Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qian Xuesen/Tsien Hsue-Shen(钱学森) Bapak Roket Dan Dirgantara Tiongkok

24 Maret 2017   18:53 Diperbarui: 25 Maret 2017   03:00 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Qian Xuesen (钱学森) saat kuliah di AS menggunakan nama atau ejaan lama Tsien Hsue -Shen, ditulis demikian karena saat itu Pingyin masih belum lahir, jadi Tsien (Qian) Hsue-Shen (Xuesen). Setelah kembali pulang ke Tiongkok menggunakan Qian Xuesen. Qian lahir 11 Desember 1911 di Shanghai, berasal dari Hangzhou Provinsi Zhejiang, dan wafat 31 Oktober 2009.

Qian Xuesen merupakan anak tunggal dari keluarga aristokrat Hangzhou, tercatat sebagai keturunan Qian Liu ke-33 pendiri kerajaan Wu-Yue (tahun 852-932/吴越王 钱镠 第33世孙), kakek-neneknya pedagang kaya. Ayahnya Qian Jiachi adalah pembaharu pendidikan dan adminstrator, ibunya Zhang Lanjuan (章兰娟) mempelajari ajaran Klasik Konfusianisme.

Masakecilnya Qian suka sekali dengan cerita ibunya tentang pahlawan klasik Yue Fei (Gakfie/岳飞) yang disumpah ibunya untuk mengabdi dan setia kepada negara dan tanah airnya, dimana ketika akan ikut perang punggung di tato ibunya dengan kata”精忠报国” yang berarti setia dan membela negara. Juga cerita tentang kepahlawanan keluar Yang (扬Yeo) yang membela negaranya. Dan cerita-cerita epos klasik Tiongkok dalam membela negaranya. Setiap kali mendengarkan cerita ini Qian selalu dengan serius dan meresapi semua cerita-cerita ini.

Dengan sendirinya riwayat keluarga Qian menimbulkan hubungan emosional yang kuat dengan budaya Tiongkok yang kemudian hari ter-transformasikan dalam menentukan kehidupan profesional Qian, dan latar belakang ini yang menjadi salah satu unsur utama yang membuat Qian menjadi ikon Tiongkok pada abad ke-20.

Dia adalah seorang insinyur Tiongkok yang berkontribusi untuk bidang aerodinamis dan ilmu roket atau missile. Alumni Massachusette Institute of Technology (MIT) dan bergabung dengan tim Theodore von Karman di California Institute of Technology (Caltech), termasuk salah satu pendiri Jet Propulsion Laboratory di AS.

Dipercaya oleh pemimpin pemerintah Tiongkok untuk meluncuran rudal balistik antar-benua, rudal anti-kapal Silkworm, satelit cuaca dan pengintaian, serta menempatkan manusia di ruang angkasa pada tahun 2003. (Associated Press).

Masa Kuliah

Saat ujian masuk perguruan tinggi nasional untuk teknik mesin, Qian mendapatkan ranking ke-3, dan memenangkan tempat untuk kuliah teknik per-kereta apian di Universitas Jiaotong di Shanghai. Namun pada saat ilmuwan muda yang menjanjikan ini akan berkembang, negara Tiongkok sedang runtuh, pemerintahan tanah airnya gagal dan menjadi miskin serta lemah.

Shanghai dibom dan diserang Jepang pada tahun 1932, Qian lulus dari Universitas Jiaotong tahun 1934. Dan tahun berikutnya Qian meninggalkan Tiongkok untuk kuliah pascasarjana di MIT dengan memperoleh bea siswa dari “Boxer Rebellion Indemnity Scholarship” dari pemerintah AS.

Di MIT dia fokus pada program aplikasi praktis, namun tidak menarik dirinya. Pada 1936 ia berangkat ke California Institute of Technology (Caltech) kuliah dibawah peneltian insinyur Theodore von Karman. Sebelum ada komputer, kemapuan Qian untuk dapat menghitung cepat dan komplek sempurna menjadi aset yang tak ternilai bagi von Karman, ketika kelompok ilmuwan roket yang baru lahir di Caltech. Qian menjadi seorang ahli yang diakui dalam studi aerodianamis dan Jet. Qian menerima gelar Doktor Aeronautika dari Caltech pada tahun 1939.

Pada tahun 1943, selama P.D II, Qian membantu mempersiapkan analisis program roket Nazi-Jerman untuk Angkatan Darat AS, dan pada akhir perang ia melakukan perjalanan ke Jerman sebagai seorang kolonel Angkatan Darat AS untuk menginterogasi (debriefing)  para ilmuwan roket Nazi-Jerman yang ditangkap, termasuk Wernher von Braun (Bapak Roket dunia). Dia membantu membuat dan mengatur program penelitian roket jarak jauh AS dan dengan sukses mengarahkan penelitian tentang rudal berbahan bakar padat untuk pertama kalinya bagi negara AS. Pada tahun 1947 Qian bersama dengan von Karman meninggalkan Caltech menuju MIT.

Kemudian Qian meninggalkan jabatan sebagai dosen professor (dosen tetap) aeronautika mengikuti von Karman kembali lagi ke Caltech pada 1949. Dan pada tahun yang sama menggantikan von Karman sebagai Robert H. Goddard Profesor Jet Propulsion dan Direktur Daniel and Florence Guggenheim Jet Propulsion Center.

Namun Qian kesulitan menyesuaikan diri dengan budaya Amerika, dengan dirinya yang mempunyai ikatan pribadi yang kuat pada kebudayaan Tiongkok, hal ini menimbulkan kecurigaan selama era McCarthy.

Kesulitan Pulang Ke Tanah Airnya Tiongkok

Ketika Qian secara aktif berrencana untuk pulang ke tanah airnya, nasib buruk menimpa dirinya secara tiba-tiba. FBI-AS menahannya dengan tuduhan sebagai anggota Partai Komunis Amerika.

Pada  23 Agustus 1950, Qian yang mengundurkan diri dari Caltech sengaja menghadap kepada Dan A. Kimball Wakil Menhan untuk AL-AS di Pentagon. Qian secara resmi melaporkan pada Kimball bahwa dia dan keluarganya recana untuk meninggalkan AS kembali ke tanah airnya dibelahan bumi yang jauh.  Kimball mendesak Qian untuk tetap tinggal di AS dan bahkan mengisyaratkan untuk berpikir dua kali, tapi limuwan ini tampak sudah bertekad untuk kembali pulang ke tanah airnya.

  

Kembali ke tanah airnya Tiongkok, sebenarnya sesuatu yang Qian sudah rencanakan selama lebih dari dua tahun. Pada Mei 1949, dia menerima surat dari pihak berwenang di Tiongkok Utara (cikal bakal pemerintahan RRT sekarang), mengundang dia kembali untuk memimpin pembangunan industri penerbangan.

Tiongkok Utara itu tidak lain adalah pemerintahan Tiongkok dari pihak PKT, yang belakangan menang melawan KMT, dan memproklamirkan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang berpusat di Beijing.

 Menurut penuturan putra Qian, Qian Yonggang (钱永刚): “Setelah Qian menerima surat ayah dan ibu saya merasa sangat bersemangat. 1 Okotober 1949 Adalah Hari Proklamasi berdirinya Republik Rayat Tingkok (RRT) , Qian membaca laporan dari luar negeri dan berkata dengan ibuku: “Sekarang sudah waktunya kita pulang ke rumah. Pada akhir masa kwartalan sekolah berikutnya, kita akan kembali ke Tiongkok.”

Tapi pada waktu itu juga Qian baru saja menerima undangan  dari Caltech untuk menjadi Direktur Jet Propulsion Laboratory. Ini merupakan kesempatan yang paling menguntungkan yang dia punyai sejak datang ke AS untuk melakukan penelitian ilmiah.

Tetapi kembali ke tanah air untuk mengabdi ke negaranya sudah menjadi keinginan tersembunyi dalam lubuk hatinya sejak mula.  

Pada awal 1947, Qian menikah dengan Jiang Ying (蒋英) di Shanghai. Pidato dalam respsi undangannya dia mengutip kalimat dari pemenang Hadiah Nobel – Harold Urey untuk pidato penutupannya: “Kami akan menghilangkan kesulitan dan kekurangan dari orang-orang untuk memberikan mereka sukacita dan keindahan.”

Qian Yonggang  menceritakan, pada tahun 1947 Qian Xuesen kembali ke Tiongkok untuk melakukan pernikahan di Shanghai. Ketika itu juga Pemerintahan KMT juga berencana untuk menunjuk Qian Xuesen untuk menjabat Rektor Univesitas Jaiotong. Tapi Qian kecewa dengan melihat begitu banyak orang miskin pada tahun 1947 dan juga kecewa dengan melihat situasi pada saat itu. Jadi ketika tutornya Profesor Ye Qisun bertanya kepadanya, apakah ia besedia menjadi Rektor Universitas Nasional Jiaotung, Qian berkata dengan nada marah: “Saya tidak ingin menjajnjikan damai palsu untuk pemerintah ini.”

