Salah satu bagian adalah akan mengerahkan pasukan di garis depan melalui aliansi keamanan, dan semacam hubungan seperti dengan Korsel, jepang dan Filipina. Mereka menginginkan kehadiran militer dengan dikerahkan ke garis depan.
Bagian penting lainnya adalah hubungan dengan Tiongkok. Meskipun telah dilakukan penyesuaian berkali-kali di tahun-tahun sejak dilakukan hubungan diplomatik dengan Tiongkok, tapi pada dasarnya kebijakannya tetap sama, hal yang sama digunakan dengan satu pihak tetap menjaga kontak dengan Tiongkok, sementara juga melakukan penekanan juga. Kedua monuver ini digunakan bersama-sama.
Beberapa ahli percaya bahwa ini merupakan hasi dari penyesuai terus AS dan eksalasi atas kebijakan AS terhadap Tiongkok. Sebelum AS melancarkan strategi untuk menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik, Asia telah secara alami membentuk model pembangunan ekonomi yang didorong oleh perkembangan pembangunan Tongkok.
Pertukaran ekonomi antara Tiongkok dan negara-negara tetangganya di Asia telah tumbuh menjadi lebih dekat, dan ekonomi Asia mengambil pola pembangunan yang proposional dari perkembangan Tiongkok. Negara-negara Asia mempertahankan hubungan pola perkembangan yang relatif seimbang dan damai di antara mereka.
Para analis mengkhawatirkan jika AS menerapkan strategi untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik, pola pembangunan yang relatif seimbang dan damai di Asia akan terganggu dalam waktu singkat.
Pengamat melihat awalnya hal itu bukan dipusatkan di sekitar Tiongkok, di masa lalu itu dipusatkan di sekitar AS sendiri. Di masa lalu AS masih percaya berada di posisi terdepan di kawasan ini yang masih sangat stabil dan itu masih berpusat di sekitar AS.
Kala itu AS masih meremehkan memandang rendah Tiongkok. Karena seringkali AS menyatakan “engaging China”(keterlibatan Tiongkok) yang merupakan kebijakan dalam kontak dengan Tiongkok. AS berpikir bahwa pengaruhnya sangat kuat, dan bekerjasama dengan Tiongkok itu hanya disebutkan melibatkan Tiongkok, dengan anggapan bisa memperkenalkan siistemnya kepada Tiongkok. Tapi kini keadaanya berbeda.
Tapi AS sekarang lain lagi, berpusat di sekitar Tiongkok, membangun hubungan sekutu untuk menghadapi Tiongkok dan usaha untuk mengerahkan kekuatannya untuk menghadapi Tiongkok yang juga berarti melawan Tiongkok.
Upaya AS Dalam Masa Jabatan Obama Kedua
Setelah Obama memulai masa jabatan yang kedua, strategi “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” secara diam-diam terus meningkat.
Pada 10 April 2015, di McCain Institute di Arizona State University, Ashton Carter yang baru daingkat sebagai Menhan AS, dalam pidatonya mengenai strategi untuk “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” memperkenalkan fase baru dalam strategi ini, yang termasuk pergelaran senjata “kelas tinggi, presisi, dan canggih” , memperkuat aliansi, dan mengembangkan kemitraan, serta mempromosikan “Trans-Pacific Trade Partnership (TPP).”