Akhirnya AS mau melepaskan Qian dengan kondisi pertama-tama Tiongkok harus melepaskan 11 mata-mata AS yang ditangkap Tiongkok, dan surat bukti dari Qian, President AS Eisenhower akhirnya setuju membebaskan Qian untuk kembali ke Tiongkok. Zhou Englai kemudian berkomentar itu pantas dan berharga untuk menukar dengan Qian Xuesen.
Mengetahui bahwa Qian hendak kembali ke tanah airnya, von Karman memberi foto berwarna sebagai souvenir yang dibubuhui tulisan “See you soon in Germany”. Tapi sejak saat itu pasangan guru legandaris dan siswanya itu tidak pernah bertemu lagi. Qian Xuesen sejak itu tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di tanah AS dalam hidupnya.
Kisah Kembali Ke Tanah Air
Pada 17 September 1955, keluarga Qain naik kapal “SS President Cleveland” dan berangkat ke Tiongkok. Dalam menghadapi media dan teman-teman yang datang menghantar dia pergi, Qian Xuesen mengatakan : “Saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk membantu rakyat Tiongkok untuk membangun sebuah negara bahagia dan bermartabat.”
Qian Yonggang putra Qian menuturkan: Ketika kapal sedang berlayar di Samudra Pasifik saat itu betepatan dengan Hari 1 Oktober 1955. Semua orang Tiongkok yang ada diatas kapal senang dengan Hari Nasional negara mereka. Aku malam itu melakukan pesta di kapal untuk diri kita sendiri. Pada saat itu, setiap keluarga menyajikan acara. Bagi keluarga saya (Qian Yonggang) dan kakak bernyanyi sementara ibu saya bermain piano.
Pada 8 Oktober, Qian Xuesen harus melalui pelabuhan Louhu Port via Hong Kong untuk kembali ke Republik Rakyat Tiongkok. Akhirnya perjalanan panjang pulang yang telah mengalami periode lima tahun dengan penuh kesengsaraan dan penuh pengalaman menarik akhirnya berhenti disini.
Qian Yonggang menceritakan kembali: “ Ibu saya menceritakan kepada saya, sebenarnya ketika pertama tiba, situasinya sangat tegang itu terjadi di Shenzen. Pada saat itu sudah menjadi kebiasaan bagi setiap penumpang yang tiba Hong Kong untuk masuk ke RRT harus masuk melalui gerbang pabean Louhu RRT, disitu ada sebuah jembatan sekitar 300 meter, kita harus berjalan kaki untuk masuk ke Luohu RRT, jembatan itu menjadi daerah tidak bertuan yang tidak dikendalikan oleh semua pemerintah negara. Jadi antara ayah dan ibu sudah sepakat jika di atas jembatan terdengar suara tembakan, ibuku akan mempercayakan dua anaknya kepada dua orang lainnya. Ibu dan ayah akan bertiarap di tempat dan ibu berada diatas untuk melindungi ayah. Rencana itu telah dibahas jika terjadi keadaan darurat. Dapat dibayangkan betapa tegangnya kami. Tapi beigtu tiba di gerbang pabean Luohu RRT kami merasa lega. Kita merasa benar-benar sudah berada di RRT tanah air dan kampung halaman kami...”
Pada 13 Oktober tahun itu, tiga generasi keluarga Qian akhirnya bersatu kembali di Shanghai. Dan hari itu kebetulan juga hari ulang tahun putra Qian, Qian Yonggang.
Sekarang, di gedung apartemen ini di pinggiran barat kota Beijing Qian Xuesen telah tinggal dan hidup disini hampir 60 tahunan, putranya Qian Yonggang masih tinggal disini. Malam hari dia masih sering membuka labum foto kisah kenangan selama perjalanan pulang ke tanah airnya.....
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://www.britannica.com/topic/China-National-Space-Administration#ref1091688