Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Terjadi Pasca Keputusan Tribunal Sementara Arbitrase Laut Tiongkok Selatan

26 Agustus 2016   19:28 Diperbarui: 27 Agustus 2016   08:02 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak analis yang berpikir bahwa negara-negara ASEAN juga tidak mau melihat kepentingan mereka sendiri terpengaruh oleh kepentigan negara-negara tertentu, terutama negara-enegara extra-regional yang memperkeruh perairan di kawasan tersebut.

Mereka sepertinya mengerti: jika dua gajah bertarung di ladang tebu di depan rumah kita, ladang tebu akan rusak, jadi semua merasa ada kekhawatiran yang sama.

Tapi akan lain dengan tiga negara ekrtra-regional seperti AS, Jepang dan Australia yang muncul dengan pandangan berbeda dan aktif. Pada malam 25 Juli 2016, tiga negara ini mengeluarkan pernyataan bersama menyerukan Tionmgkok dan Filipina untuk mematuhi secara efektif secara hukum keputusan kasus arbitrase ini.

Pada 27 Juli 2106, Menlu AS, John Kerry bergegas ke Filipina, dimana berjanji untuk memberikan 32 juta USD bantuan dana untuk Departemen Nasional Filipina yang akan digunakan untuk meningkatkan pelatihan penegakkan hukum dan pelayanan.

Namun, ketika menanggapi pertanyaan wartawan, juru bicara presiden Filipina mengatakan bahwa presiden (Duterte) tidak anti-Amerika, tetapi dia bukan pendukung AS. Dia juga tidak melupakan penderitaan yang disebabkan Kolonialis Barat dan oleh AS.

Kepura-puraan AS di LTS

Sejauh yang menyangkut tentang AS, AS pada dasarnya menggunakan segala sesuatu yang bisa, termasuk pengiriman kapal perang, untuk mendorong negara-negara terkait untuk melaksanakan arbitrase, dan mengajak negara ekstra-regional untuk melakukan partroli di kawasan tersebut.   Dengan harapan untuk memperoleh efek halus pada situasi di LTS.

Reuters mengutip dari pejabat anonim AS mengatakan, bahwa AS berusaha untuk melakukan “diplomasi tenang” di kawasan LTS untuk menjaga dunia luar agar tidak memberi kesan bahwa “AS saat ini memimpin aliansi untuk menekan Tiongkok.”

John Kerry mengatakan pada Rapat Menlu ASEAN bahwa AS tidak akan memihak pada salah satu pihak dalam kasus arbitrase ini. Tapi ini adalah permainan kekuasaan. Barack Obama juga secara terbuka setelah keputusan kasus ini dirilis mengatakan, bahwa AS tidak akan mengubah kebijakan untuk LTS.

Pada kenyataannya, AS masih belum “membalikkan halamannya” untuk kasus arbitrase LTS. Pada minggu, ketika keputusan arbitrase diumumkan, AS memindahkan kapal patroli Hamilton-class yang ke-3 USCGC Boutwell ke Filipina, sebelum ini AS telah memindahkan dua kapal patroli yang sudah ditarik sebelumnya (non-aktif) yang sama klasnya ke Filipina.

uscg-boutwell-57c0300620afbd2d4c6b0027.png
uscg-boutwell-57c0300620afbd2d4c6b0027.png
Selama kunjungan Obama ke Filipian pada bulan Nopember 2015, ia juga berjanji untuk memberikan dua frigate lagi ke Manila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun