Kunjungan di Tongkok
Kunjungan pada tahun ini merupakan kunjungan Raja Salman yang kedua kalinya ke Tiongkok. Kunjungan pertama dilakukan pada tahun 2016 dan kunjungan balasan Presiden Tiongkok Xi Jinping dilakukan pada tahun yang sama.
Tiongkok memberikan sambutan yang teliti dan hangat untuk melayani Raja Salman, dan pada akhir pertemuan kedua kepala negara ini menyaksikan penandatanganan 14 bidang kerja sama teknologi antara Tiongkok-Arab Saudi, yang mencakup sumber energi, modal konstruksi dan Kedirgantaraan. Total meliputi kontrak kerja sama 35 bidang proyek dengan nilai 65 milyar USD.
Di antara kontrak tersebut termasuk nota kesepahaman (MoU) antara raksasa perusahaan minyak Aramco dan Norinco (China North Industries Group Corp) untuk pembangunan penyulingan minyak dan kimia di Tiongkok. Saudi Basic Industries Corp (SABIC) dan Sinopec, yang sudah bersama-sama bekerja sama untuk proyek petrokimia di komplek industrian kimia di Tianjin, juga sepakat untuk mengembangkan proyek-proyek petrokimia di Tiongkok dan Arab Saudi.
Dalam pidato sambutan kunjungannya ini, Presiden Xi mengatakan, “Sudah dalam jangka waktu yang lama, Tiongkok dan negara-negara Islam telah menghormati satu sama lain dan sudah bekerja sama dengan kondisi win-win, dan menciptakan model eksksitensi damai budaya yang berbeda.”
Raja Salman mengatakan bahwa mereka mengharapkan Tiongkok bisa memainkan peran yang lebih besar dalam isu Timur Tengah. Arab Saudi ingin bekerja lebih keras lagi dengan Tiongkok untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, kemakmuran global dan regional.
Tahun ini MoU yang ditandatangani kedua belah pihak Tiongkok dan Arab Saudi sebesar 65 USD milyar USD itu tediri dari 35 proyek. Tahun lalu kontrak kerja sama kedua pihak hanya mencapai 40 milyar USD.
Jika dilihat dari MoU, 65 milyar USD ini menunjukkan pandangan Saudi yang menjangkau jauh ke depan, dan pengharapannya sangat tinggi. Arab Saudi bersedia ikut serta dalam program proyek luar angkasa Tiongkok Chang’E 4 misi untuk pendaratan awak ke bulan yang akan dilakukan pada tahun 2018 tahun depan ini. Ini adalah yang pertama kali untuk Arab Saudi.
Pada 5 Juni 2014, saat diadakan pembicaraan kerangka kerja sama antara Arab Saudi dan Tiongkok yang diadakan di Beijing. Dalam pidato pembukaan pembicaraan ini Presiden Xi mengusulkan 1+2+3. Maksudnya 1+2 adalah negara Tiongkok dan Arab Saudi kerja sama tradisional normal kedua negara (membangun hubungan dasar pembangunan konstruksi dan perdagangan), yang ke- +3 adalah energi nuklir + luar angkasa /kedirgantaraan + energi baru.
Dalam hal ini, Tiongkok dalam wilayah teknologi tingginya menunjukkan bersedia bekerja sama dengan Arab Saudi. Untuk hal ini juga bergema dan menyambut usulan Presdiden Xi tentang kerangka kerja sama dari “one belt one road (一带一路)” yang merupakan kerja sama tradisional, dan yang memiliki jangkauan dan terobosan baru.
Dalam kunjungan ini terjadi pragmatisme dari Arab Saudi dan Tiongkok, di mana Saudi mempunyai “Visi 2030” (NPT) dan Tiongkok mempunyai gagasan untuk “one belt one road". Selain itu, yang lebih penting lagi kecuali untuk energi yang banyak dibutuhkan Tiongkok, dan Arab Saudi memerlukan pasar energi besar. Selain itu, masih ada kerja sama lain menyangkut teknologi tinggi, keamanan, militer yang juga menjadi sorotan dunia luar.