Dan selama waktu itu Qian yakin masa depan Tiongkok baru. Dia mengatakan kepada teman Amerikanya bahwa ia pecaya Mao Zedong akan memenangkan perang saudara yang terjadi kala itu. 

Setelah kembali lagi ke AS, ia segera mengundurkan diri dari posisi sebagai anggota Science Advisroy Group dan konsultan untuk Naval Ordnance Laboratory. Dia secara bertahap menarik diri dari posisi militer AS untuk menciptakan kondisi untuk persiapan kembali ke tanah airnya Tiongkok.

Ketika RRT resmi diproklamirkan 1 Oktober1949, berita ini juga bergema ke seluruh seantero dunia, Qian dan istrinya Jiang Ying yang sedang hamil juga dengan suka cita menyambut berdirinya negara RRT di tanah kelahirannya. Mereka menyambut dengan penuh harapan akan kedatangan kehidupan baru. Mereka memutuskan untuk kembali ke RRT bersama setelah bayinya lahir.

Pada 1949, Zhou Enlai mengeluarkan surat edaran untuk para intelektual Tiongkok yang diaspora di luar negeri dihimbau untuk kembali ke Tiongkok untuk berperan serta membangun negara. Banyak intelektual dan mahasiswa di luar negeri mulai aktif mempersiapkan diri untuk kembali  ke RRT, tidak terkecuali Qian Xuesen juga termasuk salah satu diantaranya.

Dalam acara reuni dengan mahasiswa luar negeri Tiongkok, mereka sepakat berikrar mereka harus kembali ke tanah pertiwi. Tapi rencana itu tidaklah berjalan dengan lancar dan indah seperti apa yang Qian bayangkan.

Pada akhir 1940an dan awal 1950an McCarthy lagi semarak. Sebuah gerakan masif dan besar-besaran anti-komunis dan anti-orang asing sedang dikampanyekan dengan aktif dan makin intensif di AS.

Pada tahun 1950,  teror “McCarthyism” telah merasuki AS. Orang dengan idenditas atau dituduh berindikasikan dengan tiga unsur: simpatisan komunisme, orang asing, dan ilmuwan akan menjadi sasaran “dibersihkan.”  (McCarthyisme : kampanye gencar bagi orang yang diduga komunis di dalam pemerintahan AS dan lembaga-lembaga lainnya, gerakan dibawah pimpinan Senator Joseph McCarthy pada periode thaun 1950-1954. Banyak yang dituduh dimasukan dalam black list atau kehilangan pekerjaan mereka, meskipun sebenarnya mereka sama sekali tidak ada kaitan dengan Partai Komunis.)

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Saat itu seorang peneliti yang direkomendasikan Qian ke Jet Propulsion Laboratory dari Caltech yang bernama Weibaum didapati/dituduh sebagai anggota Partai Komunis Amerika. Sejak itu pihak berwenang AS mencabut lisensi “Aman” (keamanan) Qian yang mengizinkan boleh terlibat dalam penelitian rahasia, dan memberitahu Caltech untuk melarang Qian berpartisipasi dalam penelitian yang berhubungan dengan rahasia militer.

Meskipun Qian sebenarnya telah memiliki kartu indentitas khusus untuk bisa akses bebas ke Pentagon di AS, dan punya pass konsesi untuk pergi ke pasukan AD, AL, AU di AS, namun masih diperlukan tidak adil dan bahkan tidak dipercaya lagi.

foto-qian-di-as-58d5052bb49373c030b152bd.png
foto-qian-di-as-58d5052bb49373c030b152bd.png
Namun Qian tidak memperdulikan untuk memprotes atau berargumen. Ia mengemasi barang-barang miliknya di rumah dalam delapan peti kayu yang besar dan memesan ticket untuk seluruh keluarganya untuk siap kembali ke tanah airnya Tiongkok.

Sebelum berangkat, Qian pergi ke Washington sendiri menemui Wakil Menhan untuk AL-AS Kimball untuk memberi info tetang persiapan dirinya untuk kembali ke Tiongkok. Menghadap pejabat AS ini Qian tidak tahu sama sekali dengan melapor kepergiannya ini justru menjebak dirinya untuk masuk dalam dalam pusaran gelap.

