Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Jepang Lebih Suka Semenanjung Korea Krisis?

4 April 2017   15:58 Diperbarui: 5 April 2017   13:30 2642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat yang sama, ada suara-suara yang makin kencang di Jepang yang menyerukan sekali lagi untuk memperkuat pasukan pertahanan. Laporan mengatakan bahwa Majelas Jepang hanya dengan 40 menit break/jedah sehingga Abe bisa mengadakan rapat untuk menjamin kemananan nasional, dan mempersiapkan rencana respon pemerintah secara luas.

Dimulai dari 7 Maret 2017, beberapa kapal perusak (destroyer) Pasukan Maritim Bela Diri Jepang (JMSDF) mengadakan latihan 4 hari bersama dengan rombongan kapal induk Carl Vinson yang sedang berlayar menuju Korsel untuk melakukan latihan bersama dalam latihan AS-Korsel.

JMSDF melakukan latihan bersama dengan kapal induk Carl Vinson di Laut Tiongkok Timur sungguh suatu peristiwa langka,  mungkin ini ditujukan untuk membatasi dan mengurung Korut setelah peluncuran beberapa rudal, jugaTiongkok yang sedang meningkatkan kegiatan AL nya.

“Kyodo News” Jepang mengatakan bahwa dunia luar percaya latihan militer AS-Jepang di Laut Tiongkok Timur ini mungkin satu “ide dadakan” (impromptu idea), dengan memanfaatkan rombongan ini yang sedang lewat di wilayah Jepang.

Kapal induk USS Carl Vinson yang latihan bersama Jepang di Laut Tiongkok Timur ini, sebenarnya tujuan utamanya untuk latihan di Laut Kuning bersama Kosel dalam latihan gabungan AS- Korsel dengan kode sandi “Foal Eagle” yang dibiayai Korsel. Selama ini Jepang numpang (nebeng) latihan dadakan di Laut Tiongkok Timur.

Awalnya latihan ini tidak direncana. Jadi analis dan pengamat bisa menebak ini diadakan dadakan dalam menanggapi tuntutan Jepang, karena jika Jepang ingin menggunakan USS Carl Vinson menyeberangi Laut Tiongkok Timur mengadakan latihan bersama, maka Jepang harus membayar USS Carl Vinson.

Pada kenyataanya, Jepang telah menggunakan kesempatan ini untuk memberikan beberapa biaya perlindungan ekstra ke AS. Ini sangat penting bagi Abe untuk menunjukkan dan mengungkapkan kesetiaanya kepada Trump.

Beberapa analis percaya bahwa pemeritahan Abe juga akan sebisanya menggunakan insiden peluncuran rudal Korut untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional Jepang. Pemerintah Abe selalu menggunakan pertahanan terhadap Kourut sebagai alasan untuk meningkatkan belanja pertahanan nasional selama lima tahun berturut-turut ini.

Pada tahun 2017 ini telah mencapai sebesar 5,125 trilyun Yen (1Yen=US$ 0,009). Baru-baru ini, Abe juga dengan jelas mengatakan bahwa ia akan menembus aturan administrasi masa lalu untuk menjaga pengeluaran pertahanan dalam 1% dari PDB Jepang. Sejak tahun 1976 anggaran pertahanan tahunan Jepang pada dasarnya bertahan pada kisaran 1% dari PDB tahun itu.

Beberapa komentator percaya jika perang pecah di Semenanjung Korea, bagi Jepang hal-hal seperti larangan kolektif membela diri, amandemen konstitusi yang melarang mengerahkan pasukan ke luar negeri, pertempuran global, dan militerasasi Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) tidak akan lagi menjadi masalah.

Tapi yang ditakuti justru jika Semenanjung Korea tidak ada gejolak. Karena jika berada dalam kekacauan, Jepang bisa memanfaatkan itu, maka tidak heran jika menginginkan AS untuk bertindak.  Jika AS sampai bertindak dan bergerak melawan Semenanjung Korea, sehingga terjadi konflik senjata lokal di daerah ini antara Korut dan AS+Korsel, maka baik AS atau Korsel pasti akan terjadi kerusakan, atau Korsel yang rusak. Tetapi Jepang tidak akan rusak secara langsung. Maka tidak heran jika Jepang memberi saran yang lebih radikal daripada Korsel dalam kebijakan untuk isu Semenanjung Korea, dan mengambil sikap yang lebih keras tentang sanksi terhadap Korut. Hal ini tidak lain karena Jepang ingin mencari untung untuk dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun