Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ronde Baru Hubungan AS-Iran dalam Era Trump

9 Mei 2017   10:05 Diperbarui: 9 Mei 2017   10:31 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan beberapa tahun kemunduran dalam penyampaian sistem S-300 adalah refleksi hubungan antara AS, Rusia dan Iran dalam dekade terakhir.

Pada tahun 2007, Iran mengalokasikan 1 milyar USD untuk membeli lima sistem S-300 dari Rusia, namun kemudian mendapat oposisi keras dari AS pada saat itu. Pada tahun 2010, saat Dewan Keamanan PBB meningkatkan embargo senjata kepada Iran, Rusia membatalkan pernjanjian penjualan S-300 dengan Iran.

Setelah tahun 2015, saat kesepakatan nuklir Iran tercapai. Pihak Barat mencabut embargo senjata pada Iran, dan pada saat yang sama,  Rusia dan AS terjadi oposisi atas masalah Ukraina, dan Rusia mengalami sanksi-sanksi dari Barat.

Pada akhir tahun 2015, Rusia melakukan intervensi dalam konflik Syria, dan Iran juga merupakan pendukung kuat pemerintah Syria. Rusia dan Iran bekerjasama dengan erat, dalam situasi demikian, Rusia terus mempertahankan bahwa tidak diperlukan embargo senjata terhadap Iran, sehingga S-300 dikirim ke Iran.

Selama bertahun-tahun kebijakan Timteng AS telah menyebabkan Rusia dan Iran tumbuh makin dekat. Ketika hubungan AS-Iran memasuki babak baru dalam ketegangan, hubungan Rusia dan Iran terus tumbuh lebih dekat adalah hal yang bisa mudah dikita lihat.

Pada 28 Maret lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Kremlin, Rusia.

Putin mengatakan: Iran adalah tetangga yang ramah, dan mitra yang andal dan stabil. Kami berdedikasi untuk secara efektif bekerjasama di segala aspek dalam isu-isu internasional secara signifikan dan menyelesaikan isu-isu internasional yang serius.

Pada 16 Agustus 2106, militer Rusia memanfaatkan Pangkalan Udara Hamadan Iran untuk melakukan serangan terhadap pasukan ekstrimis di Syria. Ini adalah yang pertama kalinya Rusia menggunakan pangkalan militer pihak ketiga untuk melakukan serangan udara di Syria, dan ini juga merupakan baru pertama kalinya dalam sejarah Iran yang mengizinkan sebuah militer asing untuk ditempatkan di wilayahnya sendiri.

Ketika hubungan AS-Iran dalam keadaan tenang, Iran pada awalnya hanya ingin membiarkan info menggunakan pangkalan mereka untuk diri sendiri. Namun mereka tidak terbayangkan bahwa Rusia akan mempublikasikan info ini. Ini sesuatu yang tidak menyenangkan bagi Iran, dan menuduh Rusia bertindak “gegabah.”

Namun pada akhir Desember tahun lalu, setelah AS memperpanjang  “Bill on Sanctions Against Iran,” (UU sanksi terhadap Iran), militer Iran secara tebuka mengatakan bahwa jika Rusia mengajukan permintaan, Iran akan mempertimbangkan untuk menyediakan bantuan semacam ini (memgizinkan penggunaan pangkalan militernya)  kepada Rusia.

Dari sini, kita bisa melihat bahwa Iran sedang mencari keseimbangan antara AS dan Rusia. Seiring dengan hubungan AS-Iran yag tumbuh tegang, dengan menggunakan “kartu Rusia” untuk membatasi AS, sebuah metode penting dimana Iran dalam menangggapi ancaman AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun