Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pasangan Suami Istri Curie" Tiongkok Qiang Sanqiang dan He Zehui

3 Juni 2017   08:24 Diperbarui: 3 Juni 2017   12:15 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Legend Love Story-blogger & http://alamy.com

Siapakah Pasangan Curie?

Marie dan Pierre Curie Penemu Polonium dan Radium. Pada 20 April 1995, jasad pasangan ini dipindahkan dari makamnya di tempat pemakaman mereka di Sceaux di luar kota Paris., dengan upacara khidmat diletakkan di bawah kubah Pantheon yang perkasa (Marie Curie Meninggal kena leukemia pada 4 Juli 1934).  Pemindahan makam ini,  atas prakarsa dari Presiden Prancis François Mitterrand sebelum akhir masa jabatannya yang cukup panjang 14 tahun. Dia mengatakan: “Demi untuk penghormatan kesetaraan perempuan dan laki-laki dihadapan hukum dan untuk realitas.” ( “in order to finally respect the equality of women and men before the law and in reality" / "pour respecter enfin ...l'égalité des femmes et des hommes dans le droit comme dans les faits").

Marie Curie menjadi wanita pertama diberi tanda kehormatan ini atas kehebatannya sendiri Seorang wanita, Sophie Berthelot, memang sebelumnya sudah ada dimakamkan di sana jasad wanita, tapi berkapasitas sebagai istri dari ahli kimia Marcelin Berthelot (1827-1907).

Dalam peristiwa ini media mengatakan bahwa ini mempunyai tiga arti simbolis: Marie Curie adalah seorang wanita, dia seorang imigran (berasal dari Polandia dan pernah mengalami diskriminasi), dia telah mencapai suatu prestasi tingkat tinggi yang mengangkat prestise dunia ilmiah untuk Prancis.

Pada akhir abad ke-19, sejumlah penemuan dalam fisika telah dia temukan yang membuka jalan bagi terobosan fisika modern dan menyebabkan perkembangan teknis revolusioner yang terus mengubah kehidupan kita sehari-hari.

Pada tanggal 8 November 1895, Wilhelm Conrad Röntgen di Universitas Würzburg, menemukan jenis radiasi baru yang ia sebut sinar-X. Ini bisa diidentifikasikan sebagai gelombang pendek, frekuensi tinggi dari gelombang Hertz. Kemampuan radiasi melewati material buram yang tak tertembus cahaya biasa, secara alami menciptakan sensasi yang luar biasa.

Pada tanggal 1 Januari 1896, dia mengirimkan pengumuman pertamanya tentang penemuan tersebut kepada rekan-rekannya. "... und nun ging der Teufel los" ("dan sekarang Iblis dilepaskan") tulisnya. Penemuan ini  segera membuat dampak pada pengobatan praktis. Dalam bidang fisika itu mengarah pada serangkaian temuan baru dan sensasional.

Ketika Henri Becquerel mengekspos garam uranium ke sinar matahari untuk mempelajari apakah radiasi baru itu dapat dihubungkan dengan luminesensi, dia menemukan secara kebetulan - berkat cuaca mendung beberapa hari - jenis radiasi baru lainnya dipancarkan secara spontan tanpa adanya Garam Uranium harus diterangi - radiasi yang bisa melewati foil logam dan menggelapkan piring fotografi.

Dua peneliti yang memainkan peran utama dalam studi lanjutan dari radiasi baru ini adalah Marie dan Pierre Curie. Pasangan suami istri ini bertemu saat Pierre serumur 35 tahun, delapan tahun lebih tua dari Marie. Pierre seorang fisikawan yang dikenal secara internasional, namun orang luar di komunitas ilmiah Prancis, dia adalah seorang idealis dan pemimpin serius yang harapan terbesarnya adalah untuk dapat mencurahkan hidupnya pada karya ilmiah.

Pierre lulus dengan gelar sarjana muda pada usia awal 16 dan pada usia 21, dengan saudaranya Jacques, dia telah menemukan piezoelektrik, yang berarti bahwa perbedaan potensial listrik terlihat saat tekanan mekanis diterapkan pada kristal tertentu, termasuk kuarsa. Kristal semacam itu sekarang digunakan di mikrofon, aparatus elektronik dan jam.

Marie juga seorang idealis; meskipun secara lahiriah pemalu dan pensiunan, dia sebenarnya berenergi dan berpikiran teguh. Pierre dan Marie segera menemukan afinitas intelektual, yang segera berubah menjadi perasaan yang lebih dalam. Pada bulan Juli 1895, mereka menikah di balai kota di Sceaux, tempat tinggal orang tua Pierre

Pada tahun 1903, Marie dan Pierre Curie dianugerahi setengah Hadiah Nobel dalam bidang Fisika. Kutipan itu, "sebagai pengakuan atas layanan luar biasa yang mereka berikan melalui penelitian bersama mengenai fenomena radiasi yang ditemukan oleh Profesor Henri Becquerel."

Pada tanggal 19 April 1906, Pierre Curie ditabrak kereta kuda di dekat Pont Neuf di Paris dan terbunuh. Dan meninggalkan istrinya Merie dengan dua anak perempuan, Irene yang berusia 9 tahun dan Eve yang berusia 2 tahun.

Hadiah Nobel Kedua

Pada tahun 1908, Marie, sebagai wanita pertama, diangkat menjadi profesor di Sorbonne. Dia kemudian menghasilkan beberapa decigrams radium klorida yang sangat murni sebelum akhirnya, bekerja sama dengan André Debierne, dia bisa mengisolasi radium dalam bentuk logam. André Debierne, yang memulai sebagai asisten laboratorium, menjadi kolaborator setia sampai kematiannya dan kemudian menggantikannya sebagai kepala laboratorium.

Pada tahun 1911 dia dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Kimia. Kutipan oleh Komite Nobel adalah, "sebagai pengakuan atas jasanya terhadap kemajuan kimia dengan ditemukannya unsur-unsur radium dan polonium, dengan isolasi radium dan studi tentang sifat dan senyawa unsur yang luar biasa ini."

Jean Frédéric and Irene Joliot-Curie

Sumber: atomic heritage
Sumber: atomic heritage

Irene Curie, lahir di Paris, Prancis, 12 September 1897, putri dari Pasangan Pierre dan Marie Curie, mereka menikah pada tahun 1926. Sejak memulai studinya di Fakultas Ilmu Pengetahuan di Paris, dia bertugas sebagai perawat radiografer selama Perang Dunia Pertama.

Dia menjadi Doctor of Science pada tahun 1925, setelah menyiapkan tesis tentang sinar alfa polonium. Baik sendiri atau bekerja sama dengan suaminya, dia melakukan pekerjaan penting untuk radioaktivitas alami dan buatan, trans-mutasi unsur, dan fisika nuklir.

Dianugrahi Hadiah Nobel Bidang Kimia

Dia berbagi Hadiah Nobel untuk Kimia pada tahun 1935 dengannya, sebagai pengakuan atas sintesis elemen radioaktif baru mereka, yang telah dirangkum dalam kertas kerja produksi gabungan Artificielle d'éléments radioactifs. Preuve chimique de la transmutasi des éléments (1934).

Pada tahun 1938 penelitiannya tentang aksi neutron pada elemen berat, merupakan langkah penting dalam penemuan fisi uranium. Diangkat sebagai dosen di tahun 1932, dia menjadi Profesor di Fakultas Ilmu Pengetahuan di Paris pada tahun 1937, dan kemudian Direktur Institut Radium pada tahun 1946.

Menjadi Komisaris Energi Atom selama enam tahun, Irène mengambil bagian dalam penciptaannya dan dalam pembangunan tumpukan atom pertama Prancis (1948). Dia prihatin dengan peresmian pusat besar fisika nuklir di Orsay yang membuatnya menyusun rencananya. Pusat ini dilengkapi dengan sinkron siklotron 160 MeV, dan konstruksinya dilanjutkan setelah kematiannya oleh Federic Joliot.

Dia menaruh minat pada kemajuan sosial dan intelektual wanita; Dia adalah anggota Comité National de l'Union des Femmes Françaises dan Dewan Perdamaian Dunia. Pada tahun 1936 Irène Joliot-Curie ditunjuk sebagai Wakil Sekretaris Negara untuk Penelitian Ilmiah. Dia adalah anggota beberapa akademi asing dan banyak masyarakat ilmiah, memiliki gelar doktor kehormatan dari beberapa universitas, dan merupakan seorang Pejabat Legiun Kehormatan. Dia meninggal di Paris pada tahun 1956.

“Pasangan Curie” Tiongkok Qian Sanqiang dan He Zehui

sumber: cctv china
sumber: cctv china
Jadi jika suami istri sama-sama berkecipung dan berkarier dalam dunia keilmiahan dan sama-sama meraih sukses, seringkali disebut “Pasangan Curie.” Demikian juga dengan  Qian Sanqaing dan He Zehui.

Seperti yang telah penulis posting tentang Qian Sanqaing Bapak Bom Atom Tiongkok (Bapak Bom Atom Tiongkok Qian Sanqiang) Qain menikah dengan bekas teman kuliahnya yang satu alma mater satu angkatan dari Jurusan Fisika Universitas Qianghua, Beijing, dan lulus pada waktu yang sama.

Kisah Pernikahan Qian Sanqiang dan He Zehui

Malam 4 Agustus 1946, di satu restoran oriental Paris, ada dilangsungkan pesta pernikahan. Tapi diluar dugaan orang, sepasang suami istri yang biasa setiap harinya berkutak di laboratorium dan jarang mau meluangkan waktu hanya untuk entertaiment dan bersosialiasi untuk kegiatan luar di pesta-pesta ---Irene, yang bersifat sama seperti ibunya Marie Curie yang paling tidak suka hadir dalam pesta-pesta diluar. Tapi kali ini Irene dan Joliot Curie justru hadir di satu pesta pernikahan ini. Jadi timbul pertanyaan mengapa kali ini pasangan ini mau menghadiri pesta pernikahan ini. Siapakah kiranya yang melangsungkan pernikahan ini, apa hubungan mereka ini?

Ternyata yang melangsungkan pesta pernikahan adalah Qian Sanqiang dan He Zehui, dan Irene dan Joliot Curie adalah mentor dari pasangan kematen ini. Hari itu suami Irene, Joliot dalam pidato sambutan dalam pesta pernikahan ini mengatakan: “Saya dan madam Curie  pernah bekerja akrab bersama dalam satu lab. akhirnya saya dan Irene menjadi pasangan hidup. Kenyataan membuktikan pasangan yang terjadi demikian akan sangat menguntungkan untuk dunia ilmiah. Tuan Qian yang saya cintai dan nona He yang saya hormati, “penyakit menular kami” kini rupanya menular kepada kalian berdua. Saya dan Irene sama-sama mengarungi hidup keluarga yang bahagia. Saya ucapkan selamat kepada kalian berdua untuk saling bekerjasama dengan akrab, dan semoga dalam dunia keilmiahan dapat membuah hasil yang cemerlang.”

Sungguh tidak terpikirkan ternyata ucapannya ini menjadi kenyataan. Pada kehidupan selanjutnya Qian Sanqiang dan He Zehui di jalan ilmu fisika bahu membahu terus maju dalam penelitian keilmiahan.

Dari bersama-sama menemukan atom Uranium yang memecah menjadi tiga dan empat hingga bersama-sama menciptakan Bom Atom pertama Tiongkok. Maka hidupnya telah mengikuti jejak jalan pasangan Irene & Joliot Curie suami istri, dalam dunia ilmu nuklir telah meraih satu suskes yang menonjol secara kasad mata. Maka mereka dijuluki “Pasangan Suami Istri Curie” Tiongkok.

Masa Dimulai Saling Kenal

Bagaimana Qian Sanqaing dan He Zehui bisa saling kenal dan menjadi “Pasangan Suami Istri Curie” Tiongkok dalam dunia nuklir?

Maka perlu kita mengenang kembali pada halaman kampus Qinghua. Pada tahun 1932, Qian Sanqiang dan He Zehui dua-duanya berprestasi baik sehingga lolos seleksi dan diterima di Fakultas Fisika Universitas Qinghua. Mereka menjadi sekelas dengan mahasiswa sekelas lainnya yang datang dari segala penjuru Tiongkok.

Tahun itu siswa yang ikut serta seleksi untuk masuk fakultas fisika ada ratusan, tapi akhirnya yang diterima hanya 28 siswa. Diantaranya 10 orang siswa wanita. Maka Qian Sanqiang dan He Zehui berkenalan di kampus Universitas.Qinghua, dan sama-sama satu angkatan menempuh kuliah selama 4 tahun.

He Zehui lahir di Suzhou, Jiangsu (江苏苏州), dari keluar sarjana dan berpendidikan. Nenek dari ibu He Zehui—Xie Zhangda (谢长达) pendiri Sekolah Menengah Perempuan di Suzhou yang pertama, dan sekaligus menjadi kepala sekolah di sekohan tersebut. Ayah He Zehui---He Deng(何澄) pernah kuliah ke Jepang. Jadi He Zehui dibesarkan dikeluarga yang berlatar belakang pendidikan demikian.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Bagaimana sikap Qian Sanqiang terhadap He Zehui? Kita bisa melihat catatan kenangan masa lalu dia, dalam salah satu tulisannya ada dituliskan sebagai berikut: Siswa perempuan ini yang datang dari kota taman Shuzhou, Jiangnan (江南园林诚苏州) sifatnya lembut, tenang, sederhana, tenang, cantik dan pandai. Benar-benar berkesan pada saya.  

Tapi pada saat mereka sekelas dan pada masa kuliah, mereka berdua tekun belajar belum ada perasaan untuk bercinta. Qian Sanqiang selalu sibuk dan antusias dalam mengejar pengetahuan ilmiah dan sangat menyenangi dalam teknik praktikum serta menjadi favoritnya. Kemampuan untuk berpraktikum menjadi yang terbaik dalam kelasnya. Dan He Zehui terbaik dalam menganalsis teoritis, setiap kali ujian mendapatkan ranking atas.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Diatas ini adalah foto yang diambil saat mereka lulus jurusan fisika pada tahun 1936, yang dilingkari merah di barisan belakang di atas adalah Qian Sanqiang dan yang barisan depan adalah He Zehui. Pada lulusan waktu itu, He Zehui dan Qian Sanqiang dalam ujian teori kedua mendapat juara. Tapi kedua siswa yang prestasinya sama-sama terkemuka ini, setelah lulus nasibnya berbeda.

Qian Sanqiang terpilih oleh Lembaga Penelitian Ilmu Fisika Pemerintah KMT di Beiping (Beijing) untuk bekerja di lambaga ini dengan cepat telah berada diposisi terdepan dalam lembaga penelitian ini, setengah tahun kemudian dengan lancar lulus dalam seleksi untuk mendapat bea siswa untuk belajar ke Lab. Pasangan Little Curie di Paris, Prancis. Untuk melakukan penelitian S3 untuk mendapatkan gelar PhD.

Namun sang juara dalam analisis teoritis---He Zehui, karena seorang perempuan setelah lulus justru menganggur. Namun pada saat He Zehui sedang galau dan bingun, tersebar satu kabar gembira, Pemerintah Provinsi Shanxi (山西) mempunyai satu ketentuan, barangsiapa yang lulus dari Perguruan Tinggi Negeri dan sebagai warga dari Provinsi Shanxi, bisa mendapatkan 3.000 dollar pendanaan untuk belajar di luar negeri. He Zehui meskipun lahir di Shuzou, tapi domisili aslinya di Shanxi, Maka dia mendapat pendanaan (bea siswa) ini.  Maka He Zehui memutus untuk melakukan penelitian untuk meraih gelar PhD ke Jerman.

Tahun 1936, ketika negara Tiongkok dalam keadaan mulai krisis, berbekal perasaan patriotisme dan nasionalisme yang tinggi untuk membantu menyelematkan negara. He Zehui memilih Jerman untuk melakukan penelitian tentang “Exprerimental trajectory (Eksprimen Uji Balistik).”  Namun penelitian ini sangat sulit untuk bisa masuk, terlebih lagi bagi mahasiswa asing/luar negeri menjadi “pintu besi” yang sangat sulit diterobos.

Hal ini dikarenakan penelitian balistik ini sangat erat hubungannya dengan rahasia militer negara. Bahkan bagi siswa Jerman sendiri juga harus melalui saringan yang sangat ketat, apalagi bagi jurusan ini tidak menerima siswa perempuan. Lalu bagaimana He Zehui bisa menerobos “pintu besi” ini?

Setelah He Zehui tiba Universitas Industri Berlin, Jerman. Dia mengajukan lamaran masuk dalam penelitian uji balistik, tapi dengan sepontas langsung ditolak oleh pihak perguruan ini. Namun perempuan yang kelihatan lembut ini adalah seorang gadis yang karakternya teguh terhadap kemauan, dia tidak mau menyerah begitu saja.

Meskipun lamarannya ditolak tapi tidak mau menyerah, satu hari He Zehui datang menemui Kanz dosen Kepala/Dekan Jurusan Fisika di kantornya, dan mengemukan maksud kedatangannya. Dosen Kanz dengan sangat menyesal mengatakan: “Kita jurusan teknologi fisika ini sangat erat hubungannya dengan ilmu ilmiah kemiliteran, terutama lamaran Anda untuk penelitian dan eksprimen uji balistik, sangat tinggi tingkat kerahasiaannya. Sangat tidak mungkin dapat menerima siswa luar negeri, lebih-lebih lagi tidak mungkin menerima siswa perempuan.”

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Tapi apa yang yang He Zehui argumenkan? Dia mengatakan: “Yang terhormat Tuan Tutor Kanz, Bapak boleh ke Tiongkok menjadi konsultan di Departemen Militer Tiongkok, membantu kita (Tiongkok) melawan Jepang. Sedang saya demi untuk melawan Jepang maka datang kesini untuk belajar. Namun mengapa Bapak tidak mau menerima saya? “

Ternyata, He Zehui telah mempelajari latar belakang Kanz dan bahan pelajaran ini, dan megetahui dosen Kanz adalah seorang inteletual ksatria dan adil. Dia sangat marah dan tidak senang ketika Jepang menginvasi dan menganeksasi Tiongkok.

Abad lalu tahun 1930an, Kanz pernah menjadi konsultan dan penasehat militer di Departemen Kemiliteran Pemerintah KMT di Nanjing (dulu sebagai ibukota negara pemerintahan Republik Tiongkok - KMT). Argumen He Zehui ini membuat Kanz berpikir dalam, dan akhirnya memecahkan barrier dan menerima He Zehui. Dan jurusan Fisika Uji Balistik di Universitas ini menjadi yang pertama menerima siswa perempuan.

Tahun 1940, He Zehui yang berusia 26 tahun berhasil menyelesaikan tesisnya dengan judul “Sebuah metode sederhana dan akurat baru untuk mengukur kecepatan terbang peluru (A New Method for Accurately Measuring Bulk Flight Speed / 一种新的精确简便测量子弹飞行速度的方法)” dan meraih gelar PhD.

Ketika He Zehui di Jerman meneliti tentang teknik militer profesional canggih, Qian Sanqiang yang berada di Prancis sedang menyaksikan di Lab Little Pasangan Curie, tentang penemuan besar dalam bidang inti atom fisi nuklir.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Foto diatas ini diambil pada tahun 1941, ketika Qian Sanqiang berada dalam Lab. sedang melakukan eksprimen di Lab Pasangan Curie. Qian Sanqiang tidak hanya menyaksikan semua proses fisi nuklir, bahkan bersama mentornya Pasangan Curie bekerjasama menyaksikan fenomena dari fisi nuklir.

Penemuan fenomena dari fisi nuklir dari inti atom dalam sejarah ilmiah mempunyai arti sebuah tonggak yang memungkinkan bagi manusia dengan sesuatu inti kecil dengan instan melepaskan energi yang sangat besar menjadi mungkin.  

April 1940, Qian melalui sidang perdebatan tesisnya lulus mendapatkan gelar PhD. Tapi ketika dia bersiap-siap untuk kembali ke tanah airnya Tiongkok. Pecahlah P.D II. Tentara Jerman dengan serangan kilatnya sedang maju menyerang Prancis, saat itu kelihatannya Paris sudah hampir jatuh ke tangan Nazi. Maka harapannya untuk kembali ke negaranya Tiongkok sementara tidak bisa terlaksana. Maka terpaksa tetap tinggal bekerja di lab untuk penelitiannya.

Pada periode ini, Qian Sanqiang dan He Zehui, satu di Prancis dan satu lagi di Jerman. Mereka berdua boleh bilang sudah tidak pernah berhubungan lagi. Tapi pada suatu hari awal musim semi 1943, Qian Sanqiang yang di tinggal di Paris, tiba-tiba menerima surat dari Jerman. Dan yang mengirim surat ini adalah He Zhui teman sekelas kuliah di Qinghua.

Qian Sanqaing masih selalu ingat isi surat pendek ini, yang antara lain diceritakan bahwa He Zehui telah lama putus hubungan dengan orang rumahnya di Tiongkok, minta tolong Qian Sanqiang untuk kirim surat keluarga He Zehui di Suzhou di Tiongkok, untuk memberitakan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan baik-baik. Karena pada waktu itu, Jerman dan Tiongkok tidak bisa berkirim surat melalui pos, karena tidak ada hubungan pos. Maka He Zehui tidak bisa berkirim surat ke keluarganya yang ada di Tiongkok.

Maka begitu dirinya di Jerman tidak bisa berkomunikasi per surat dari Jerman dengan keluarganya di Tiongkok, saat itu dia terpikir kepada teman sekuliahnya di Qinghua yang sekarang sedang berada di Prancis. Namun saat itu, semua surat harus melalui sensor, dan isinya tidak boleh lebih dari 25 kata. Tapi justru melalui surat pendek ini telah membuat hubungan Qian Sanqiang dan He Zehui terjalin kembali setelah terputus selama tujuh tahun sesudah lulus dari Qinghua.

Sejak itu, mereka sering bersurat-suratan, sehingga kedua belah hatinya lama-lama terjalin kecocokan dan terus berhubungan dengan akrab. Perasaan percintaan kedua insan muda ini tumbuh di tanah yang jauh dari kampung halamannya.

Melalui hubungan surat menyurat kedua insan muda yang hidup di luar negeri ini, saling memberi semangat dan dukungan dan keduanya menemukan saling kecocokan.

Ada satu surat yang ditulis pada September 1945 yang disimpan dalam museum perpustakaa pribadi. Qian Sanqiang ada menulis surat kepada kakak perempuan He Zehui—He Yizheng (何怡真) dalam surat itu dituliskan: “Kami berdua telah memutuskan akan hidup bersama untuk masa depan kita,  dan kami akan benar-benar bekerja bersama-sama, tapi Zehui masih bersifat kekanak-kanakan, maka dia meminta saya untuk melaporkan kepada Anda tentang keputusan kita berdua, dan harap Anda bisa memiliki kesempatan untuk melaporkan kepada semua Tetua.( 我们最近决定将我们未来生活及工作完全联系在一起,但是泽慧因为有点小孩脾气,所以叫我向您报告我们的决定,并且希望您有机会时代向堂上报告).

Tidak lama setelah itu, Qian Sanqiang mendapatkan izin persetujuan dari ayah He Zehui, dan sejak itu mereka berdua benar-benar menjalin asmara. Tahun 1945 di musim semi, Qian Sanqiang menuliskan surat yang selama hidupnya baru pertama kali ditulisnya tentang surat cinta, walaupun tidak sampai 25 kata dalam bahasa Prancis, tapi dengan jelas mengemukakan rasa cintanya yang mendalam terhadap He Zehui.

Dalam surat itu didituliskan: “Melalui surat ini, saya mengusulkan untuk permintaan nikah dengan Anda.” Dan He Zhui dengan cepat memberi balasan dengan menuliskan: “Terima kasih atas cinta Anda, saya akan selalu setia dan mencintai Anda.” Kata-katanya meskipun sederhana pendek, namun telah menunjukkan sepasang pemuda-pemudi yang sederhana, sedang jatuh cinta dengan sungguh-sunguh satu sama lain.

Musim dingin di tahun 1945, di suatu hari akhir minggu pagi di kediaman Qian Sanqiang di Paris. Tiba-tiba pintunya ada diketok orang, begitu pintu dibuka, dia bukan main terkejutnya, ternyata yang berdiri di depan pintunya tidak lain adalah He Zehui. He Zehui tidak menilpon atau mengirim telegram, diam-diam dari Jerman berangkat ke Paris, Prancis. Jelas ini membuat Qian Sanqingan terkejut, namun Qian Sanqiang sangat gembira sekali.

Dalam pertemuan kali ini, He Zehui hanya membawa sekoper kecil, ketika koper ini dibuka, ternyata isinya kecuali perangko-perangko selainnya adalah data-data laboratorium. Dalam waktu yang pendek tinggal di Paris, mereka berdua kecuali berdiskusi tentang foto-foto dan gambar tes grafik yang ditunjukkan dari hasil lab. mengunjungi lab. dan sore harinya mengujungi tepi Sungai Seine menikmati saat-saat matahari terbenam. Naik ke Eifel Tower menikmati pemandangan kota Paris. Melalui kunjungan Paris ini, kedua hati pemuda ini saling bertautan satu sama lain dan sudah mencair menjadi satu.

Tahun kedua musim semi, He Zehui meninggalkan pekerjaannya di Jerman datang ke Prancis. Dua tahun kemudian, pada 8 April 1948, Qian Sanqiang dan He Zehui di Kedubes Tiongkok di Prancis membuat akte perkawinan. Malamnya di suatu tempat di luar kota Paris “Orinetal Hotel” melangsungkan resepsi pernikahan.

Dalam resepsi pernikahan ini, datang para undangan dari teman-teman orang Tiongkok dan Barat kira-kira sebanyak tiga puluhan orang, bahkan Pasangan Little Curie (Federic dan Irene Curie) yang biasa jarang mau datang ke acara entertaiment juga hadir, dan memberi sambuatan dan ucapan selamat.

Setelah menikah, dalam kehidupan seharinya mereka saling merawat dan saling bantu-membantu, dalam pekerjaan saling bekerjasama, hidup keluarganya tenang dan bahagia, dan juga dengan cepatnya mereka mendapatkan pekerjaan tetap dan premium serta mantap.

Pada musim panas tahun 1946, suami istri Qian Sanqiang diundang ke Universitas Cambridge di Inggris untuk hadir dalam upacara Royal Society “Memperingati Ulang Tahun Lahirnya Newton yang ke-300 Tahun.”  Foto bersama dibawah ini diambil setelah upacara selesai dengan para sarjana fisikawan Tiongkok yang diundang dalam upacara ilmiahwan internasioanl yang diadakan pertama setelah P.D. II usai. Juga merupakan fisikawan Tongkok pertama berkumpul setelah P.D. II.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Pada waktu itu, banyak sekali para sarjana dan ilmiahwan Tiongkok dari Amerika, Inggris dan Prancis dan Kanada pada kumpul di acara Cambridge ini. Justru pada acara ini satu foto yang tidak menjadi diperahatian banyak orang, tapi telah menjadikan perhatian dan renungan yang dalam dari Qian Sanqiang.

Saat itu, ada kejadian dimana ketika dua siswa Inggris yang melakukan penelitian tentang fisi nuklir ada memproyeksikan satu foto, foto ini merekam satu bayangan trek/trail tirangular.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Dunia ilmiah pada waktu itu pada umumnya mengira fisi nukilir dari satu inti atom membelah menjadi dua, tapi mengapa dalam foto ini justru ada tiga trail tirangular? Gejala ini dengan segera menjadi perhatian Qian Sanqiang dan He Zehui.

Foto dibawah ini diambil pada tahun 1946, Qian Sanqaing dan He Zehui setelah kembali ke Paris, mereka membawa para asistennya meneliti hal yang menimbulkan pertanyaan ini di Lab. nya. Setelah melakukan penelitian dan pengamatan beberapa minggu, mereka menemukan begitu banyak trail triangular dari fisi nuklir. Timbul pertanyaan baginya trail triangular ini bagaimanakah sifatnya?

