Di Aleppo, militer Syria mengalami serangan di kedua front, timur dan barat dari pasukan “ISIS” dan oposisi.
Pada akhir Oktober 2015, dengan bantuan dari AU-Rusia, situasi pertempuran militer Syria mengalami peubahan besar. Dimulai 16 Oktober 2015, militer Syria mengirim satuan elit mekanik“Pasukan Harimau”dengan bekerjasama dengan Hizbullah dan pasukan milisi yang pro pemerintah. “Pasukan Harimau” berhasil maju 170 km hingga lebih 200 km dalam 26 hari, menuju ke timur dan kemudian ke utara, menerobos blokade yang sudah 36 bulan yang sudah dilakukan pada pangkalan AU Kweires, Aleppo.
Sebelumnya sejak mulai tahun 2012, pemerintah al-Assad diyakini oleh beberapa media dan pejabat di Barat tidak akan mampu untuk bertahan dan berlanjut. Tapi kita melihat bahwa setelah lima tahun, berkat dukungan Rusia kekuatan utama dari luar kawasan dan Iran yang merupakan kekuatan utama kawasan ini, dapat bertahan. Tapi bagamanapun juga karena Syria memiliki militer yang berkemampuan perang dan mempunyai semangat untuk perang melawan terorisme, kalau tidak hal ini tidak akan bertahan begitu lama.
Untuk mendukung Syria, Rusia tidak hanya mengalokasikan 10 satelit militer untuk memantau pergerakan musuh di segala cuaca, dengan tidak ada zona mati, selain itu juga telah tercapai kesepakatan intelijen dalam berbagi informasi untuk kontra terorisme dengan Syria, Iran dan Irak.
Metode teknologi tinggi Rusia dan pengawasan personil dari tiga negara ini membuahkan hasil intelijen tempur mereka yang cepat, efektif, akurat dan dapat diandalkan. Dan setelah itu militer Sryia mengepung kota Aleppo dari barat, selatan dan timur.
Menurut laporan Mayadeen TV, Lebanon pada 7 Pebruari 2016, setelah militer Syria merebut kembali kota Ratyan dan kota Mayer di daerah utara Provinsi Aleppo, mereka terus maju ke Tell Rifaat yang hanya berjarak 13 km di perbatasan dengan Turki.
Wilayah yang sudah dikuasai “ISIS”sepanjang perbatasan Syria-Turki sudah menyusut lebih dari dua pertiga.
Tujuan Rusia pada dasarnya sudah tercapai. Rusia, Iran dan seluruh kelompok Syiah telah membantu kelompoknya---pemerintah Bashar al-Assad, dan pada dasarnya membantu pemerintah al-Assad menstabilkan situasi. Militer Syria sudah berada seperti dalam situasi malam sebelum mulai serangan balik.
Rusia ingin mengontrol kawasan Timur Laut Mediteranea, yang merupakan garis pantai barat Syria, dan yang pada dasarnya sudah berada ditangan Rusia dan pemerintah Syria.
Pada 14 Januari 2016, AU-Syria dan AU-Rusia melakukan operasi serangan udara bersama melawan kelompok ekstrimis di Syria. Menurut laporan, saat ini, Rusia telah mengerahkan lebih dari 70 jet tempur dan helikopter di Syria, dan bahkan memobilisasi jet tempur Su-35 yang menjadi kebanggaannya.
Di pangkalan udara Khmeimim, Rusia telah mengerahkan S-400 dan “Pantsir-S” sistem pertahanan udara. “Pantsir sistem pertananan udara yang dapat menghancurkan jet tempur, helikopter, UAV atau bahkan rudal balistik di udara.”