Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Hubungan NATO-Uni Eropa dan Rusia

26 Juni 2017   19:24 Diperbarui: 26 Juni 2017   19:31 4264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang akhir-akhir ini, NATO terus melakukan tekanan militer terhadap Rusia. Dari tanggal 5 sampai 15 Maret, tujuh negara NATO melakukan latihan militer gabungan "Poseidon 2017" di perairan Rumania, di Laut Hitam bagian barat. Pada akhir Maret, pasukan multilateral NATO mulai berkumpul di pangkalan militer Orzysz di perbatasan Polandia selama enam bulan berturut-turut.

Pada 17 April, latihan gabungan militer "Summer Shield" di 12 negara NATO dimulai di negara Baltik di Latvia. Program fitur latihan untuk pertahanan melawan senjata pemusnah massal dan rudal. Sebelum latihan militer di Latvia berakhir, pada tanggal 28, NATO memulai dengan latihan militer lainnya di Jerman. Dan untuk latihan militer, NATO secara khusus merekrut orang-orang yang bisa berbicara bahasa Rusia-dengan alasan yang jelas untuk menghadapi Rusia.

Reaksi Rusia Terhadap Tekanan NATO

Dengan meningkatnya tekanan militer NATO, Rusia juga tidak mau menampakan lemah. Pada 28 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah perintah untuk meningkatkan jumlah tentara bersenjata Rusia dari 1,885 juta menjadi 1,903 juta di bulan Juli. Pada 31 Maret, kapal selam multiguna bertenaga nuklir Yasen kelas dua Rusia "Kazan" diluncurkan di Severodvinsk.

Selama latihan militer NATO, Angkatan Laut Rusia juga melakukan latihan militer di Laut Baltik dan Laut Hitam, terus-menerus membentuk "arena" dengan NATO. Untuk sementara waktu, NATO dan Rusia tampaknya seperti sedang beradu kepala dan berhadap-hadapan dalam keadaan saling berlawanan (oposisi).

Namun, walaupun oposisi mereka ini meningkat, Moskow tetap menyambut baik Wakil Presiden Komisi Eropa dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Ferderica Mogherini.

Dibandingkan dengan agresivitas NATO, Uni Eropa telah tampil jauh lebih moderat. Federica dalam sambutannya mengatakan: "Selama bertahun-tahun, Uni Eropa dan Rusia bekerja pada perspektif kemitraan strategis. Kami ingin kembali ke situasi seperti itu."

Pada 24 April, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Mogherini mengatakan bahwa Uni Eropa tidak berencana untuk memberi sanksi kepada Rusia "selamanya," dan bahwa Uni Eropa bersedia untuk terus mengembangkan kerjasama dengan Rusia.

Tiga tahun lalu, krisis Ukraina menyebabkan hubungan Rusia-Uni Eropa dengan cepat turun ke titik terendah sejak Perang Dingin. Rusia dan Uni Eropa telah membayar harga yang sangat besar untuk pertentangan dan ketegangan bersama mereka. Karena itu, pesan hangat Mogherini membuat banyak orang percaya bahwa perjalanannya ke Moskow bisa membuka pintu bagi dialog antara Rusia dan Uni Eropa, dan mempromosikan hubungan Rusia-Uni Eropa.

Seperti yang telah disebutkan diatas NATO adalah mekanisme pertahanan utama Eropa, dan Uni Eropa adalah satu organisasi untuk integrasi Eropa yang menggabungkan politik dan ekonomi. Kedua badan ini bersikap yang sangat berbeda terhadap Rusia, yang tidak saling membantu tapi membuat beberapa keanehan, hanya siapa yang lebih mewakili hubungan antara Eropa dan Rusia?

Jika kita membedakan kedua badan ini secara paralel. Ketika menyangkut hubungan Uni Eropa-Russia, maka dipimpin oleh "Eropa lama" dan dipimpin untuk kepentingan ekonomi, negara-negara "Eropa lama" ini seperti Jerman, Prancis dan Italia, mereka ini sangat dekat dengan Rusia. Jadi sangat saling tergantung satu sama lain secara ekonomi. Jadi mereka ini benar-benar ingin menemukan cara untuk mengontrol krisis Krimea di Ukraina, dan menginginkan hubungan Rusia-Uni Eropa kembali pada jalur yang benar tidak memanas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun