[caption caption="www.youtube.com & ilustrasi pribadi"]Negara Timteng Yang terlibat perang di Syria
Peringkat Kekuatan Militer Turki Merosot
Di medan perang Syria, Rusia dan Iran telah menjadi lawan yang kuat bagi Arab Saudi dan Turki. Kreig penasehat militer Qatar mengatakan, Arab Saudi dan Turki keduanya harus membalikkan situasi pertempuran, sehingga Arab Saudi memungkinkan mengkoordinasikan operasi dengan Turki dan Qatar.
Baru-baru ini, pada bulan Pebruari 2016, global.firepower.com merilis peringkat kekuatan militer 126 negara. Karena penurunan ekonomi , Turki jatuh dari peringkat 8 di dunia menjadi peringkat 10. Tapi dengan tentara 690.000 orang, jet tempur 950 lebih, dan 2.400 lebih tank tempur utama, menjadi peringkat ketiga dalam NATO, setelah AS dan Inggris.
[caption caption="www.globalfirepower.com"]
Menurut DefenseNews.com, AS melaporkan pada 16 Desember 2015, Turki akan membangun pangkalan militer di Qatar dan dan memarkaskan (garisson) 3.000 tetnata di sana. Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah menampilkan roadmap (peta jalan) garis kerasnya ke seluruh dunia, yang telah dijuluki “ Sultan Ottoman zaman baru”oleh majalah Inggris “Economist.”
Erdogan ini mempunyai banyak ide, media menyebut dia Putin versi Turki. Dia sangat aktif dan mempunyai banyak ide, diplomatis. Tapi kadang-kadang strateginya tidak sama dengan NATO atau strategi AS.
Sebagian besar Turki sebelah tenggara adalah wilayah atau teritori orang Kurdi. Untuk mencegah Kurdi di Irak dan Syria serta di Turki bergabung dengan otonomi Kurdi, selama lebih 10 tahun Turki telah menempatkan markas tentara di Irak utara, meskipun Irak terus memprotes.
Pada 14 Pebruari tahun ini, militer Turki membombardir banyak pangkalan Kurdi di Syria utara. PM Turki, Davutoglu bersikeras menentang yang mengizinkan Unit Perlingdungan Rakyat Kurdi Syria (Syria’s Kurdish People’s Protection Units) ikut menghadiri pembicaraan damai di Jenewa. Dia mengatakan bahwa kelompok ini adalah “teroris”yang tingkatannya sama dengan “ISIS”.
Turki melarang budaya dan bahasa Kurdi serta pendidikan mereka sendiri, karena itu tidak heran pasukan oposisi Kurdi dan ide-ide memberontak jadi sangat lazim. Kita telah melihat Turki sedang mencoba menggulingkan pemerintah Bashar al-Assad di Syria, sementara itu juga menembak jatuh jet tempur Rusia, dan pada saat yang sama telah mengumumkan bahwa mereka telah menyerang “ISIS”dan juga menyerang pasukan Kurdi yang sebenarnya bermusuhan dengan kekompok-kelompok ekstrimis.
Beberapa media telah berkomentar dengan mengatakan dalam pandangan Turki “Musuh dari musuh saya masih tetap menjadi musuhku.”