Hubungan antara think tank AS dan pengambil keputusan sangat erat dan mulus. Mayoritas orang yang bertanggung jawab atas proyek think tank di AS serta CEO atau wakilnya dari orang think tank ini, atau personil pada tingkat ini hampir semua telah berpengalaman dengan posisi di pemerintahan AS.
Jadi mereka tahu apa yang dibutuhkan pengambil keputusan. Mereka jelas memahami irama pengambil keputusan di seluruh musim atau periode sepanjang tahun. Mereka juga sangat jelas paham pola operasi politik di dunia, sehingga mereka tahu apa yang diperlukan dalam agenda politik global, dan apa yang mereka butuhkan untuk diberikan.
Tapi untuk daftar musuh-musuh hanya ditampilkan AS dengan menggunakan suara disektor keamanan. Pada kenyataannya, dalam bidang ekonomi, budaya, teknologi, dan sektor lainnya, AS menggunakan suara yang kuat dan berkemampuan untuk memandu agenda internasional diskusi untuk membimbing politik global, untuk kepentingan hegemoniknya sendiri.
AS memiliki sifat yang unik untuk itu. Seluruh negeri bertindak dalam tiga langkah. Langkah pertama adalah untuk menjelekkan (demonize) negara. Langkah kedua adalah untuk mengisolasi negara dan melemahkan kekuatannya, dan langkah ketiga menyerang negara itu.
Bisa dilihat dari pengalaman Irak dan Lybia, yang terjadi mereka mencoba untuk melakukan hal yang sama di Syria, tetapi tidak berhasil.
Kasus arbitrase LTS adalah contoh klasik dari AS mendorong mantan pemerintah Filipina untuk mengunakan “UNCLOS” dalam berusaha untuk mendistorsi Tiongkok menjadi “gangguan tatanan internsional.”
Antonia Valdes, mantan wakil Menteri Pendidikan Filipina, mengatakan : AS dan Barat akan menggunakan cara ini untuk menjelekkan Tiongkok, membuat Tiongkok terlihat sangat buruk, Itu adalah cara AS dan pers Barat. Itulah jalannya. Media adalah senjata. Mereka menggunakan media sebagai senjata. Lebih lanjut dikatakan....
AS sering mendorong untuk agenda global seperti ini yang penuh dengan ketidak adilan. Ketika datang ke masalah kontraterorisme, ancaman ke AS adalah “terorisme.” Namun ancaman yang sama dihadapi negara-negara lain dipandang oleh AS sebagai “isu nasional.”
Dengan menghadapi suara Barat yang begitu kuat, jangan heran suara Tiongkok menjadi lemah dalam masyarakat internasional.
Cara Operasi Think Tank AS