Pasangan Irene Joliot-Curie dan Frederic Joliot-Curie, pada tahun 1935 sebagai penemu “radioaktif buatan/artificial radioactivity” pemenang Hadiah Nobel bidang kimia, dan Qian Sanqiang menjadi murid pertama di dunia yang dimentori pasangan penerima hadiah Nobel ini. Pada tahun 1940, Qian Sanqiang lulus PhD di Prancis.
Irene Curie adalah putri dari pasangan Marie dan Piere Curie penemu Polonium dan Radium dan pemenang Hadiah Nobel Bidang Fisika pada tahun 1903
Saat itu mereka telah hidup di Prancis selama 11 tahun, karier mereka di Prancis cukup sukses, keluarga juga hidup bahagia. Semua kolega dalam laboratorium semua menduga bahwa keluarga ini pasti betah tinggal di Prancis dan pasti akan memilih terus tinggal di Prancis, untuk melajutkan kehidupan yang sudah mampan tersebut.
Pulang Ke Tanah Airnya Tiongkok
Tapi apa yang diputuskan mereka berdua ini. Mereka membuat keputusan yang tidak terbayangkan oleh para koleganya. Meninggalkan Prancis dan kembali ke tanah airnya Tiongkok yang lagi miskin.
Menghadapi pertanyaan dan ketidak mengertian para kawan-kawan dan khalayak ramai atas keputusan ini dia menjawab: Memang ilmu pengetahuan ilmiah tidak ada batas negaranya, tapi seorang ilmiahwan mempunyai ibu pertiwi.
Ketika kabar Qian Sanqiang akan kembali ke tanah airnya tersebar, semua perguruan tinggi dan institusi penelitian dalam negeri Tiongkok pada berebut meng-undang mereka untuk mengajar dan memimpin laboratorium penelitiannya. Tapi pada akhirnya Qian Sanqiang menerima undangan dari alma maternya Universitas Qianghua, menjadi guru besar bidang fisika.
Pada pertengahan tahun 1948 di suatu akhir minggu, bertempat di Anthony Kota Paris, jalan Le Notre di sebuah vila kuno, Madam Irene membuat masakan Prancis Khusus dan Joliot menyajikan sebotol red wine/anggur merah yang mahal dalam perjamuan makan keluarga untuk malam perjamuan mengantar perpisahan pasangan Qian Sanqiang dan He Zehui, yang akan kembali ke tanah airnya Tiongkok.