah, sehingga kemajuan Pasukan Demokratik Demokratik telah melambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun