Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menerawang Apa Itu "Belt and Road"

20 Mei 2017   19:47 Diperbarui: 24 Januari 2019   09:45 21186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Belt and Road” yang digagas oleh Tiongkok akan mengembangkan globalisasi yang dipandu untuk membantu mereka mencapai industrialisasi dengan pertanian modern, yang benar-benar akan membebaskan mereka dari status sebagai negara-negara miskin dan terbelakang.

Antonio Guterres, Sekjen PBB mengatakan: Inisiatif “Belt and Road” merupakan inisiatif yang sangat penting dari sudut pandang untuk membawa dunia bersama memfasilitasi ke arah globalisasi yang adil.

Ema Solberg, PM Norwegian mengatakan: Menurut saya ini adalah inisiatif yang bagus, juga karena Anda membuka konektivitas di area di mana Anda perlu mempunyai lebih banyak pembangunan ekonomi di antara negara-negara tersebut.

Seperti apa yang dikatakan oleh Parag Khanna peneliti dari Brooking Institute dalam bukunya “Connectography: Mapping the Future of Global Civilization,” infrastruktur yang akan dibangun manusia dalam 40 tahun ke depan akan melebihi total infrastruktur yang dibangun dalam 400 tahun terakhir. “Revolusi Interkonektivitas Global” sudah mulai, dan Tiongkok menciptakan Silk Road Economi Belt adalah infrastruktur berskala terbesar dalam sejarah global.

Saat ini, lima proyek koordinasi kebijakan, koordinasi fasilitasi, perdagangan tanpa hambatan, perdagangan keuangan dan obligasi yang diusulkan antara orang-ke-orang di “Belt and Road” menjadi jembatan untuk saling membangun antara Tiongkok dan negara-negara di sepanjang Belt and Road.

Wang Yiwei, Director of Institute of Int’l Affairs of Renmin University of China mengatakan: Saya pernah ke berbagai negara, dan bahkan Gateway Malaysia sedang dibangun sesuai dengan lima tujuan ini. Saya pernah ke Mombasa, Kenya, mereka ingin mengubahnya menjadi delta, atau tempat seperti Shanghai. Tempat ini akan menjadi Shanghai Afrika Timur. Setelah membangun pelabuhan, mereka akan membangun rel kereta api ke Nairobi, dan memperluaskannya ke Uganda, Ethiopia, dan negara-negara Afrika Tengah lainnya. Tak satu dari negara-negara Afrika Tengah memiliki pelabuhan, jadi sekarang mereka membangun perkeretaapian Addis Ababa-Djibouti dan ke Mombasa di sisi lainnya, dan membawa kehidupan ke seluruh pantai timur Afrika.

Di masa lalu di Somalia merajalela dengan bajak laut yang kelaparan sampai mati, seperti Ethiopia. Misalnya, di Afrika, Tiongkok membantu mereka membangun “tiga jaringan dan satu modernisasi” jaringanan penerbangan regional, jaringan kereta api berkecepatan tinggi, jaringan jalan raya, dan industrialisasi infrastruktur mereka. Itulah satu-satunya cara ekonomi Afrika agar dapat mencapai pertumbuhan yang cepat. Jadi, seluruh Afrika ingin bergabung dalam “Belt and Road” dan gagasan ini sangat populer di kalangan mereka (Afrika).

Pada 17 Maret 2017, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengeluarkan Resolusi 2344 tentang Afganistan, dan mengajurkan untuk pertama kalinya sebuah konsensus untuk memperkuat kerja sama ekonomi regional dengan membangun “Belt and Road”. Ini juga menekankan konsep-konsep penting pertama yang diusulkan oleh inisiatif “Belt and Road” seperti koordinasi kebijakan, keterkaitan, kerja sama yang saling menguntungkan, dan berbagi untuk masa depan umat manusia.

Forum yang diadakan 14-15 Mei 2017, berfokus sekitar penelitian dan pembahasan infrastruktur, investasi industri, kerja sama ekonomi, dan perdagangan, pertukaran kebudayaan, ekosistem dan lingkungan, kerja sama maritim, untuk mengoordinasikan arahan kerja sama, mengusulkan jalan untuk implementasi, konsolidasi kerja sama dan mempromosikan hasil secara praktis.

Menghidupkan Kembali Peradaban Pelaut Yang Tertidur.

Setelah berhembus peradaban pelaut ratusan tahun sirep, Jalur Sutra yang tertidur ber-abad-abad. Kini, dengan bangkitnya Tiongkok, Tiongkok tampaknya telah menggunakan kapsitas ekonominya yang besar berupaya terus meningkatkan reputasi internasional untuk pembangunan secara damai dengan apa yang disebut Inisiatif “Belt and Road.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun