Kilas balik pada tahun 2011 bulan September, di New York mulai terjadi gerakan yang dinamakan “Occupy Wall Street” (Menduduki Wall Street), gerakan ini dengan cepat menjalar ke ratusan kota di AS termasuk Los Angeles, Chicago, Boston, dan Washington D.C., demontran ini mengklaim bahwa mereka mewakili 99% dari rakyat Amerika dan menyatakan perang pada 1% orang-orang terkaya Amerika. Mereka memprotes bahwa yang 1% ini pengontrol nyata pemerintahan AS, sehingga jarak antara yang terkaya 1% dan rakyat lainnya yang 99% tumbuh semakin besar.
Gerakan “Occupy Wall Street” benar-benar mengungkapkan ketidak-seimbangan di AS dalam “membuat kue” dan “membagi kue.”
Ini sangat menunjukkan konflik sosial saat ini di AS. Dalam situasi demikian salah satu metode adalah untuk mencoba menengahi antara kedua perbedaan pembagian kue ini, pihak Demokrat mencoba melakukan dengan menjanjikan untuk membuat kue yang lebih besar, dan mengiris pembagian itu lebih merata, tetapi keanyataanya mereka tidak benar-benar melakukan itu.
Pihak Republikan lebih terang-terangan, mereka membawa kelompok orang kaya. Dengan mengatakan melakukan dua gol adalah tidak mungkin, sehingga mereka membuat rencana sederhana, untuk membuat kue secara keseluruhan lebih besar, dan kemudian akan tidak khawatir tentang bagaimana itu akan dibagi.
Tapi mereka dapat membuat publik AS percaya bahwa sekali kue rnenjadi lebih besar, maka bagian yang lebih kecil pun juga akan lebih besar.
(*Dalam politik, "pintu putar" adalah gerakan personil antara peran sebagai legislator dan regulator dan industri dipengaruhi oleh undang-undang dan peraturan).
Aspek historis, telah mengubah aspek pemilihan sekarang dimana pemilih mendorong yang 1% di AS untuk tampil kepermukaan.
Beberapa pihak bahkan dengan bergurau dengan mengatakan, di masa lalu kapitalis kaya melalui perwakilannya mengelola negara, tapi sekarang mereka sudah tidak menyukai cara begitu, mereka lebih suka tampil sendiri dan mengusai sendiri.
Lalu banyak yang bertanya mengapa para pekerja kerah biru mendukung mereka?
Mereka memiliki industri padat karya di belakangnya. Perusahaan-perusahaan ini sering memiliki puluhan ribu karyawan, sehingga mereka mempromosikan infrastruktur, dan itu terlihat benar-benar memuaskan kepentingan rakyat di belakangnya. Semakin infrastruktur dibangun, semakin perusahaan-perusahaan ini mendapatkan keuntungan.