Setelah kegembiraan ini, Xie Paifen dan perwira serta parjurit dari AU sangat menyadari terbang di atas mulut gunung Kangding ini hanya langkah pertama untuk masuk Tibet dan dataran tinggi misterius ini tidak akan menjadi bagian penerbangan yang lembut dan mudah.
Karena selama perjalanan pulang, pesawat lain yang mengikuti Xie Paifen bertemu dengan aliran udara ke bawah yang keras dan ketinggian pesawat tiba-tiba menurun 300 meter. Dispatcher (awak pesawat untuk kargo) di kabin terlempar keatas dan kebanting ke lantai pesawat, sehingga membentur langit-langit pesawat dengan keras, mengalami gegar otak. Hal semacam ini yang paling dikhawatirkan Xie Paifen.
Setelah melewati mulut gunung Kangding, bukannya daerah dataran tinggi datar tapi daerah yang curam dengan pegunungan tinggi dan lembah yang dalam. Pasukan darat berbaris maju menuju Garze dan rute udara juga ikut maju sepanjang kemajuan mereka. Sehingga mereka masih perlu terbang di atas lembah pegunungan dan sekitar puncak-puncak gunung.
Selama melakukan droping udara, mereka membawa botol oksigen minim dan oksigen akan cepat habis. Sedang kabin belakang tidak dilengkapi dengan botol oksigen seperti pesawat buatan yang belakangan. Setelah oksigen kabin depan habis, awak pesawat petugas melepas kargo dan navigator di kabin belakang akan memberi botol oskigen untuk pilot, komandan pesawat dan navigator di kabin depan.
Ketika Xie Paifen menugaskan sebuah pesawat dan awak pesawat untuk mencoba terbang ke Garze, sebuah pesawat tiba-tiba menghilang saat melakukan droping udara menghilang berikut semua awak pesawatnya. Tidak tahu dimana hilangnya, hanya tahu sebelum menghilang mereka menemui awan cumulus saat terbang kembali. Tim penerbangan mencari sepanjang waktu, tetapi tidak pernah menemukannya.
Dua tahun kemudian pada musim panas saat salju meleleh rakyat menemukan roda pesawat yang terhanyut air salju mengalir ke bawah, ditemukan orang desa berjalan kaki di atas sekitar lembah sungai, akhirnya ditemukan runtuan pesawat di tempat diatas 8.500 meter.
Tapi mereka tidak pernah menemukan sisa jasad dari semua awak pesawat yang jatuh tersebut. Di tempat yang sepi dan jauh ini, meskipun awak pesawat ini berhasil hidup setelah pesawat jatuh, tapi mereka harus menghadapi srigala dan harimau liar yang hidup disana.
Akhirnya walaupun pintu langit Tibet telah terbuka, tapi itu berkat Xie Paifen dan semua kawan seperjuangan yang berjuang setahap demi tahap dalam tes kejam melawan dataran tinggi yang misterius.
Saat itu pemerintah pusat Beijing sedang merencanakan memecahkan masalah rakyat Tibet dari banyak aspek. Namun di Chamdo Getak Tulkou salah satu pemimpin Tibet setara Dalai-lama yang sedang membujuk pemberontak separatis di Tibet untuk menyerah telah diracun mati oleh agen mata-mata Inggris, sehingga perundingan damai jadi gagal.
Sehingga aksi militer tidak bisa dielakkan. Maka direncanakan mengirim Korps 18 sebanyak hampir 20.000 tentara untuk benar-benar memadamkan pemberontakan bersenjata di Chamdo (昌都) dan menangkapnya, serta sekaligus untuk menangkap kekuatan utama pemberontak Tibet, dan mempromosikan perdamaian melalui pertempuran.