Untuk mendapatkan jawabannya, Qian Sanqaing memimjam Lab. Pasangan Curie yang hanya ada satu-satunya mikroscop dengan resolusi tinggi yang ada pada waktu itu, seperti yang terlihat dalam foto dibawah ini.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Setelah itu, Qian terus melakukan pengamatan dan penelitian serta menganalisa dalam lab, setelah melakukan banyak kali test dan pengukuran yang berulang-ulang. Qian Sanqiang menyadari adanya gejala baru ini, fisi nuklir atom satu inti memcah menjadi tiga. Kecuali pecah menjadi tiga, pada akhir tahun 1946 He Zehui menemukan lagi gejala fisi nuklir yang memecah menjadi empat.

Setelah pasang suami istri Qian Sanqiang dan He Zehui mempublikasikan temuannya, mentor Joliot Curie dengan bangga mengatakan: “Ini adalah satu temuan yang sangat berarti dan bermanfaat pada ilmu fisika setelah P.D. II. “

Pada akhir tahun 1946 Institute Ilmu Pengetahuan Prancis meanugerahi penghargaan akademis kepada Qian Sanqiang “Henry de Parville Award for Physics, (offered by the French Academy.)” . Ini adalah salah satu penghargaan akademis yang menonjol atas tema penelitian dalam bidang ilmiah. Dan Qian Sanqiang merupakan orang Tiongkok pertama yang mendapatkan pengahargaan tersebut.

Pada waktu pasangan ini dalam karier pekerjaan telah mendapat keberhasilan yang sangat baik, benih percintaannya juga telah lebih mengkristal seperti yang terlihat dalam foto dibawah ini yang diambil pada bulan April 1948 di Taman Lunxembourg, Paris, Prancis.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Pada foto ini dapat terlihat Qian Sanqiang dan He Zehui yang sedang mengendong bayinya Qian Zuxuan (钱祖玄) yang berumur lima bulan, dalam wajahnya tampak penuh senyum kebahagiaan. Ketika itu Qian Sanqiang dan He Zehui dalam pekerjaaan telah dalam keadaan mantap dan karier juga sudah tinggi, hidup keluarganya sangat bahagia. Di pandangan para kolega dan teman-temanya, mereka pasti akan memilih tetap tinggal di Prancis, meneruskan karier dan kehidupan yang bahagia itu di Prancis.

Tetapi dalam kehidupannya yang telah mantap dan mendapat kehormatan dan sangat mempersonakan ini, Qian Sanqiang dan He Zehui justru membuat suatu keputusan yang sangat tidak diduga oleh kolega dan teman-temannya, mereka memutuskan untuk kembali pulang ke tanah airnya Tiongkok.

Mereka berdua sangat menyadari meskipun Tiongkok pada saat itu masih terbelakang dan sangat miskin, tapi justru keadaan demikian sangat membutuhkan pengetahuan dan tenaga mereka untuk membantu membangun negara dan tanah airnya menjadi kuat dan maju serta bermartabat.

Ketika pasangan Qian dan He ini mengemukakan keinginannya untuk kembali ke tanah airnya kepada mentornya pasangan Curie, meskipun pasangan ini coba memberi nasehat untuk coba tetap menahannya, dan merasa tidak sudi melepaskan mereka pergi, tapi mereka tetap dapat mengerti dan mendukung atas keputusan pasangan murid bimbingannya ini. Bahkan memberi beberapa ‘perhitungan nuklir yang dirahasiakan dan paket perhitungan detail radiasi nuklir’ kepada pasangan Qian dan He. (baca tulisan penulis yang lalu: Bapak Bom Atom Tiongkok Qian Sanqiang )

Kembali Pulang Ke Tanah Air

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
1 Mei tahun 1948, Qian Sanqiang dan He Zehui dengan mengendong bayinya yang baru berumur 6 bulan Qian Zuxuan, naik keatas kapal kembali ke tanah airnya Tiongkok. Foto dibawah ini diambil saat mereka sedang belayar dari Prancis ke Tiongkok. Dalam foto tampak Qian Sanqiang sedang mengendong bayinya dan He Zehui duduk dibangku panjang di dek kapal menghadap sinar matahari. Dari wajahnya terlihat senyum penuh dengan kebahagiaan dan He Zehui duduk di bangku panjang dengan rambut dikepang tertiup angin laut dan tampak dengan senyum manisnya yang cemerlang.

Institue Fisika Modern Tiongkok Didirikan Dari Nol

Tahun 1948 kota Beiping (sekarang Beijing) sedang dalam keadaan masa peralihan dari masa kuno ke masa modern, situasi sungguh dalam keadaan ruwet. Dengan banyaknya tekanan segala arah dari luar dan dalam, rencana penelitian nuklir Qian Sanqiang mau tidak mau terpaksa harus ditunda.

1 Okotber 1949, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengadakan perayaan resmi berdirinya negara baru ini. Di depan Lapangan Tian An’men diadakan pawai besar-besaran. Sebulan setelah perayaan berdirinya RRT, CAS (China Academy of Science) juga resmi berdiri. Qian Sanqiang dan He Zehui dengan senang diperintahkan untuk membangun Institue Fisika Modern Tiongkok.

Institue Fisika Modern Tiongkok yang baru dibangun terletak di dalam kota Beijing SiheYuan (北京四合院). Pertama anggotanya hanya terdiri dari 5 orang termasuk pasangan suami istri Qian Sanqiang dan He Zehui. Bahkan untuk peralatan yang paling sederhanapun tidak mempunyai. Lalu bagaimana?

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Maka suami istri ini mau tidak mau harus berputar otak dengan mengandalkan keahliannya. He Zehui menggambar designnya (gambar teknis), dan Qian Sanqiang yang membuatnya. Pertama dibuat dua unit mesin bubut, dengan dua mesin bubut ini dibuatlah macam-macam peralatan yang paling dibutuhkan dulu.

Di bangunan Siheyuan ini mereka mendirikan kelas untuk kaum muda dan memberi pelajaran literasi teori atom, suami istri ini bergiliran memberi kuliah. Dengan cara demikian Qian Sanqiang dan He Zehui dari tiada membuat jadi ada, Institute Fisika Modern Tiongkok setahap demi tahap didirikan benar-benar berangkat dari nol.

15 Januari 1955, Zhongnanhai Huize Yuan (Kantor Pemimpin Pemerintah Pusat) diadakan rapat pertemuan pimpinan Sentral Komite Tiongkok, dalam rapat tersebut Ketua Mao menyerukan bahwa Tiongkok tidak saja harus mempunyai lebih banyak pesawat terbang dan artileri, juga harus punya Bom Atom.

Maka sejak itu, pengembangan bom atom telah masuk dalam program prioritas Pusat PKT, maka Qian Sanqiang yang juga hadir dalam undangan dalam rapat tersebut, dengan sendiri ditunjuk menjadi orang yang bertanggung jawab untuk program ini.

Dibawah pimpinan Qian Sanqiang jalannya kelompok penelitian bom atom ini, istrinya He Zehui yang juga sebagai seorang ilmiahwati fisika yang terkenal demi untuk pengembangan bersama, juga mempimpin seklompok peneliti dengan tekun dan susah payah diam-diam menyumbangkan tenaganya.

Kelompok peneliti yang dipimpin He Zehui pada tahun 1956 sudah berhasil menguasai cara persiapan pembuatan emulsi nuklir, dan memperoleh “Penghargaan Pertama Ilmu Pengetahuan Alam Tiongkok.”

Dalam suatu perjalanan panjang, He Zehui bertanggung jawab sepenuhnya dalam memimpin Institute Penelitian Fisika Karya Ilmiah Untuk Laboratorium Neutron (The work of the neutron physics science lab) dimana juga harus disesuaikan dan digabungkan dengan pembuatan bom nuklir, dan berjasa besar dalam pengembangan proyek bom atom ini.

Dari 15 Januari 1955, diputuskan pengembangan bom atom diusulkan menjadi program resmi pemerintah hingga masuk dalam perhitungan mundur atau countdown pelaksanaan penelitian dan pembuatan, proses dan pelaksanaan proyek ini memakan waktu sembilan tahun. Dibawah kepemimpinan pasangan suami istri Qian San Qaing dan He Zehui kelompok penelitian sama-sama bahu-membahu dengan tekun memainkan orkestra ini,  dengan pesat melaju dari Bom Atom berkembang ke Bom Hidrogen, mengatasi serangkaian kesulitan penelitian untuk teknologi yang sulit akhirnya pada 16 Oktober 1964: Bom Atom Pertama Tiongkok berhasil diledakkan dan membuat dunia Barat dan dunia menjadi gempar.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

18 September 1999, tepat pada aniverseri 50 tahun berdirinya RRT, Pemerintah Pusat Tiongkok---Komite Sentral PKT, Dewan Negara, Komisi Militer Tiongkok memberi penghargaan Mendali/Tanda Jasa “Bom Dan Satu Satelit (两弹一星)” kepada semua personil yang menonjol dalam proyek/misi ini sebanyak 23 orang ilmiahwan.

He Zehui mewakili suaminya Qian Sanqiang menerima Medali ini, tahun itu dimana Qian Sanqaing telah wafat tepat tujuh tahun.

Dari teman sekuliah di Universitas Qinghua hingga menjadi “Pasangan Curie Tiongkok.” Qian Sanqiang dan He Zehui karena mempunyai idealisme yang sama dalam kehidupan yang sama-sama meniti jalan penelitian dan pengembangan ilmu nuklir berlayar dalam satu perahu, sama-sama mengatasi segala kesulitan yang dihadapi, setelah berhasil melewati satu demi satu kesulitan yang dihadapi, dan akhirnya dapat memperoleh suatu hasil ilmiah yang sangat menonjol, dedikasi ini benar-benar suatu yang patut ditiru semangat dan rasa patriotismenya.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun