Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusia Berang terhadap AS Gara-gara Senjata Kimia dan Rudal Tomahawk Menyerang Syria

27 April 2017   12:22 Diperbarui: 27 April 2017   21:00 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.breitbart.com

Vladimir Safronkov, wakil duta besar Rusia untuk PBB mengatakan, masalah mendesak untuk hal tersebut adalah dilakukan penyelidikan penuh mengenai hal ini sebelum mereka dapat mengkonfirmasi apa yang telah terjadi dan siapa pelakunya.

Namun, banyak pejabat senior pemerintah AS selalu percaya bahwa pemerintah Syria yang telah melancarkan serangan bom kimia tersebut, dan Rusia telah mengetahui hal itu sebelumnya.

Menhan AS James Mattis menyatakan: Selasa lalu pada 4 April, rezim Syria menyerang bangsanya sendiri dengan menggunakan senjata kimia. Saya secara pribadi sedang mempelajari kembali laporan intelijen tersebut dan tidak diragukan lagi bahwa rezim Syria bertanggung jawab atas keputusan untuk penyerangan ini dan yang melakukan penyerangan itu sendiri.

Sebenarnya sejak krisis Syria pecah, kecurigaan adanya senjata kimia telah menyelimuti rezim Syria beberapa kali. Pada 20 Agustus 2012, saat Presiden Obama menarik garis merah untuk intervensi militer AS. Obama menyatakan: “Kita sangat jelas kepada rezim al-Assad, garis merah untuk kita mulai melihat keberadaan sejumlah besar senjata kimia di sekitar rezim ini dan telah dimanfaatkan. Itu akan mengubah kalkulus saya dan itu akan mengubah persamaan saya.”

Pada bulan Agustus 2013, yang tampaknya merupakan serangan senjata kimia terjadi di Ghouta Timur, di pinggiran ibukota Syria, Damaskus. Diberitakan bahwa gas sarin digunakan dalam serangan tersebut, dan kedua belah pihak mulai saling “melempar lumpur”(saling menuduh)  satu sama lain pada waktu itu. Meskipun tidak ada bukti nyata, Inggris dan Prancis tampaknya percaya bahwa Syria telah melewati “garis merah” jadi memungkinkan untuk di-intervensi militer.

Namun, pada kesempatan kunci ini, AS tampaknya menunjukkan pengekangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tinggal tetap hening yang susah dijelaskan. Ini memberi kesempatan kepada Rusia untuk mengusulkan rencana untuk “mengganti senjata kimia dengan perdamaian.”

Untuk peristiwa ini. Pemerintah AS mengklaim bahwa pemerintah Syria telah menggunakan senjata kimia tersembunyi untuk menyerang warga sipil. Pemerintah Syria mengatakan bahwa ini adalah “jebakan” yang dilakukan kelompok ekstrimis atau oposisi, yang dengan sengaja menempatkan tabung ber-gas racun di pemukiman warga dan memancing militer Syria untuk mengenbomnya, yang menyebabkan tragedi ini.

Dan kemajuan perang kimia kelompok ekstrimis telah menyebabkan penyelidik membingunkan apa yang sebenarnya tejadi.

Vladimir Safronkov mengatakan : Mari kita lihat sumber masalahnya. Titik balik penggunaan senjata kimia di Syria adalah ketika pemerintah AS mengatakan, jika pemerintah Syria melintasi “garis merah” maka militer akan melakukan intervensi dalam konflik Syria. Dan karena itulah teroris dan ekstrimis mulai menggunakan senjata kimia sebagai alat provokatif.

Perwakilan Tetap AS untuk Duta Besar PBB, Nikki Haley menuduh Rusia dengan mengatakan bahwa dukungan Rusia terhadap pemerintah Bashar al-Assad yang telah menyebabkan situasi menjadi seperti hari ini. Kita tahu jika tidak dilakukan suatu tindakan, serangan serupa akan terus berlanjut. Assad tidak memiliki insentif/beriniat untuk berhenti menggunakan senjata kimia selama Rusia terus melindungi konsekuensi dari rezimnya.

Pada 12 April, waktu setempat, President Bashar al-Assad secara eksklusif diwawancarai oleh AFP di ibukota Syria, Damaskus. Ini adalah wawancara pertama kalinya oleh media asing setelah serangan udara AS ke pangkalan Syria. Dia mengatakan: sejak bergabung dengan “Konvensi Senjata Kimia” pada tahun 2013, Syria telah menyerahkan semua senjata kimianya, dan militer Syria saat ini tidak memiliki senjata kimia dalam bentuk apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun