Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Upaya Hegemoni Global AS dengan Konsep Pangkalan Militer “Lily Pads” (1)

11 Juli 2016   11:59 Diperbarui: 23 November 2016   10:02 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut pandangan pengamat militer, Palawan sangat dekat dengan Laut Tiongkok Selatan, jaraknya kurang dari 500 km dari pusat Kepulauan Nansha. Yang kedua, lokasinya difokuskan di bagian utara Luzon, dari lokasi ini jika angkatan udara terbang dari pangkalan udara tersebut di masa depan, maka militer AS yang memiliki pesawat pengintai strategis seperti R-7135 dan dari AL memiliki P-3C, EP-3 dan P-8A pesawat patroli anti-kapal selam bisa memantau garis pulau-pulau di sekitar Pulau Hainan, termasuk Kepulauan Xisha (Paracel Islands)

Jika dari Pangkalan Udara Kadena di Okinawa, akan menjadi 1.000 km lebih jauh bila di bandingkan dari Filipina, maka akan lebih ekonomis dan lebih cepat mencapai lokasi.  Kedua, dapat menghemat bahan bakar dan meningkatkan waktu operasi di udara lebih dari dua jam.

Tapi saat ini,lima pangkalan militer Filipian ini tidak termasuk yang sebesar Pangkalan Clark. Kerena itu banyak analis yang percaya Filipina akan membuka pangkalan militerya lebih banyak lagi kepada AS.

Secara historis, metode yang paling umum bagi militer AS dalam mengerahkan pasukan militernya di seluruh dunia meliputi:

Pertama, menciptakan turbulensi di daerah yang akan dituju, agar mempunyai alasan untuk menggelar pasukan di daerah tersebut.

Kedua, menyesuaikan jumlah pasukan dalam latihan-latihan tertentu di kawasan tertentu, melalui latihan militer bersama dan cara-cara lainnya, kemudian secara terbuka atau diam-diam menolak untuk meninggalkannya.

Ketiga, menggunakan kunjungan khusus untuk membuat kehadirannya di daerah tertentu.

Kini, sengketa Laut Tiongkok Selatan terlihat meningkat, dan militer AS tampaknya akan menggunakan alasan ini untuk secara bertahap meresapkan pasukannya ke Asia Tenggara dan Asia Timur, dan akan menjadikan diri sedapat mungkin menjadi  “pengawal di bagian garis belakang (beking)” dalam konflik tersebut.

Dari sini, kita dapat melihat bahwa latihan militer Filipiana-AS, dan dengan membukanya Filipina untuk pangkalan militernya kepada AS, ini bukannya suatu tindakan sederhana mereka secara bilateral, disini tersembunyi binih strategi umum, yang menjurus pada strategis mereka.

Pada 1 Juli 2015, Menhan AS Ashton Carter menjadi tuan rumah konferensi pers, pada saat itu Kepala Staf Gabungan Martin Demsey dengan resmi mengumumkan kepada publik AS tentangan laporan “Strategi Militer Nasional”, yang merupakan untuk pertama kalinya diperbarui sejak 2011.

Dalam laporan ini yang menjadi menarik perhatian media global ada yang menyatakan seperti berikut: “Hari ini, kemungkinan keterlibatan AS dalam perang antarnegara dengan kekuatan utama dinilai rendah tetapi sedang tumbuh”  Dalam laporan tersebut untuk penguatan jaringan global dengan sekutu dan mitra telah ditulis dalam satu bab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun