[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]
Dari Zuwen dan Hepu ke Sri Lanka, satu kali jalan perlu berlayar satu tahun. Bagi kita sekarang mungkin ini suatu diluar imaginasi. Tidak ada literatur tentang bagaimana rute ini dibuka dan kemudian itu menjadi yang pertama terbuka untuk nevigasi, hingga kini masih menjadi misteri.
[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]
Dibawah ini adalah salinan dari “Geng Lu Bu” (更路簿) yang ditranskripkan pada periode Republik Tiongkok dan ditempatkan di Museum Qionghai, Provinsi Hainan.
“Geng” (更) dari “Geng Lu Bu” adalah unit satuan untuk mengukur jangkauan. Satu hari dan malam dibagi menjadi 12 “geng.” Durasi ‘geng” dihitung pada jumlah dupa dibakar. Secara kasar, selama berlayar, kapal pada umumnya dapat melakukan perjalanan 60 li (里) selama satu “geng.” Jadi 60 li adalah salah satu “geng.” (1 li里= 0,5 km ).
[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]
Ada banyak versi “Geng Lu Bu” di Rakyat Hainan. Beberapa versi ada yang secara rinci mencatat detail dari terumbu yang terendam air laut, kepulauan, parung pasir, dangkal dan saluran air, situasi produk alamnya, astronomi dan pengetahuan meteorologi dari Kepulauan di Laut Tiongkok Selatan. Hal ini dicatat dan dikumpulkan oleh nelayan dalam kurun waktu yang lama dari pengalaman praktis dilapangan mereka. Awalnya “Geng Lu Bu” yang ada adalah salinan tulisan tangan pada masa Dinasti Ming.
Menurut Qi Ji Xiang (齐吉祥), Peneliti dari Museum Nasional Tiongkok , Modus produksi nelayan kuno sangat tradisional. Untuk kurun waktu yang lama, tidak ada perubahan besar yang terjadi.
Orang memilih obyek referensi ini dengan insting ketika akan keluar atau berlayar, yaitu dengan mereka membuat tanda. Dengan cara yang sama, beberapa referensi obyek nelayan memilih saat melaut juga disimpan di “Geng Lu Bu’ yang mencerminkan mode navigasi darat saat itu dimana beberapa koordinat geografis dianggap sebagai objyek acuan utama.
Dengan memakai navigasi darat memiliki masalah, orang tidak bisa jauh dari pantai dan pergi berlayar ke tempat yang jauh. Dalam hal ini orang menjadi agak pasif ketika memilih rute. Meskipun mereka melakukan navigasi lepas pantai, dapat dikatakan bahwa situasi kelautan terus berubah dengan cepat, sehingga orang harus sering berurusan dengan hal-hal seperti gelombang laut dan terumbu, jadi navigasi menjadi sangat sulit.
Perlu juga diketahui 2000 tahun yang lalu, navigasi laut bukan sesuatu hal yang mudah dan lancar. Jalur Sutra Maritim dibuka orang Tiongkok harus dianggap sebagai perjalanan melintasi samudra awal dan jauh dalam sejarah manusia.