Setelah Qian meniggalkan kantor Kimball, Kimball menelopon Departeman Kehakiman untuk mencegah Qian kembali ke Tiongkok, karena Qian tahu terlalu banyak dan bagaimanpun harus dihentikan untuk kembali ke Tiongkok.

Sekembalinya Qian dari Washington ke Los Angeles, di bandara Imigrasi AS memperlihatkan Surat Instruksi yang tidak mengizinkan Qian untuk kembali ke Tiongkok. Dia kesal mengurung diri tanpa mau keluar di kamar rumah selama 7 hari.

Dia tidak tahu dan tidak menyadari bahwa sebenarnya setelah dari bandara, rumahnya berada dalam pengawasan Imigrasi dan Naturalissasi bandara AS. Setibanya di rumahnya di Los Angeles dia mendapati delapan peti kayu besar yang sedianya siap untuk dikirim di pabean ditahan FBI dengan alasan karena terlibat dalam pengiriman rahasia negara AS.

Tapi ternyata setelah dilakukan penyeilidikan mengungkapkan bahwa Qian tidak mempunyai niat dan ada upaya untuk menyelundupkan dokumen rahasia militer dari AS. Dokumen-dakumen yang diperiksa  dan ditahan tidak ada apa-apa kecuali buku milik pribadi, catatan dan tabel-tabel log matematika.

Perang Korea Meletus Qian Dikurung Di Tahanan Imgran Gelap

Pada saat itu menyelang Perang Korea, militer AS sedang mempersiapkan pendaratan massal di Peninsula Korea. Jadi tindakan yang luar biasa terhadap Qian dari pemerintah AS dan militer sebenarnya dikarenakan alasan ini, dibalik obstraksi dan menghalang-halangi terhadap akan kembali pulangnya Qian ke tanah airnya. 

Qian ilmuwan terkemuka dunia yang bekerja pada AU-AS dunia yang paling unggul, dan dia memegang 90% rahasia militernya. Militer AS tentu sangat khawatir setelah Qian kembali ke Tiongkok Komunis, ketrampilan dan pengetahuannya akan digunakan oleh musuh nomor satunya Uni Soviet.

Karena menurut pandangan pemerintah AS, Qian seorang diri kekuatannya bisa menyamai kekuatan 5 divsi militer, karena ia menguasai rahasia senjata roket. 

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Terminal Island juga dikenal sebagai “Rattlesnake Island” terletak di San Pedro sebelah selatan dari Los Angles. Disana terdapat perjara dari Kantor Immigrasi dan Naturalisasi Departemen Kehakiman AS, dengan tembok tinggi dan dikelilingi pagar kawat berduri untuk tahanan imigran ilegal dan gelap.

Pada 6 September 1950, atas tuduhan upaya percobaan menyelundupkan dokumen ilmu rahasia negara, Qian ditahan disini. Qian sengaja dikunci di kamar sel tunggal oleh penyidik untuk mencegah agar tidak bvisa berbicara kepada siapapun, dan menjadi sasaran penyiksaan yang tidak manusiawi.

Sehingga hanya memalui jendela teruji kamar tahanan saja Qian bisa membuktikan dirinya masih hidup di dunia dengan masih bisa melihat cahaya kota yang terpancar dari Los Angles.

Fasilitas tahanan khusus ini diperuntukan imigran gelap dari Meksiko. Untungnya otoritas immgrasi mempunyai ras belas kasihan tidak mengurung Qian para imigran gelap, tapi dikurung di satu sel dengan toilet. Tetapi yang sangat mengerikan di malam hari, setiap tiga menit cahaya lampu akan mati hidup (kedap-kedip) sekali di ruangan ini, yang membuat orang tidak dapat tidur sama sekali. Karena siksaan ini, Qian kerusakan fisik dalam 13 hari ditahanan kehilangan berat badan 13 pund (6,5 kg).

Kabar atas penangkapan Qian dengan cepat disebarkan oelah “The New York Times” Lee DuBridge dariCaltech dan tutor Theodore vaon Karman menggalang dana 15.000 USD untuk menbus Qian keluar dari penjara. 

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Kemudian Istri Qian, Jiang Ying (蒋英) menceritakan kisah upayanya mengeluarkan suaminya dari penjara di kemudian hari: “Saya menceritakan kepada Qian bahwa kami sudah sepakat dengan Lee DuBrigde bahwa kita akan datang besok untuk menjemputnya. Tapi Saya merasa aneh, karena dia tidak menjawab apa-apa dan bahkan tidak menyebutkan nama saya juga. Dia hanya terus diam membisu. Ternyata dia telah kehilangan kemampuan berbahasa.

Pada hari kedua, maksud saya hari ke-13, ketika kita menyemputnya, dia hanya berkata satu patah mendeha saja. Bahkan kepada saya, dia tidak mengatakan satu kata pun. Dia tidak bisa berbicara. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami akan pulang. Anak-anak baik-baik saja. Tapi dia releks diam saja, dia hanya menganggukkan kepala. Saya mendapati dia tidak bisa bicara. Dalam 13 hari kehilangan  berat badan 13 pound. Dia kehilangan 1 pound per hari. Dia menjadi terlalu lemah.”

Qian secara bertahap pelahan-lahan  mulai mampu berbicara kembali setelah keluar dari penjara. Tapi dia tidak mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya. Setelah melalui dengar pendapat berulang-ulang satu demi satu yang menlelahkan dan menyiksa. Akhirnya diberi keputusan aneh dan tidak masuk akal dalam sejarah Amerika.

Di satu sisi, Qian dituduh bersimpati kepada Komunis dan dijatuhi hukuman diusir dari AS; di sisi lain karena dia menggengam banyak pengetahuan rahasia, dia tidak di-izinkan meninggalkan AS.

Menurut dokumen Immigrasi dan Naturaisasi dari Departemen Kehakiman AS yang bisa dibaca kemudian, mencatat situasi nyata dari laporan bulanan Qian dari 1953 hingga 1955. Dapat dibaca pencatatan kebebasannya, survaeillace/pantauan, pelacakan penuh dengan penghinaan dan ketidak-berdayaan dalam periode panjang kehidupan dibawah tahanan rumah.

Dalam surat kepada seorang teman Amerikanya, Qian dengan tanda seru kesedihan menuliskan “Apakah kamu percaya ada keadilan dan itikad baik di dunia?” Dalam Perpustakaan Qian di Universitas Jaiaotong di Shanghai masih banyak catatan dan peninggalan foto-foto yang bisa kita lihat disana.

Kisah Qian Pergi ke AS Kuliah

Sumber: Ilustrasi dari CCTV China/youtube.com
Sumber: Ilustrasi dari CCTV China/youtube.com
Pada bulan Agustus 1935, Qian yang lulus ujian seleksi untuk kuliah ke luar negeri dibiayai negara naik “President Jackson” cruise berlayar dari Shanghai untuk mengejar gelarmaster di MIT (Massachusetts Institute of Tehnology) di AS.

Di tahun itu, dalam paper makalah berjudul “Rocket”, dimana Qian menggambarkan ambisi tingginya dengan menuliskan puisi berikut: “Dalam malam musim panas yang cerah, memandang bintang dilangit yang bergemerlapan, ada persaan kecewa yang tak tersentuh, apakah memang benar begitu menyedihkan? Ohh tidak, tidak pernah., Kita harus menaklukkan alam semeseta.” (“你在一个清朗的夏夜,望着繁密的闪闪群星,有一种不可及的失望吧,我们真的如此可怜吧,不 绝不,我们必须征服宇宙” : “In a clear and bright summer night, looking up at the dense shining stars, you feel a kind of untouchable disappointment. Are we really so pathetic? No. never. We must conquer the universe.”)

Di MIT, Qian yang perfeksionis ini selalu top dalam kelasnya,  setiap pagi bangun jam 6. Kecuali ke kelas kuliah dan eksprimen, sebagian besar waktunya berada di perpustakaan. Hobinya adalah musik klasik. Boston Symphony Ochestra total mengadakan 20 kali konser dari tahun 1935-1936, Qian tidak pernah abstain sekalipun.

Dalam waktu kurang dari setahun setelah tiba di AS, Qian yang berumur 25 tahun ini melakukan perjalanan melintas kontinental AS dan datang ke Caltech (Calfifornia Institute of Technology) seorang diri, untuk bertemu dengan seorang mentor yang paling penting dalam hidupnya---Theodore von Karman seorang legendaris ilmuwan Yuhudi yang datang ke AS untuk menghindarianti-Semitisme di Jerman pada waktu itu, dan bersama von Karman melakukan studi penerbangan.

Sama sebagai pendatang dari negara lain antara von Karman dan Qian Xuesen para jenius mmepunyai perasaan saling simpati.

Mentornya von Karman dalam buku kenangannya menggambarkan ketika pertama kali bertemu Qian: “Ketika aku mendongak untuk mengamati seorang pemuda yang sedikit pendek dengan tatapan serius, dan menjawab pertanyaan saya dengan jawaban yang sangat presisi, sehingga membuat saya langsung terkesan dengan kecepatan dan ketajaman pikirannya.”

Sumber: Ilustrasi dari CCTV China
Sumber: Ilustrasi dari CCTV China
Dibawah bimbingan von Karman, Qian yang berumur 28 tahun telah memecahkan masalah perhitungan matematis dari “buckling of spherical shell” oleh tekanan eksternal pada penerbangan berkecepatan tinggi dengan sejenis persamaan pendekatan baru (approximation equotion) yang terkenal dengan “Karman-Tsien(Qian) Pressure Volume Law”, yang secara luas digunakan kemudian oleh industri penerbangan internasioanl selama dua puluh tahunan.

Karman-Tsien(Qian) Pressure Volume Law

The velocity potential equation of the two-dimensional non-viscous steady subsonic velocity is a nonlinear partial differential equation in the physical plane (x, y). By proper transformation, the linear equation can be formed on the velocity plane (Vx, Vy), but the boundary condition is to be solved, it is difficult to solve the problem.   In order to solve this difficulty, Qian Xuesen proposed a "tangential gas approximation" method.  The main point is that the isentropic curve of the passing point (poo.1/poo)    is replaced by a tangent line at (poo.1/poo)  ,  in the plane of the reciprocal of pressure and density 1, Flow pressure and density. The introduction of a hypothetical incompressible flow (see compressible flow) between the velocity i and the velocity in the original subsonic flow satisfies the relationship:  

formula-2-58d504b9f87e61072261a19e.png
formula-2-58d504b9f87e61072261a19e.png
In the formula, respectively, for the incompressible flow and sub-sonic velocity in the micro-changes in the number of air for the Mach number. The relationship between the pressure coefficient of a point on the surface of a two-dimensional object in the subsonic flow is related to the pressure coefficient at the corresponding point in the incompressible flow:

formula-3-58d50022747e61f410c08efb.png
formula-3-58d50022747e61f410c08efb.png
The above formula is called the Karman - Qian Xuesen formula. In the formula , 

formula-4png-58d5004e387b61472be55e2b.png
formula-4png-58d5004e387b61472be55e2b.png
for the flow of the Mach number, for the infinite flow rate. For the airfoil, the subsonic flow and the imaginary incompressible flow in the two airfoils around the flow is very close, so you can use this formula directly according to the airfoil in the incompressible flow coefficient of compressibility correction, Flow pressure coefficient. Experiments show that this formula can accurately estimate the pressure distribution on the airfoil over the entire subsonic velocity range, and also estimate the critical Mach value of the airfoil.

tim-jet-propulsion-58d5030060afbd9407a718af.png
tim-jet-propulsion-58d5030060afbd9407a718af.png
Sumber: CCTV China

Pada tahun 1940, Qian bergabung dengan tim yang paling muktahir kala itu di Caltech. Di sebuah lembah, mereka meluncurkan roket pertama. Lembah ini menjadi tempat kelahiran dari penelitian roket AS. Sejak itu fokus penelitian Qian berubah dari penerbangan ke Roket. Von Karman sangat mendambakan melihat upaya orang-orang muda ini mungkin akan mengubah masa depan.

Pada Pebruari 1944, telah berdiri Jet Propulsion Laboratory at California Institute of Technology yang mencakup lintas balisktik, material, propulsi, struktur empat departemen. Qian bertanggung jawab untuk departemen propulsi dan juga mengelola bersamaan dengan sektor lintas balistik.

Pemerintah AS menginvestasikan 3 juta USD untuk penelitian senjata roket dengan kode sandi “GALCIT Rocket Project.”

Setelah P.D. II berakhir, AS mulai menggembangkan perencanaan pembangunan pesawat dan rudal roket “Toward New Hoizon/ yang Mengjangkau Horizon Baru”( Aerodynamics and aircraft design : a report prepared for the AAF Scientific Advisory Group)  Proyek ini menggumpulkan puluhan ilmuwan terkemuka di AS, dalam 13 vulome laporan untuk proyek ini, Qian mengisi bagian kompilasi dari 5 volume dan menulis bagian yang paling penting.

Pada tahun 1947, saat Qian berusia 36 tahun, dia sudah menjadi ahli propulsi roket jet yang terkenal dunia dan sudah menjadi professor tetap MIT. Telah menjadi salah satu bintang paling cemerlang di masyarakat keilmiahan di AS. “New York Times dan “Times” meramalkan bahwa Qian akan menjadi von Braun yang akan terkenal di seluruh dunia.

Karya Lima Tahun Dalam Tahanan Rumah

karya-klasik-qian-xuesen-engineering-cybernetic-58d503495897738b274b3d19.png
karya-klasik-qian-xuesen-engineering-cybernetic-58d503495897738b274b3d19.png
Sumber:CCTV China

Dalam lima tahun berada dalam tahanan rumah, Qian tidak menyia-nyiakan bakatnya dalam menghadapi kesulitan ini. Dia mengundurkan diri dari semua posisi dan mengabdikan dirinya untuk menulis. Ia menyelesaikan makalah setiap bulan selama empat bulan berturut-turut.

Karya klasik dengan 400.000 kata “Engineering Cybernetic” dapat diselesaikan pada masa itu. Dalam bidang penelitian baru ini, Qian sangat merasakan kenyamanan spiritual terbesar.

Dalam menghadapi kehidupannya yang paling sulit yang berada dalam penyiksaan selama 5 tahun, Qian bisa menyelesaikan karyanya “Engineering Cybernetics”. Karya ini adalah salah satu representasi awal Qian Xuesen selama di AS.

Dalam kenyataannya, pemikiran, perangkat teori, metode teknologinya merupakan kombinasi manajemen oragnaisasi teknologi dan cybernatics dalam teknologi rekayasa dikemudian hari menjadi dasar dari rekayasa sistem engineering yang indah.

Mahakarya “Engineering Cybernetics” telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, ini menjadi tonggak penting yang sangat signifikan.

Menemukan Titik Terang Pembebasannya

Pada musim panas 1955, dalam parade akbar yang diadakan di Beijing. Banyak orang datang ke Lapangan Tian’amen untuk ikut merayakan May Day (Hari Buruh Internasional). Qian membaca acara ini dari berita yang dimuat dalam “China Pictorial.” (人民画报/Majalah bergambar resmi pemerintah Tiongkok).

Melihat foto yang dimuat, terjadi hal yang memberi harapan kepada keluarga Qian. Di atas mimbar Tian’anmen, Chen Shutong (陈叔通 ), Wakil Ketua Kongres Nasional Tiongkok berdiri disamping Mao Zedong, Chen Shutong adalah guru dari ayahnya Qian---Qian Junfu (钱均夫) dan juga sahabat lama dari keluarga Qian.

Qian Xuesen yang telah ditahan pihak berwenang AS selama hampir lima tahun, yang selalu ingin kembali pulang ke tanah airnya secepat mungkin untuk berperan serta dalam pembangunan besar negaranya, menyatakan berada dalam kesulitan saat ini, mengharapkan bagaimana bisa kembali ke Tiongkok dengan cara yang paling bisa langsung.

Tapi saat itu mengirim surat dari AS ke Tiongkok akan terlalu menyolok. FBI-AS akan memeriksa surat-surat Qian setiap saat, jika mengirim surat ke Beijing tanpa hati-hati, pemeriksa pasti yang akan membacanya pertama dan terakhir karena akan disita. Semua itu akan sia-sia.

Surat yang ditulis meohon bantuan pembebasannya,  setelah berkeliling setengah bola dunia. Surat Qian untuk meminta dukungan pihak Tiongkok akhirnya tiba di Beijing. Chen Shutong segera mengajukan surat kepada Zhou Enlai. Telegram berharga ini mencatat isi permintaan melepaskan Qian Xuesen untuk pihak AS oleh Departemen Luar Negeri Tiongkok untuk Wang Bingnan (王炳南 ) yang berada di Jenewa untuk berpartisipasi dalam negosiasi Kementrian Sino-AS.

Dalam surat telegram berisi analisis berbagai kemungkinan dari tanggapan pihak AS, tapi pada pokoknya menekankan keinginan untuk melepaskan Qian pada akhirnya.

Di meja perundingan, ketika pihak AS bersikeras bahwa tidak ada warga Tiongkok yang rencananya akan bersedia untuk kembali ke Tiongkok dan dihalang-halangi untuk ditahan oleh pihak AS. Surat Qian menjadi senjata yang paling kuat.

Akhirnya AS mau melepaskan Qian dengan kondisi pertama-tama Tiongkok harus melepaskan 11 mata-mata AS yang ditangkap Tiongkok, dan surat bukti dari Qian, President AS Eisenhower akhirnya setuju membebaskan Qian untuk kembali ke Tiongkok.  Zhou Englai kemudian berkomentar itu pantas dan berharga untuk menukar dengan Qian Xuesen.

Mengetahui bahwa Qian hendak kembali ke tanah airnya, von Karman memberi foto berwarna sebagai souvenir yang dibubuhui tulisan “See you soon in Germany”. Tapi sejak saat itu pasangan guru legandaris dan siswanya itu tidak pernah bertemu lagi. Qian Xuesen sejak itu tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di tanah AS dalam hidupnya.

Kisah Kembali Ke Tanah Air

Pada 17 September 1955, keluarga Qain naik kapal “SS President Cleveland” dan berangkat ke Tiongkok. Dalam menghadapi media dan teman-teman yang datang menghantar dia pergi, Qian Xuesen mengatakan : “Saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk membantu rakyat Tiongkok untuk membangun sebuah negara bahagia dan bermartabat.”

Qian Yonggang putra Qian menuturkan: Ketika kapal sedang berlayar di Samudra Pasifik saat itu betepatan dengan Hari 1 Oktober 1955. Semua orang Tiongkok yang ada diatas kapal senang dengan Hari Nasional negara mereka. Aku malam itu melakukan pesta di kapal untuk diri kita sendiri. Pada saat itu, setiap keluarga menyajikan acara. Bagi keluarga saya (Qian Yonggang) dan kakak  bernyanyi sementara ibu saya bermain piano.

Pada 8 Oktober, Qian Xuesen harus melalui pelabuhan Louhu Port via Hong Kong untuk kembali ke Republik Rakyat Tiongkok. Akhirnya perjalanan panjang pulang yang telah mengalami periode lima tahun dengan penuh kesengsaraan dan penuh pengalaman menarik akhirnya berhenti disini.

Qian Yonggang menceritakan kembali: “ Ibu saya menceritakan kepada saya, sebenarnya ketika pertama tiba,  situasinya sangat tegang itu terjadi di Shenzen. Pada saat itu sudah menjadi kebiasaan bagi setiap penumpang yang tiba Hong Kong untuk masuk ke RRT harus masuk melalui gerbang pabean Louhu RRT, disitu ada sebuah jembatan sekitar 300 meter, kita harus berjalan kaki untuk masuk ke Luohu RRT, jembatan itu menjadi daerah tidak bertuan yang tidak dikendalikan oleh semua pemerintah negara. Jadi antara ayah dan ibu sudah sepakat jika di atas jembatan terdengar suara tembakan, ibuku akan mempercayakan dua anaknya kepada dua orang lainnya. Ibu dan ayah akan bertiarap di tempat dan ibu berada diatas untuk melindungi ayah. Rencana itu telah dibahas jika terjadi keadaan darurat. Dapat dibayangkan betapa tegangnya kami. Tapi beigtu tiba di gerbang pabean Luohu RRT kami merasa lega. Kita merasa benar-benar sudah berada di RRT tanah air dan kampung halaman kami...”

Pada 13 Oktober tahun itu, tiga generasi keluarga Qian akhirnya bersatu kembali di Shanghai. Dan hari itu kebetulan juga hari ulang tahun putra Qian, Qian Yonggang.

Sekarang, di gedung apartemen ini di pinggiran barat kota Beijing Qian Xuesen telah tinggal dan hidup disini hampir 60 tahunan, putranya Qian Yonggang masih tinggal disini. Malam hari dia masih sering membuka labum foto kisah kenangan selama perjalanan pulang ke tanah airnya.....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.britannica.com/topic/China-National-Space-Administration#ref1091688

https://www.britannica.com/biography/Qian-Xuesen

http://w.baike.com/oXllBVUVHBwINQV1W.html

http://www.latimes.com/nation/la-me-qian-xuesen1-2009nov01-story.html

https://zh.wikipedia.org/zh-hans/%E9%92%B1%E5%AD%A6%E6%A3%AE

http://baike.baidu.com/item/%E9%92%B1%E5%AD%A6%E6%A3%AE/26105

http://baike.baidu.com/item/%E4%B8%AD%E5%9B%BD%E8%88%AA%E5%A4%A9

http://baike.baidu.com/item/%E5%8D%A1%E9%97%A8-%E9%92%B1%E5%AD%A6%E6%A3%AE%E5%85%AC%E5%BC%8F 

CCTV China : 国家记忆

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun